4 research outputs found
Client perspectives on an outreach approach for HIV prevention targeting Indonesian MSM and transwomen
This study explored clients’ perspective on an outreach approach to promote HIV testing in Indonesia
targeting men who have sex with men (MSM) and transgender women (transwomen or waria). Semistructured qualitative interviews were conducted with 32 individuals (21 MSM and 11 waria) who had
received services from outreach workers (OWs) in five cities in Indonesia. Participants in this study
reported positive experiences with the outreach approach and perceived OWs as their motivators in
accessing HIV testing as well as HIV care and treatment. OWs provided easy-to-understand HIV information. Clients expected OWs to be well-trained and more creative in performing outreach. They perceived that the Internet and social media have helped them considerably to stay in touch with OWs.
Yet, they expressed that such virtual contacts could not simply replace the face-to-face contact, especially for waria. Furthermore, clients suggested outreach to be delivered in a more appealing manner,
for example through activities that may facilitate clients learning professional or life skills. They also
asserted that as an HIV prevention approach, outreach needs to use more positive framing and go beyond HIV and health contents, chiefly for the youth. Future outreach programmes should facilitate
OWs in providing tailored services based on the level and type of support that the clients need, and in
applying varied proportion and levels of sophistication in the use of online and virtual platforms for
outreach
Revitalisasi dan Perubahan Fungsi Sastra Lisan dalam Komunitas Srandul Suketeki
Perkembangan jaman mengakibatkan semakin tergerus dan tergusurnya sastra lisan dalam kehidupan bermasyarakat. Kesenian-kesenian modern berhasil menggantikan posisi kesenian tradisional termasuk sastra lisan srandul. Perkembangan dan improvisasi adalah salah satu cara yang ditempuh untuk menyelamatkan sastra lisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui revitalisasi dalam upaya pelestarian srandul khususnya komunitas Srandul Suketeki dan Perubahan fungsi dalam sastra lisan srandul. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan metode etnografi serta menggunakan teori sastra lisan yang dikemukakan Ruth Finnegan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi dalam kesenian srandul Komunitas Suketeki dilakukan dalam tiga segi:1) composition (penciptaan), transmission (pewarisan), dan performance (pertunjukkan). Sesuai pendapat Finnegan ketiga hal tersebut dijaga agar tetap menjadi ciri agar srandul Komunitas Suketeki tetap menjadi sastra lisan. Perubahan fungsi yang muncul akibat adanya revitalisasi adalah fungsi awal sastra lisan srandul yang pada mulanya sebagai penyebar dakwah islam, menjadi hiburan, dan saat ini menjadi sarana kritik terutama pada kebijakan pemerintah.Keyword - Perubahan Fungsi, Sastra Lisan, Revitalisasi, Srandul suketek