2 research outputs found

    Pendugaan Heritabilitas Dan Aksi Gen Komponen Hasil Biji Pada 4 Genotipe Tanaman Kenaf (Hibiscus Cannabinus L.)

    No full text
    Kenaf (Hibsicus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat yang mulanya digunakan sebagai bahan baku pembuat karung goni. Namun dengan adanya plastik, karung goni yang sebelumnya digunakan sebagai pembungkus mulai ditinggalkan. saat ini telah di kembangkan produk yang memanfaatkan kenaf tidak hanya serat yang menjadi karung goni saja namun juga menjadi produk lain bahkan bagian tanaman lain yang salah satunya adalah biji kenaf. Biji kenaf mengandung minyak yang kaya antioksidan dapat dimanfaatkan sebagai minyak alternatif yang dapat dikonsumsi manusia. Adanya potensi dari biji kenaf menandakan diperlukannya produksi biji kenaf secara masal. Penelitian ini menduga parameter genetik berupa heritabilitas, serta aksi gen komponen hasil biji pada tanaman kenaf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2020 yang bertempat di Kebun Percobaan Karangploso, BALITTAS Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah kamera digital, cangkul, gembor, gunting, spidol permanen, papan nama, meteran, penggaris, timbangan analitik, alat penghitung benih, kertas label, dan kalkulator. Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah benih menggunakan 4 genotipe dan 2 tetua tanaman kenaf yang terdiri dari P1, P2, F1 sebanyak 100 tanaman; F2 sebanyak 300 tanaman; BC1.1 dan BC1.2 sebanyak 200 tanaman, air, polybag, dan Urea. Penelitian ini dilaksanakan pada satu lahan dengan ukuran 5 m x 19 m ditanam ke 4 genotipe dan 2 tetua dengan jarak tanam 10 cm x 30 cm dan setiap genotip di tempatkan pada satu petak. komponen hasil biji yang diamati antara lain umur berbunga bunga, jumlah buah per tanaman, jumlah biji per buah, dan berat 1000 biji kenaf (g), jumlah buah per ruas, jumlah ruas yang terdapat buah, serta panjang batang buah pertama hingga terakhir (cm). Analisis data menggunakan joint scaling test. Hasil menunjukkan nilai heritabilitas arti sempit tertinggi terdapat pada karakter umur berbunga sebesar 33%. Pada karakter lain menunjukkan nilai negatif yang mana dinyatakan nol atau tidak dipengaruhi oleh gen aditif. Perhitungan joint scaling test 3 parameter menunjukkan model tersebut tidak layak karena χ2 hitung yang lebih besar dari χ2 tabel sehingga perlu dilakukan analisis menggunakan model 6 parameter. Hasil joint scaling test 6 parameter menunjukkan gen aditif berpengaruh positif pada karakter umur berbunga. Seluruh karakter yang diamati dipengaruhi oleh 3 interaksi gen antar lokus kecuali pada karakter umur berbunga tidak dipengaruhi interaksi gen aditif-dominan. Seluruh karater dipengaruhi epistasis jenis duplikat yang menyebabkan kecilnya nilai karakter yang diamat
    corecore