5 research outputs found
Aplikasi Bantu untuk Pengajuan Sertifikasi Guru
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru maka dilakukan program sertifikasi guru diseluruh wilayah Indonesia. Program sertifikasi guru sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan nasional dan mensejahterakan guru diseluruh Indonesia. Dengan penyeleksian seluruh guru yang terdaftar di Dinas Pendidikan wilayah Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi dari Dinas Pendidikan Indonesia. Banyak data peserta setifikasi guru dan tidak jelasnya kriteria dalam penyeleksian sertifikasi guru yang dilakukan oleh panitia penyeleksian sertifikasi menimbulkan ketidak akuratan data peserta yang layak untuk disertifikasi, sehingga menimbulkan kesenjangan bagi guru yang seharusnya layak untuk disertifikasi.Tahap pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan model Sequensial Linier yang diawali dengan tahap analisis sistem yaitu analisis deskripsi kebutuhan sistem, perancangan model keputusan sistem, perancangan algoritma, pembuatan diagram konteks, data flow diagram, entity relationship diagram, dan tahap perancangan sistem yang meliputi spesifikasi proses, perancangan mapping table dan perancanggan menu antarmuka. Dalam proses penilaian sertifikasi guru menggunakan metode logika fuzzy dengan menghitung nilai derajat keangotaan dari himpunan fuzzy sertifikasi guru. Setelah tahap perancangan selesai maka dilanjutkan pada tahap implemetasi dan pengujian aplikasi. Aplikasi ini menggunakan Borland Delphi 7 sebagai skrip pemrograman dan MySQL sebagai database engine.Hasil penelitian ini berupa aplikasi bantu untuk pengajuan sertifikasi guru yang hasilnya dapat membantu petugas pemerintah daerah bagian kepegawaian untuk membantu menentukan guru yang dipioritaskan disertifikasi dan menghasilkan laporan sertifikasi guru yang lebih efektif dan akurat
Confirmation on Status of Chaetocnema Basalis (Coleoptera: Chrysomellidae) as a Vector of Stewart Wilt Disease
Chaetocnema pulicaria and C. denticulata are recognized as vectors of Stewart wilt disease caused by Pantoea stewartii on maize. These insects have not been reported yet in Indonesia, but Stewart wilt disease has been reported in Java and Sumatera Islands. Genus Chaetocnema which presented in Indonesia is C.basalis. It is not cleared whether C. basalis is a vector for Stewart wilt disease like C. pulicaria and C. denticulata. This reseach was aimed to conduct the confirmation on status whether C. basalis have a role as vector of Stewart wilt disease on maize or not. C. basalis imago were collected from maize growing areas in Yogyakarta, and then starved for 24 h. Treatments were applied by placing imago of C. basalis on infected-P. stewartii plants for 72 h. Five insects were then transferred to each plot of healthy plant (1 plot consisted of 5 plants) for 72 h. For control, imago of C. basalis were put on healthy plants for 72 h and five insects were then transferred to other healthy plant (1 plot consisted of 5 plants) for 72 h. Each treatment was repeated three times. On the fifteenth days after transmission, PCR assays were carried out on leaf samples and isolates of bacteria. All sampled leaves analysis showed that there were no Stewart wilt diseases transmission based on PCR assay and bacterial isolates. This concluded that C. basalis is not a vector for Stewart wilt disease on maize. IntisariChaetocnema pulicaria dan C. denticulata merupakan serangga vektor penyakit layu stewart yang disebabkan oleh bakteri Pantoea stewartii pada tanaman jagung. Kedua serangga ini belum pernah dilaporkan keberadaannya di Indonesia tetapi penyakit layu stewart telah ditemukan di pulau Jawa dan pulau Sumatera. Serangga Genus Chaetocnema yang ada di Indonesia adalah Chaetocnema basalis. C. basalis belum diketahui secara pasti sebagai vektor penyakit layu stewart seperti halnya C. pulicaria dan C. denticulata. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan konfirmasi status apakah C. basalis berperan sebagai vektor penyakit layu stewart pada tanaman jagung atau tidak. Serangga uji berupa imago C. basalis yang dikoleksi dari pertanaman jagung di Yogyakarta, lalu dilaparkan selama 24 jam. Pengujian perlakuan dilakukan dengan menempatkan imago C. basalis pada tanaman terserang P. stewartii selama 72 jam. Kemudian dipindahkan pada tanaman sehat sejumlah 5 ekor per plot tanaman bersungkup (1 plot terdiri dari 5 tanaman) selama 72 jam. Perlakuan kontrol dilakukan dengan menempatkan imago C. basalis pada tanaman sehat selama 72 jam, kemudian dipindahkan pada tanaman sehat yang lain sejumlah 5 ekor per plot tanaman bersungkup (1 plot terdiri dari 5 tanaman) selama 72 jam. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pada hari ke-15 setelah penularan, dilakukan uji PCR daun tanaman sampel dan isolat bakteri. Hasil pengujian semua sample daun menunjukkan negatif sehingga dipastikan bahwa C. basalis bukan merupakan vektor penyakit layu stewart pada tanaman jagung
Identifikasi Ketahanan Pangan Berdasar Aspek Akses Pangan di Kabupaten Batang
Peningkatan ketahanan pangan (food security) adalah salah satu dari program utama dalam pembangunan pertanian, selain pengembangan agribisnis.Penelitian memiliki tujuan untuk mengidentifikasi tipologi wilayah berdasarkan indikator ketahanan pangan pada tingkat wilayah desa. Penelitian dilakukan pada wilayah Kabupaten Batang. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang bersumber dari Dokumen Potensi Desa tahun 2016. Tahapan analisis dalam penelitian ini adalah penyusunan indikator ketahanan pangan, menghitung indeks masing-masing daerah dan disajikan dalam bentuk peta rawan pangan tingkat desa.Hasil penelitian indikator penduduk miskin di Kabupaten Batang menunjukan bahwa jumlah desa yang masuk sangat tahan pangan sebesar 50 persen, ini menunjukan bahwa desa yang berkategori sangat tahan pangan jumlahya sangat besar dari kategori lainnya. Sedangkan hasil analisis rumah tangga yang tidak mendapatkan akses listrik di Kabupaten Batang jumlahnya sangat kecil. Dari 284 desa yang ada di Kabupaten Batang, 149 desa telah mendapatkan akses listrik, dan hanya 99 desa yang tidak dapat akses listrik. Desa yang memilik persentase tertinggi rumah tangga yang tidak tersalur dengan aliran listrik PLN dan non PLN adalah Desa Pacet yang berada di wilayah Kecamatan Reban. Hasil analisis kondisi pendidikan penduduk umur lebih dari 15 tahun Di Kabupaten Batang sudah cukup baik, hasil tersebut didapat dari rata-rata seluruh wilayah sebesar 27,60 persen atau kondisi cukup tahan pangan
Utilization of the Play Area to Improve Motor and Sensoric Ability Children of Tk Pertiwi Dusun Semaya, Karanglewas
TK Pertiwi is the only kindergarten in Semaya hamlet which is located under the slopes of Mount Slamet, which is about 18 km from downtown Purwokerto. Geographically, the hamlet is bordered by a protected forest area so Semaya seems to be separated from urban civilization. This also has an impact on the lack of learning support facilities. The lack of infrastructure to support creativity and children's motor and sensory abilities encourages the service team to use land in the kindergarten area. The purpose of this service is to provide a vast space for children to move and explore creative abilities to support children's motor and sensory development. The method used consists of 3 stages, namely 1) pre-preparation includes identification of the target audience, collection, and analysis of needs. 2) Preparation includes identification of procurement of goods, purchases, and determination of time and accommodation. 3) Implementation of activities in accordance with the activity plan that has been formulated.The activities carried out in the service are the installation of outdoor game equipment on the vacant land of the kindergarten area in the form of trampolines and slides. The second activity is land use for gardening areas where 1 child gets vegetable seeds and gardening equipment consisting of pots, fertilizer soil media, mini shovels, and mini plant waterers. The last activity is a musical activity where children learn to recognize the notation in the piano by blowing and pushing the keys. Besides aiming to help children's motor and sensory development from an early age, it also instills a love and sensitivity to the environment in one of its activities. The implementation of this activity provides great benefits for kindergarten and children. For children, the facilities provided can help motor and sensory development through the activities carried out