Universitas Setia Budi Surakarta: USB e-journal
Not a member yet
854 research outputs found
Sort by
DESKRIPSI KETERAMPILAN ASESMEN DAN STIMULASI HOTs GURU SEKOLAH DASAR: STUDI KUALITATIF
In elementary school learning process, teacher skill in conducting assessment and stimulation determined the extent of student’s thinking processes in classroom. The results of the assessment were used to determine learning stimulation. The qualitative study in this research aims to obtain an overview of teacher skills in assessing and stimulating student abilities in the classroom. Data was obtained through Focus Group Discussions with teacher representatives from each grade level. The results of the research show that the implementation of assessments carried out by elementary school teachers includes: asking questions about students and their surroundings, giving tests with easy to difficult questions, making observations during learning, and reporting student obstacles and progress. Furthermore, findings on activity stimulation include (1) developing counting, writing, and reading abilities; (2) providing games, cross-field projects, and (3) providing trigger questions to build concepts. Stimulation activities still involve the cognitive demands of remembering and building concepts. Therefore, it is necessary to develop teacher skills in developing activities that encourage students' thinking processes at a higher level, namely strategic and broader thinking.Dalam pembelajaran Sekolah Dasar, keterampilan guru dalam melakukan asesmen dan stimulasi menentukan sejauh mana proses berpikir siswa di dalam kelas terjadi. Hasil asesmen digunakan untuk menentukan stimulasi pembelajaran. Studi kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran keterampilan guru dalam asesmen dan stimulasi kemampuan siswa di kelas. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion pada perwakilan guru dari setiap jenjang kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan asesmen yang dilakukan guru SD, meliputi: memberikan pertanyaan mengenai siswa dan sekitarnya, memberikan tes dengan soal yang mudah hingga sulit, melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung, dan pelaporan kendala dan perkembangan siswa. Selanjutnya, temuan pada aktivitas stimulasi meliputi pengembangan kemampuan calistung, permainan, proyek lintas bidang, dan memberikan pertanyaan pemantik untuk membangun konsep. Aktivitas stimulasi masih berada pada tuntutan kognitif mengingat dan membangun konsep. Dengan demikian, perlu adanya pengembangan keterampilan guru dalam mengembangan aktivitas yang mendorong proses berpikir siswa pada tingkat yang lebih tinggi yaitu berpikir strategis dan lebih luas
Penerapan Lean Manufacturing Guna Mengurangi Waste dengan Metode Value Stream Mapping dan Waste Assessment Model Pada Home Industry Konveksi Warsito
One of the home industry conventions warsito in the Pati area produces clothing products like pyjamas. This home industry is run by individuals or families on a small scale. Convex home industries often face the challenge of managing efficient production processes and meeting consumer expectations. Faced with such challenges, they often face problems of waste in the production process, such as excessive inventory, waiting times, unnecessary movements, and inefficient processes. Therefore, to eliminate such waste, the concept of lean manufacturing is needed. This research discusses waste reduction using the Value Stream Mapping (VSM) and Waste Assessment Model (WAM) methods. With this method, non-value added identification is produced through the process flow and the relationship of waste to each other. There are 2 largest wastes, namely waste defect and waste motion, which then require improvement proposals by analyzing the causes/root causes of the waste using a fishbone diagram. From this method, waste defect with a percentage of 20.452% and waste motion with a percentage of 16.16%. The improvement proposal for dealing with waste defects is to apply the 5s principle, group materials by type and color, schedule machine maintenance. At waste motion it is recommended to set the work position, use aids such as jig, quality control of materials, set a sewing machine calibration schedule.Salah satu home industry konveksi Warsito di daerah Pati menghasilkan produk pakaian seperti piyama. Home industry ini dijalankan oleh individu atau keluarga dalam skala kecil. Konveksi Warsito seringkali berhadapan dengan tantangan dalam mengelola proses produksi yang efisien dan memenuhi ekspektasi konsumen. Dalam menghadapi tantangan tersebut konveksi ini seringkali menghadapi masalah pemborosan dalam proses produksi, seperti inventaris yang berlebihan, waktu tunggu, pergerakan yang tidak perlu, dan proses yang tidak efisien. Oleh sebab itu untuk menghilangkan pemborosan tersebut diperlukan konsep lean manufacturing. Dalam penelitian ini membahas mengenai pengurangan pemborosan dengan metode Value Stream Mapping (VSM) dan Waste Assessment Model (WAM). Dengan metode ini dihasilkan identifikasi non value added melalui aliran proses dan hubungan waste satu sama lain. Adapun terdapat 2 waste terbesar adalah waste defect dan waste motion yang selanjutnya diperlukan usulan perbaikan dengan menganalisis penyebab/ akar permasalahan penyebab waste tersebut dengan menggunakan diagram tulang ikan. Dari metode tersebut waste defect dengan persentase sebesar 20,452% dan waste motion dengan persentase sebesar 16,16%. Usulan perbaikan untuk mengatasi waste defect adalah menerapkan prinsip 5s, mengelompokkan bahan berdasarkan jenis dan warna, menjadwalkan perawatan mesin. Pada waste motion direkomendasikan untuk mengatur posisi kerja, menggunakan alat bantu seperti jig, quality control terhadap bahan, menetapkan jadwal kalibrasi mesin jahit
Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Six Sigma dan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average (MEWMA) pada Produk EQ Spacing di PT Sinar Semesta
In the production process of EQ Spacing products at PT Sinar Semesta, it was discovered that there were eight types of defects which resulted in product defects exceeding company standards. The aim of this research is to carry out a series of analyzes and actions focused on controlling product quality and identifying various aspects that require improvement during the production process. The types of defects with the highest percentage include uneven surfaces at 35.3%, porous at 24.9%, and chipped at 19.3%. Using the Multivariate Exponentially Weighted Moving Average (MEWMA) approach with a weight of 4.05, shifts were found in periods 6, 10, 11, 12, 13, 14, and 15 of the MEWMA graph, with a DPMO value of 24268 and a sigma of 3.5. This analysis demonstrates that in order to prevent excessive defects, production process performance must be improved. PT Sinar Semesta must suggest modifications based on the 5W+1H approach in order to lower the quantity of flaws in bag products. The goal of this quality improvement is to get closer to zero defects and a very low failure rate. It is intended that by doing this, the final product will be superior and satisfy the company's quality requirements.Dalam proses produksi produk EQ Spacing di PT Sinar Semesta, ditemukan bahwa terdapat delapan jenis defect yang mengakibatkan cacat produk melebihi standar perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah menjalankan serangkaian analisis dan tindakan yang terfokus pada pengendalian kualitas produk serta mengidentifikasi berbagai aspek yang memerlukan perbaikan selama proses produksi. Jenis cacat dengan presentase tertinggi meliputi permukaan tidak rata sebesar 35,3%, keropos sebesar 24,9%, dan gempil sebesar 19,3%. Dengan menggunakan pendekatan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average (MEWMA) dengan bobot 4,05, ditemukan pergeseran pada periode 6, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 pada grafik MEWMA, dengan nilai DPMO sebesar 24.268 dan sigma. dari 3,5. Analisis ini menunjukkan bahwa untuk mencegah cacat yang berlebihan, kinerja proses produksi harus ditingkatkan. PT Sinar Semesta harus menyarankan modifikasi berdasarkan pendekatan 5W+1H untuk mengurangi jumlah cacat pada produk tas. Tujuan dari peningkatan kualitas ini adalah untuk mendekati nihil cacat dan tingkat kegagalan yang sangat rendah. Hal ini bertujuan agar produk akhir menjadi lebih unggul dan memenuhi persyaratan kualitas perusahaan
Peran Full Cost Recovery dalam Penentuan Tarif Desa Wisata: Studi Kasus pada BUMDes
This study aims to analyze the tariff determination in Village Owned Enterprises (BUMDes) based on Full Cost Recovery (FCR) methods and its impact on the rural community. The research was conducted in Tourism Village, Daerah Istimewa Yogyakarta, representing the implementation of BUMDes tariff policies. This study will explore the factors influencing tariff setting and examine the economic and social implications at the local community level in the context of a tourism-oriented village enterprise. By utilizing a Full Cost Recovery approach, the research encompasses both direct and indirect costs associated with the services provided by the Village Owned Enterprises. The various factors that impact tariff setting, including operational costs, community expectations, and market demand. Additionally, it will evaluate the broader economic and social effects of these tariffs on the local population, assessing whether they enhance or hinder community well-being. By focusing on a tourism-centric village, this research seeks to provide a nuanced understanding of how Full Cost Recovery principles can be effectively applied in rural settings. The findings are expected to contribute valuable insights into the tariff-setting processes within similar communities and inform policymakers on strategies to balance economic sustainability with social equity.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penentuan tarif pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berdasarkan metode Full Cost Recovery (FCR) dan dampaknya terhadap masyarakat desa. Penelitian dilakukan di Desa Wisata, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mewakili implementasi kebijakan tarif BUMDes. Penelitian ini akan mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan tarif dan mengkaji implikasi ekonomi dan sosial di tingkat masyarakat lokal dalam konteks usaha desa yang berorientasi pada pariwisata. Dengan menggunakan pendekatan Full Cost Recovery, penelitian ini mencakup biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengan layanan yang disediakan oleh BUMDes. Berbagai faktor yang mempengaruhi penetapan tarif, termasuk biaya operasional, ekspektasi masyarakat, dan permintaan pasar. Selain itu, studi ini juga akan mengevaluasi dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas dari tarif ini terhadap penduduk setempat, menilai apakah tarif tersebut meningkatkan atau menghambat kesejahteraan masyarakat. Dengan berfokus pada desa yang berpusat pada pariwisata, penelitian ini berupaya memberikan pemahaman yang bernuansa tentang bagaimana prinsip-prinsip Pemulihan Biaya Penuh dapat diterapkan secara efektif di daerah pedesaan. Temuan-temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga mengenai proses penetapan tarif di masyarakat yang serupa dan memberikan informasi kepada para pembuat kebijakan mengenai strategi untuk menyeimbangkan keberlanjutan ekonomi dengan kesetaraan sosial
Bijak dan Tepat Menggunakan E-Commerse dalam Pembelian Obat
The Postgraduate Pharmacy Study Program at Setia Budi University offers a course on Community Service with the aim of educating about the use of e-commerce in purchasing medication. The webinar "Wise and Proper Medicine Purchase Through E-Commerce" was conducted in response to the rampant online sales of medication that harm consumers. The sale of medication online is regulated by the BPOM based on Regulation Number 8 of 2020. This webinar highlights compliance with BPOM regulations and provides an understanding of the risks of illegal medication use. Speakers, Dr. Nunung Priyatni W. M.biomed and Mr. apt. Nurul Huda, S. Farm, discuss government policies, legality, and the risks of illegal medication use online. Active discussions enrich participants' understanding of online medication purchases. In conclusion, this webinar aims to increase awareness among the public and pharmacy practitioners about the wise use of e-commerce in purchasing medication, to achieve optimal effects for public health.Program Studi Pasca Sarjana Farmasi Universitas Setia Budi memiliki mata kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertujuan mengedukasi tentang penggunaan e-commerce dalam pembelian obat. Webinar "Bijak dan Tepat Dalam Pembelian Obat Melalui E-Commerse" dilakukan sebagai respons terhadap maraknya penjualan obat secara online yang merugikan konsumen. Penjualan obat online diatur oleh BPOM berdasarkan Peraturan Nomor 8 Tahun 2020. Webinar ini menyoroti kepatuhan terhadap regulasi BPOM dan memberi pemahaman tentang risiko penggunaan obat secara ilegal. Pembicara, Ibu AKBP (Purn). Dr. Nunung Priyatni W. M.biomed dan Bapak apt. Nurul Huda, S. Farm, membahas kebijakan pemerintah, legalitas, dan risiko penggunaan obat ilegal secara online. Diskusi aktif memperkaya pemahaman peserta tentang pembelian obat secara online. Kesimpulannya, webinar ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha farmasi tentang penggunaan e-commerce yang bijak dalam pembelian obat, untuk mencapai efek yang optimal bagi kesehatan masyarakat
Pengukuran Tak Langsung pada Proses Kerja Eksisting dan Perbaikan Produksi Tempe dengan Metode Maynard Operation Sequence Technique
Time measurement is carried out to determine the length of time required for workers to complete the production process, starting from raw materials to finished goods. Due to the low production volumes, the Barokah Tegal Tempe Home Industry's tempeh production process is not producing optimal results, which prevents them from fulfilling customers’ demands. Limited production capabilities due to lengthy processing times. Extended processing durations may result from non-value-adding movements or activities, as well as manual labor techniques. The aim of this research is to examine the tempe production process, with a focus on the three primary work stations—the peeling, washing, and mixing operations. The method used is the Maynard Operation Sequence Technique (MOST), where measurements are carried out on existing conditions and proposed work improvements. The research results show that the existing time measurement in the peeling process is 104,840 Time Measure Units (TMU), washing 316,020 TMU, and mixing 127,360 TMU. In order to reduce processing time, work tools should be able to do away with pointless movements. The proposed work improvement time for peeling process is 60,680 TMU, washing 93,800 TMU, and mixing 50,300 TMU. Calculations of the existing condition and proposed improvement can result in a 62% increase in working time efficiency.Pengukuran waktu dilakukan untuk mendapatkan lama waktu dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan proses produksi dimulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi. Dalam proses produksi tempe di Home Industri Tempe Barokah Tegal, hasil produksi tempe belum optimal, dilihat dari jumlah produksi yang terbatas sehingga belum dapat memenuhi pesanan. Keterbatasan kemampuan produksi disebabkan waktu proses lama. Waktu proses yang lama dapat disebabkan karena gerakan atau aktivitas yang tidak memberi nilai tambah, serta metode kerja secara manual. Tujuan penelitian ini untuk menelaah waktu proses produksi tempe, khususnya pada tiga stasiun kerja utama yaitu proses pengelupasan, pencucian, dan pencampuran. Metode yang digunakan adalah Maynard Operation Sequence Technique (MOST), dimana pengukuran dilakukan pada keadaan eksisting dan usulan perbaikan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran waktu eksisting pada proses pengelupasan yaitu 104.840 Time Measure Unit (TMU), pencucian 316.020 TMU, dan pencampuran 127.360 TMU. Alat bantu kerja diharapkan mampu menghilangkan gerakan yang tidak diperlukan sehingga dapat mempercepat waktu proses. Waktu usulan perbaikan kerja pada proses pengelupasan sebesar 60.680TMU, proses pencucian 93.800 TMU, dan proses pencampuran 50.300 TMU. Total hasil perhitungan keadaan eksisting dan usulan perbaikan dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja sebesar 62%
ANALISIS PERILAKU EFIKASI KOLEKTIF PADA MASYARAKAT KAMPUNG DESAIN
The way to overcome crime, and increase the economic productivity of the community is to empower the potential that is owned by the community itself. This potential is developed together so that it creates confidence to be able to move forward and develop together which is called collective efficacy. The purpose of this study is to analyze and explore in depth about collective efficacy behavior. The specific target in this study is the collective efficacy behavior carried out by the Kaliabu Village community which is able to increase their economic productivity. The research method used is qualitative with a case study approach. The data collection method used in this study was interviewing seven informants with the main job criteria as logo designers, as pioneers of the collective efficacy process and as figures who could drive the collective efficacy process to increase the productivity of the people of Kaliabu Village. The results of this research are the first to state that the factors that influence collective efficacy are environmental factors and economic factors. Second, the forms and benefits of collective efficacy are obtained.
Keywords: Efikasi kolektif, Graphic / Logo Design, Design VillageCara untuk mengatasi kriminalitas, dan meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat adalah dengan memberdayakan potensi yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Potensi itu dikembangkan secara bersama-sama sehingga menimbulkan kepercayaan untuk dapat maju dan berkembang bersama yang disebut dengan efikasi kolektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengekplorasi secara mendalam mengenai perilaku efikasi kolektif. Target khusus dalam penelitian ini adalah perilaku efikasi kolektif yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kaliabu yang mampu meningkatkan produktifitas ekonominya. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terhadap tujuh informan dengan kriteria pekerjaan utama sebagai desainer logo, sebagai pelopor terjadinya proses efikasi kolektif dan sebagai tokoh yang dapat menggerakkan proses efikasi kolektif untuk meningkatan produktivitas masyarakat Desa Kaliabu. Hasil peneltian ini yang pertama menyatakan jika faktor yang mempengaruhi efikasi kolektif adalah faktor lingkungan dan faktor ekonomi. Kedua didapatkan bentuk dan manfaat efikasi kolektif.
Kata kunci: Desain Grafis/Logo, Efikasi Kolektif, Kampung Desai
Webinar Kolaborasi Mahasiswa Prodi S2 Farmasi Dengan Pc Iai Kabupaten Morowali “Pengembangan Obat Bahan Alam Berbasis Teknologi Nano dan Pelayanan Obat Bahan Alam di Apotek”
Traditional medicine has become an integral part of public healthcare over its long history of use. Although globally recognized, traditional medicine requires further research to validate its safety and efficacy. Many medicinal plants have therapeutic potential in in vitro studies but do not yield the same results in in vivo studies due to various factors such as low bioavailability and degradation of active compounds. Therefore, more in-depth studies are needed to develop effective and safe natural medicine formulations. The provision of natural medicine services in pharmacies is also crucial in providing appropriate access and accurate information to the public. However, the lack of knowledge about traditional medicine among pharmacists poses challenges in delivering optimal services. In an effort to address this issue, a collaborative webinar involving pharmacy practitioners and community members was held. The results showed a significant improvement in participants' understanding of the development of natural medicine and services in pharmacies. Evaluation indicated participant satisfaction with the event, affirming the success of the activity in increasing awareness and knowledge of traditional medicine. Thus, this webinar activity makes a meaningful contribution to expanding awareness and knowledge of nano-based traditional medicine and natural medicine services in pharmacies.Obat tradisional telah menjadi bagian penting dalam perawatan kesehatan masyarakat seiring dengan sejarah panjang penggunaannya. Meskipun diakui secara global, pengobatan tradisional memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi keamanan dan efektivitasnya. Banyak tanaman obat yang memiliki potensi terapeutik dalam uji in vitro, tetapi tidak menunjukkan hasil yang sama dalam uji in vivo karena berbagai faktor, seperti bioavailabilitas rendah dan degradasi senyawa aktif. Oleh karena itu, diperlukan kajian yang lebih mendalam untuk mengembangkan obat bahan alam yang efektif dan aman dalam bentuk sediaan. Pelayanan obat bahan alam di apotek juga merupakan bagian penting dalam memberikan akses yang tepat dan informasi yang akurat kepada masyarakat. Namun, kurangnya pengetahuan tentang obat tradisional di kalangan apoteker menimbulkan tantangan dalam memberikan pelayanan yang optimal. Dalam upaya mengatasi masalah ini, sebuah webinar kolaboratif diadakan dengan melibatkan praktisi farmasi dan anggota masyarakat. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta tentang pengembangan obat bahan alam dan pelayanan di apotek. Evaluasi menyatakan kepuasan peserta terhadap acara, menegaskan keberhasilan kegiatan dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang obat tradisional. Dengan demikian, kegiatan webinar ini memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya memperluas wawasan dan pengetahuan tentang obat tradisional berbasis teknologi nano serta pelayanan obat bahan alam di apotek
Keterlibatan dan Pembangunan Masyarakat: Studi Kasus Program KKN di Kelurahan Sukosari, Karanganyar, Jawa Tengah
The village of Sukosari, located in the Jumantono District, Karanganyar, Central Java Province, serves as the center for the Real Work Lecture (KKN) program of the Setia Budi University in Surakarta. Covering an area consisting of 3 sub-villages and 2 hamlets, Sukosari has developed various facilities and programs such as toddler and elderly integrated health posts (posyandu), religious activities, and micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in cricket farming. However, participation in sports activities remains low. The implementation method of KKN involves various activities such as parenting style socialization, Quranic education, community group exercises, integrated health posts, community service, literacy, and cricket cracker production. Despite facing challenges such as equipment readiness and community participation, effective team collaboration ensures the success of the program. The results of KKN show positive impacts despite facing various obstacles. Good interaction with the community and solid teamwork are key to the program's success. In this context, KKN serves as a platform for students to contribute to improving community welfare. In conclusion, the KKN program in the Sukosari Village provides valuable experience for students and direct benefits for the local community. Enthusiastic support from the community is the main key to the success of this program.Kelurahan Sukosari, terletak di Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, menjadi pusat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Setia Budi Surakarta. Dengan luas wilayahnya yang terdiri dari 3 kebayan dan 2 dusun, Sukosari telah mengembangkan beragam fasilitas dan program seperti posyandu balita dan lansia, kegiatan keagamaan, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang peternakan jangkrik. Meskipun demikian, partisipasi dalam kegiatan olahraga masih rendah. Metode pelaksanaan KKN melibatkan berbagai kegiatan seperti sosialisasi gaya pengasuhan, pendidikan Al-Quran, senam bersama masyarakat, posyandu, kerja bakti, literasi, dan produksi kerupuk jangkrik. Meskipun menghadapi tantangan seperti kesiapan peralatan dan partisipasi masyarakat, kolaborasi tim yang efektif memastikan keberhasilan program. Hasil KKN menunjukkan dampak positif meskipun dihadapkan pada berbagai kendala. Interaksi yang baik dengan masyarakat serta kerjasama tim yang solid menjadi kunci kesuksesan program. Dalam konteks ini, KKN berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesimpulannya, program KKN di Kelurahan Sukosari memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dan manfaat langsung bagi masyarakat setempat. Dukungan antusias dari masyarakat menjadi kunci utama kesuksesan program ini
Kajian Drug Related Problems pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Terinfeksi Covid-19
Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is one of several factors exacerbating Covid-19. Previous studies showed that polypharmacy might lead to Drug Related Problems (DRPs) due to some drugs administered during the management of both conditions. This study aimed to analyze DRPs in T2DM patients with Covid-19 at a private hospital in Denpasar, Bali.
This study was designed as cross-sectional research in June-July 2022. Data was collected from patient medical records based on inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria were patients T2DM with Covid-19, aged ³18 years, hospitalized between July 2020-July 2021, received Covid-19 and antidiabetic therapy. Patients who transferred to other hospitals during treatment were excluded. The DRPs included 6 aspects, namely indications without therapy, therapy without indications, inappropriate drugs, insufficient drug doses, high drug doses, and drug interactions which were analyzed by reffering to therapeutic guidelines.
Majority of 106 respondents is male (66.98%), aged 46-65 years (70.75%), had a fever (30.72%), oxygen saturation 91-95% (55.66%), blood glucose 228.38 mg/dL, temperature 36.68°C, degree of high severity (49.06%), length of stay ≥10 days (52.83%), and final status as discharge (80.19%). Patients received an average of 10.89±3.46 number of drugs. The highest number of antidiabetic use was rapid-acting insulin group (38.97%) then insulin aspart (20.00%). A number of 86.00% of the prescribed patients had experienced at least 1 type of DRPs (61.54%). The top three DRPs events found in this study were drug interactions (87,75%), inappropriate drugs (7,28%), and therapy without indications (4,97%). Role of pharmacists is required for preventing and minimizing DRPs events in the practice.Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu faktor yang memperparah infeksi Covid-19. Studi terdahulu memaparkan tingginya risiko polifarmasi yang berdampak terhadap timbulnya kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada penggunaan obat dikedua kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis DRPs pada penderita DMT2 yang terinfeksi Covid-19 di RS Swasta kota Denpasar Bali.
Rancangan penelitian adalah cross-sectional pada bulan Juni-Juli 2022. Data dikumpulkan dari rekam medik pasien berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan lembar pengambil data. Kriteria inklusi mencakup pasien dengan diagnosis DMT2 yang terinfeksi Covid-19, usia ³18 tahun, rawat inap pada rentang bulan Juli 2020-Juli 2021, mendapatkan pengobatan antidiabetik dan Covid-19. Pasien yang pindah ke RS lain selama perawatan termasuk kriteria eksklusi. Kajian DRPs yang diamati meliputi 6 aspek yaitu indikasi tanpa terapi, terapi tanpa indikasi, obat tidak tepat, dosis obat kurang, dosis obat tinggi, dan interaksi obat yang dianalisis menggunakan pedoman terapi.
Diperoleh 106 data pasien yang mayoritas berjenis kelamin pria (66,98%), berusia 46-65 tahun (70,75%), mengalami demam (30,72%), saturasi oksigen 91-95% (55,66%), glukosa darah 228,38 mg/dL, suhu 36,68°C, derajat keparahan berat (49,06%), lama rawat inap ³10 hari (52,83%), dan status akhir pulang (80,19%). Rata-rata pasien menerima 10,89±3,46 obat. Penggunaan antidiabetik terbanyak yaitu golongan insulin kerja cepat (38,97%) dengan jenis insulin aspart (20,00%). Ditemukan 86,00% peresepan pasien (91 dari 106) setidaknya mengalami 1 jenis DRPs (61,54%). Klasifikasi kejadian DRP meliputi interaksi obat (87,75%), obat tidak tepat (7,28%), dan indikasi tanpa terapi (4,97%). Peran farmasi sangat dibutuhkan untuk mencegah maupun meminimalkan kejadian DRPs