171 research outputs found

    Karakteristik Perbedaan Antara E-commerce (Ec) Dengan E- Government (Eg), Dan Penerapan Paradigma Ec Pada Eg Dengan Pendekatan Empiris

    Full text link
    S---Lebih dari satu dekade bahwa aplikasi EC dan EG telah memberikan dampak besar pada beberapa sektor, baik sektor swasta maupun masyarakat. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada EC lebih berhasil dibandingkan dengan pemanfaatan TIK pada pemerintahan dalam hal ini EG. Keberhasilan EC inilah yang akan digunakan oleh pemerintahan untuk menerapkan paradigm EC ke dalam EG, dengan mengadopsi konsep, proses, dan teknologi yang diterapkan pada bisnis. Kajian ini dilakukan secara komperatif terhadap dua fenomena EC dan EG. Pada makalah ini dibahas secara empiris mengenai karakteristik persamaan dan perbedaan antara EC dan EG, serta paradigma kekuatan dan kelemahan pada EC untuk diterapkan pada EG. Fenomena antara EC dan EG memiliki banyak persamaan, tetapi pada prinsipnya meliliki perbedaan secara mendasar terkait mengenai peran bisnis dengan pemerintah

    Rancang Bangun Sistem Informasi Perputaran Penjualan Barang pada Toko Asri Busana Kebumen

    Full text link
    Asri Busana store in the procurement of goods based on consumer interest. Procurement can't run properly because the information obtained was limited to recapitulation the bill of sale, to determine consumer interest so far only based on the results recapitulation of the bill of sale to see the total units sold of each item. Resulting piled of inventory.From the problems, with the sales turnover of information systems that can be detailed by type of goods, name of goods, brand and size by using the sell-through method can help existing problems. The process of calculating the value of sales turnover of goods is by dividing the sales units with units of Goods Available for Sale .Reporting from the system are reported sales turnover of goods that can be detailed by type of goods, name of goods, brand and size. With a sales turnover information system, can help Asri Busana Stores in planning the purchase of goods

    Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan Di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

    Full text link
    Evaluasi SIK bertujuan untuk memastikan SIK berjalan secara efisien, mampu mengumpulkan informasi yang relevan dan berkualitas sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemangku kebijakan. Hasil penilaian SIK sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja SIK.SIK Provinsi Jawa Tengah merupakan sub sistem dari SIKNAS sehingga pengembangan SIK Provinsi Jawa Tengah akan berpengaruh terhadap penguatan SIKNAS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi SIK di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka Penguatan SIKNAS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitian adalah 35 petugas SIK DKK dan enam petugas SIK Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Pengumpulan data kuantitatif melalui pengisian kuesioner, pengumpulan data kualitatif melalui FGD dan wawancara. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat Evaluasi SIK Provinsi yang merupakan modifikasi dari Assessment Tool HMN Versi 4.00. Modifikasi Assessment Tool HMN Versi 4.00 dilakukan dengan cara menghapus item pertanyaan yang tidak relevan dengan SIK di provinsi dan menambahkan item pertanyaan berdasarkan PP no 46/2016 tentang SIK. Hasil evaluasi terhadap tujuh komponen SIK, empat diantaranya dinilai “ada tapi tidak adekuat” yaitu komponen pengelolaan (54,7%), sumber daya (54,2%), sumber data (58%) dan manajemen data (41,3%). Sementara tiga komponen lainnya dinilai “adekuat”, yaitu komponen indikator (74,3%), produk informasi (71,3%) dan diseminasi dan penggunaan informasi (74,5%).Disimpulkan bahwa secara umum SIK Provinsi Jawa Tengah berada dalam kategori “adekuat”. Untuk meningkatkan pengelolaan SIK di Provinsi Jawa Tengah, direkomendasikan untuk membuat suatu standar tata kelola SIK sebagai acuan pengelolaan SIK di Provinsi Jawa Tengah. Evaluation of Health Information System (HIS) aimed at ascertaining the efficient implementation of HIS that could result relevant and high-quality information to be used as a basis of making a decision by a decision maker. The result of HIS assessment was needed to improve the HIS performance. HIS of Central Java Province was a sub-system of National Health Information System (NHIS) in which the development of HIS there would strengthen the NHIS. The aim of this study was to evaluate HIS in Central Java Province in order to strengthen NHIS. This was a descriptive-evaluative study using quantitative-qualitative approach. Research subjects were 35 HIS officers at District Health Office (DHO) and six HIS officers at Central Java Province Health Office. Quantitative data were collected by filling a questionnaire whereas qualitative data were collected by conducting FGD and indepth interview. Data analysis was performed using a software of Province HIS evaluation that was modified from Assessment Tool HMN version 4.00. Modification of Assessment Tool HMN version 4.00 was performed by deleting questions that were irrelevant with HIS at province and adding questions based on government regulation number 46/2016 about HIS. The results of evaluation of seven components of HIS, four of these seven components indicated “available but inadequate”, namely components of management (54.7%), resource (54.2%), data source (58%), and data management (41.3%). In contrast, three of these seven components were “adequate”, namely components of indicator (74.3%), information product (71.3%), and dissemination and use of information (74.5%). To sum up, generally HIS of Central Java Province was categorised as “adequate”. To improve HIS management in Central Java Province, a standard of HIS management needs to be made as a reference to manage HIS in Central Java Province

    Sistem Informasi Managemen Data Kaveling pada PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut

    Full text link
    PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut – SIER (Persero) are state-owned enterprise who work on planning, developing and managing industry district of SIER, PIER and Berbek. Any data about kavling are critical and important that is used as main transaction for marketing, which means up to date data are necessary. However, there is a management process problem for matching data takes up to 48 hours and this resulted as delayed transactions, starting from 12 hours up to 48 hours of delays transactions progress. Moreover, the lack of maintenance schedule causing data far from up to date as needed. Based upon the problem PT. SIER currently faced, kavling data management information system are necessarily required. This information system capable processing data management, data maintenance, data inquiry, maintenance schedule and occupation rate calculation. This kavling data management information system can produce kavling digital map by utilizing Googlemap API, kavling track record report, investor track record report, maintenance schedule report and kavling occupation rate report

    Implementasi Sub Unit Kompetensi Merencanakan, Mempersiapkan Pekerjaan Dan Membongkar Motor Induksi Pada Mata Kuliah Praktikum Pemeliharaan Mesin Listrik

    Full text link
    Induction Motor Electric Motor is the type most widely used in the industries both large, medium and small scale industries. For prime movers, for the operation of Induction Motors often serve varying load, so that frequent Induction Motor disorder/damage caused by the instability of the load, the current and voltage. Construction Asynchronous Motor consists of two main parts, no moving parts (stator and a moving part/rotating rotor) that they form a cylindrical magnetic circuit symmetrical and between Rotor and Stator air gap there. Disassemble and re- rolling activities Induction Motor Stator is made ​​only to the extent sub-unit plan and prepare for work and sub ​​units unload coils of electrical equipment. The dimensions of the wire conductor to be used as a planned winding Induction Motor based on Power Output and Round Induction Motor desire. This activity uses an Induction Motor Three Phasa are designed to operate at a working voltage of 380/220 Volt, 1 HP with Power mechanical rotation of 1400 rpm. Through the method of observation, experiment and analysis and having regard to Standard Operating Procedures (SOP) and the Occupational Safety and Health System obtained the results: 71% of students gained Average Value: 70 < NRT < 81 and 29 % average gain value: 81 of some 31 students , which means they have been carrying out activities in the sub-unit practicum plan and prepare for work and  sub units unload coil electrical equipment properly

    Pendugaan Potensi Air Tanah Menggunakan Geolistrik Tahanan Jenis Daerah Pesisir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, di Kabupaten Luwu dilakukan penelitian pendugaan potensi air tanah menggunakan geolistrik tahanan jenis. Tujuan penelitian yaitu mengetahui potensi air tanah secara umum dengan interpretasi lapisan batuan berdasarkan parameter nilai tahanan jenis untuk menentukan lapisan pembawa air tanah (akuifer). Tahap pengambilan data, dilakukan dengan pengukuran di lapangan menggunakan instrument geolistrik multi channel yang dilengkapi dengan 32 patok elektroda dengan spasi 10 meter. Data pengukuran didapatkan pada saat proses pengukuran sedang berlangsung, hasil dapat dilihat sesaat setelah pengambilan data. Koreksi terhadap nilai data yang dianggap distorsi dapat juga dilakukan langsung. Tahap pengolahan data dilakukan dengan metode komputerisasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara, memasukkan data nilai tahanan jenis yang telah didapatkan. Kemudian, diproses menjadi sebuah gambar berupa penampang tahanan jenis lapisan batuan. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa lintasan 01 merupakan air bersih, yang bisa didapatkan dengan cara pembuatan sumur gali dangkal dengan kedalaman 12-15 meter. Pada lintasan 02, untuk mendapatkan air bersih layak konsumsi, perlu dilakukan pengeboran air bawah tanah hingga kedalaman mencapai lebih dari 35 meter atau mencapai lapisan batuan dasar. Pada lintasan 03, keterdapatan air bersih hanya dimungkinkan dengan penggunaan bor karena kedalamannya >50 meter
    • …
    corecore