62 research outputs found

    Analisis Laju Sedimentasi Di Perairan Muara Sungai Waridin Kabupaten Kendal

    Full text link
    Muara Sungai Waridin berada di Desa Wonorejo, Kabupaten Kendal. Sungai Waridin yang bermuara di Laut Jawa pada awalnya dibangun untuk menanggulangi banjir. Namun, kapasitas aliran berkurang karena sungai tersebut dipenuhi sedimen khususnya di daerah muara. Proses sedimentasi yang terjadi akan menimbulkan pendangkalan yang dapat menghambat aliran sungai ke laut dan menyebabkan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai laju sedimentasi di muara Sungai Waridin. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu penelitian lapangan pada tanggal 12 – 24 Mei 2016 dan analisa laboratorium pada bulan Juni hingga Juli 2016. Data primer pada penelitian ini meliputi sampel sedimen di sediment trap, arus, debit sungai, dan sedimen suspensi. Data sekunder pada penelitian ini berupa pasang surut BMKG Semarang, peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), Peta Bathimetri, dan google earth image 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan penentuan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata laju sedimentasi di setiap stasiun berkisar antara 0,446 kg//hari – 0,655 kg//hari. Total nilai laju sedimentasi dari setiap stasiun pada pengambilan pertama 4,529 kg//hari, pengambilan kedua 4,452 kg//hari, pengambilan ketiga 4,423 kg//hari, dan pengambilan keempat 4,420 kg//hari. Jenis sedimen di perairan muara Sungai Waridin yaitu pasir (sand), pasir lanauan (silty sand), dan lanau pasiran (sandy silt). Tipe pasang surut di perairan muara Sungai Waridin pada bulan Mei 2016 adalah tipe pasang surut campuran (dominan tunggal)

    Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Area Panasbumi Desa Diwak dan Derekan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

    Full text link
    Diwak and Derekan is one of geothermal manifest which exist in geothermal system of Ungaran. Geoelectric method schlumberger configuration is one of the geophysical methods that used in the exploration of natural resources below the surface. The purpose of researching is to know layer of subsurface structure which control Diwak and Derekan geothermal manifest.Field measurement data in the field are potential differences and currents which can be used to calculate apparent resistivity value. After apparent resistivity value is created then processed using IPI2WIN program to know resistivity value in each layer with geology information validation.The results of the study showed six geoelectric layer of rock that is composed of layers of mudstone, siltstone, tuff, sandstone brecia and pasirtuf with resistivity values and different thicknesses. Interpretation of manually indicate the presence of two down faults that are weak zone where the fluid surface discharg

    Interpretasi Bawah Permukaan Sistem Panas Bumi Diwak dan Derekan Berdasarkan Data Gravitasi

    Full text link
    Research has been carried out using a gravity method that aims to interpret the subsurface structure of the Diwak - Derekan hot springs area based on the Bouguer anomaly data. It also aims to investigate the geothermal system in the area. The data aquisition was taken using gravitymeter Lacoste & Romberg.Data processing had been done with high correction tool, tidal correction, drift correction, gravity absolute correction, gravity theoretical correction, free air correction, Bouguer correction, terrain correction to get the complete Bouguer anomaly. Bouguer anomolay is projected to flat plane and upward continuation is used to separate the regional and residual anomaly. For 2D modelling interpretation by Grav2DC software.The results of study showed the complete Bouguer anomaly contour pair of positive and negative contour indicate a fault zone below the surface. Interpretation is strengthened by the results of the modeling showed a fault of Diwak - Derekan areas trending southwest- northeast. This fault zone is used as a media outlet fluid to the surface of geothermal systems

    Studi Pemetaan Batimetri Untuk Keselamatan Pelayaran Di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah

    Full text link
    Pulau Parang merupakan salah satu pulau dari 5 pulau di Kepulauan Karimunjawa yang berpenghuni.Pulau Parang juga termasuk kawasan konservasi yang berada di bawah pantauan Balai Taman Nasional Karimunjawa.Kurangnya informasi mengenai alur pelayaran yang jelas di Pulau Parang menyebabkan kapal yang ingin menuju ke pulau tersebut harus berhati-hati terhadap karang yang berada di dasar perairan karena lokasinya yang dangkal.Oleh karena itu, mendiskripsikan batimetri dasar laut diperlukan di perairan Pulau Parang ini sebagai pedoman jalur pelayaran yang jelas agar kapal yang melintas tidak karam terkena terumbu karang.Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian batimetri di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa perlu dilakukan.Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemetaan batimetri menggunakan pancaran gelombang akustik dengan alat Singlebeam Echosounder dan koreksi pasang surut serta pembuatan alur pelayaran berdasarkan hasil pemetaan batimetri dan analisa pasang surut guna keselamatan pelayaran di Pulau Parang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dilaksanakan 5 (lima) hari yaitu pada tanggal 18, 19, 20, 25 dan 28 september 2012. Kedalaman di Pelabuhan Pulau Parang antara 0 s/d 2,7 m sedangkan di luar pelabuhan kedalaman mencapai 36 m atau lebih. Perairan Pulau Parang memiliki tipe pasang surut campuran condong harian tunggal, dengan hasil MSL 102 cm, HHWL 157,28 cm dan LLWL 46,52 cm. Kapal dengan draft di bawah 2,9 m dari MSL yang hanya dapat berlabuh di Pulau Parang. Ada 2 jalur yang digunakan untuk alur pelayaran di Pulau Parang. Jalur pertama digunakan hanya ketika air laut pasang karena morfologi kedalaman pada jalur ini antara kurang dari 1 m s/d 32 m. Namun ketika air laut surut kapal harus memutar Pulau Kumbang terlebih dahulu agar dapat masuk ke dermaga Pulau Parang

    Run-up Dan Overtopping Gelombang Pada Off-shore Breakwater Di Pantai Tirtamaya, Indramayu

    Full text link
    Pantai Tirtamaya yang berada di Indramayu, Jawa Barat, memiliki potensi yang sangat baik di bidang pariwisata laut. Sebagai upaya melindungi pantai dari pengaruh gelombang dan erosi, maka dibangunlah sepasang off-shore breakwater. Gelombang yang menjalar dari arah laut menuju pantai dan menghantam struktur pemecah gelombang akan mengalami run-up dan overtopping gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai run-up dan overtopping gelombang yang terjadi pada off-shore breakwater di Pantai Tirtamaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data gelombang menggunakan metode SMB untuk mendapatkan nilai tinggi dan periode gelombang signifikan. Analisis harmonic pasang surut menggunakan metode Admiralty untuk mengetahui elevasi muka air laut.Analisis nilai run-up dan overtopping didapatkan melalui pendekatan Saville. Tinggi dari run-up gelombang pada section 1 dan section 2 adalah 1,57 meter. Dengan tinggi dari run-up gelombang yang demikian, maka dapat terjadi fenomena overtopping pada section 1 yaitu sebesar 0,0085 m3/m/sdan section 2 yaitu sebesar 0,0197 m3/m/s, perbedaan nilai dari overtopping ini dikarenakan pengaruh dari perbedaan tinggi elevasi pada kedua bangunan tersebut yang mana pada section 1 memiliki tinggi 2 meter dan pada section 2 setinggi 1,5 mete

    Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan di Area Panas Bumi Gunung Telomoyo, Kabupaten Semarang Menggunakan Metode Geolistrik Resistivity Konfigurasi Schlumberger

    Full text link
    Geoelectric measurements and interpretation have been conducted to obtain subsurface structure information in Geothermal area of Telomoyo Mountain at Semarang regency using Schlumberger configurationWe obtain a potential difference and current from field data acquisition that can be used to calculate the apparent resistivity value. Then, the apparent resistivity value is processed using IPI2win program to determine the value of resistivity in each layer using geological information as validation. The geoelectric results showed the presence of fault structures such as normal faults down and the layers which has resistivity values at 116 Wm with a depth at 106 - 120 m from the surface of geoelectric line are interpreted as the upper boundaries of the Caprock layer
    • …
    corecore