13 research outputs found

    Pemodelan Statistik Hubungan Debit Dan Kandungan Sedimen Sungai Contoh Kasus Di DAS Citarum – Nanjung

    Full text link
    Kandungan sedimen menunjukkan konsentrasi zat padat yang tersuspensi dalam air. Untuk mengukur kandungan sedimen diperlukan peralatan khusus, relatif sulit, lama dan perlu biaya, sedangkan data debit sungai jauh lebih mudah diukur dan merupakan data yang selalu tersedia di tiap aliran sungai. Oleh karena itulah perlu dicari hubungan antara debit air sungai dengan kandungan sedimen dalam air sungai. Sehingga dengan adanya data pengukuran debit sungai tanpa ada pengukuran kandungan sedimen dapat diperkirakan kandungan sedimen dalam air sungai tersebut dengan cepat dan murah.Hubungan antara debit dengan kandungan sedimen untuk data DAS Citarum - Nanjung pada bulan Maret 1998 adalah : dengan analisis regresi eksponensial : Y = 0.7379 e0.0332 X dengan : koefisien korelasi (R) = 0.978 dan kesalahan baku perkiraan (SEY) = + 1.25 juta m3/hari; dengan analisis regresi berpangkat : Y = 6.7655.10-4 X2.2644 dengan : koefisien korelasi (R) = 0.985 dan kesalahan baku perkiraan (SEY) = + 1.20 juta m3/hari.Berdasarkan nilai koefisien korelasi dan nilai kesalahan baku perkiraan, maka analisis regresi berpangkat lebih sesuai dibandingkan dengan analisis regresi eksponensial untuk data kasus hubungan debit dan kandungan sedimen di DAS Citarum - Nanjung, Maret 1998

    Aplikasi Sistem Informasi Geografi (Sig) Untuk Penataan Kawasan Pantai

    Full text link
    Kawasan pantai merupakan suatu kawasan yang spesifik, dinamik, unik dansangat kaya akan habitat baik laut maupun darat. Kawasan ini banyak sekali manfaatnya baik bagi masyarakat, swasta maupun pemerintah dan semakin lama semakin banyak yang membutuhkan padahal luasnya sangat terbatas, sehingga di kawasan ini sering terjadi konflik kepntingan antar sector seperti yang terjadi di Pantai Parangtritis dan sekitarnya. Oleh karena itulah perlu adanya penataan ruang yang baik di kawasan Pantai Parangtritis dan sekitarnya.Suatu perencanaan, penataan dan pengembangan wilayah yang baik memerlukan data spasial dan jnon-spasial yang kompleks dan sanga banyak, sehingga perlu adanya alat yang dapat menghubungkan, mengelola, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data serta informasi secara baik. Salah satu alat tersebut adalah Teknologi SIG yang saat ini telah berkembang dengan sangat pesat.Penataan kawasan Pantai Parangtritis dapat dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 3.Berdasarkan hal diatas maka pemanfaatan lahan di Pantai Parang tritis dansekitarnya adalah : untuk kawasan lindung hutan wisata (1,234 km2), kawasan lindung budaya (0,659 km2), hutan pantai (0,623 km2), kawasan lindung gumuk pasir (1,311 km2), sempadan pantai (1,533 km2), pertanian lahan basah (13,141 km2), pertanian lahan kering (7,563 km2), perikanan darat (1,272 km2), perikanan laut (0,652 km2) dan untuk pengembangan kawasan pemukiman (11,882 km2) serta pengembangan fasilitas wisata (1,006 km2)

    Teknologi Konservasi Untuk Penanganan Kawasan Resapan Air Dalam Suatu Daerah Aliran Sungai

    Full text link
    Perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan kebutuhan akan air juga akan meningkat. Kebutuhan air bersih saat ini umumnya dipenuhi dari air tanah, padahal jumlah air tanah relatif tetap dan cenderung menurun karena berkurangnya resapan air ke dalam air tanah, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pemasukan dengan pengambilan air tanah. Untuk itulah perlu dilakukan USAha-USAha untuk meningkatkan pemasukan (recharge) air tanah. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan menetapkan kawasan-kawasan resapan air sebagai kawasan lindung selain itu perlu dikembangkan pula berbagai macam teknologi konservasi yang lebih pro- aktif baik yang bersifat vegetatif maupun non-vegetatif. Beberapa alternatif teknologi konservasi untuk meningkatkan imbuhan/resapan air ke dalam tanah adalah :1. Melakukan upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah baik secara vegetatif seperti : reboisasi, hutan kemasyarakatan, strip cropping system, tumpangsari, dll; maupun secara mekanis/teknis seperti : terasering, saluran/parit jebakan, bangunan bendung penahan, dll2. Melakukan imbuhan buatan, dengan cara sistem imbas, injeksi, ditch and forrow dan spreading recharge.3. Pembuatan sistem peresapan air hujan seperti sumur resapan atau parit resapan

    Analisis Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit Sungai ( Studi Kasus Sub-das Cikapundung Gandok, Bandung )

    Full text link
    Now, Bandung area especially Cikapundung Catchment Area is developing rapidly. The development caused the need of area for settlement, business and other constructed area is also increasing. Increase in width of constructed area and decrease in width of forest area cause the run off coefficient is rise and the last, rate of flow the river at rain season is rise and at dry season is decreased. Result of this study are: a) daily minimu rate of flow Cikapundung Gandok Catchment area is decreased with gradient 0,004; b) daily maximum rate of flow Cikapundung Gandok is rise, with gradient 0,1682; c) annually rate of flow Cikapundung river is rise with gradient 0,5685; d) this pattern point a,b,c are caused by using of land that tend convert non-constructed area become constructed area; e) Each type of landuse have same influence on river rate of flow

    Pengembangan Konsep Sistem Informasi Peringatan Dini Tumpahan Minyak di Pesisir Cilacap

    Full text link
    Saat ini kejadian tumpahan minyak di Indonesia frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat, termasuk di pesisir Cilacap. Salah satu upaya untuk melakukan penanggulangan tumpahan minyak yang cepat dan tepat adalah dengan membangun suatu sistem informasi peringatan dini. Dengan sistem ini diharapkan upaya penanggulangan tumpahan minyak dapat lebih efektif dan efisien. Unsur utama dalam pengembangan sistem ini adalah pembangunan basis data geofisik, biologi, sosial-ekonomi-budaya, klimatologi dan hidrooseanografi yang meliputi data historis yang panjang. Sistem ini mengintegrasikan basis data yang telah dibangun dengan perangkat lunak untuk pemodelan hidrodinamika, tumpahan minyak (penyebaran, lintasan, dan ketebalan slick minyak), serta peta indeks kepekaan lingkungan. Sistem ini menampilkan informasi terkini jika terjadi tumpahan minyak, dan diharapkan dapat diakses dengan mudah oleh stakeholders di Kabupaten Cilacap. Dalam sistem ini Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPPT) berkontribusi sebagai mitra konsultasi dan pemasok informasi awal saat terjadi tumpahan minyak

    Potensi Sumberdaya Air Tanah Di Surabaya Berdasarkan Survei Geolistrik Tahanan Jenis

    Full text link
    Surabaya merupakan salah satau kota terbesar di Indonesia dan sebagai pusat kegiatan (baik kegiatan industri, kependudukan, ekonomi maupun pemerintahan) di Jawa Timur khususnya dan Indonesia bagian timur pada umumnya. Seiring dengan hal tersebut maka Surabaya menghadapi banyak permasalahan khususnya yang berkaitan dengan air tanah. Akibat ketidakseimbangan antara pengisian (recharge) dengan pengambilan (discharge) air tanah akan menurunkan tinggi muka air tanah yang pada gilirannya mengakibatkan intrusi air laut, amblesan tanah dan kekurangan air bersih bagi masyarakat. Geometri, distribusi dan kedalaman akifer harus diketahui untuk dapat memecahkan permasalahn sumberdaya air tanah. Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik akifer adalah dengan surve geolistrik tahanan jenis. Metode ini pada dasarnya adalah mengukur tahanan jenis material yang ada di bawah tanah dengan melewatkan arus listrik tertentu kedalam tanah dan kemudian mengukur perbedaan potensial antara dua titik. Berdasarkan survei ini, kondisi bawah tanah Surabaya terdiri dari 4 jenis batuan yaitu lapisan tanah (soil), batulempung,batulempung pasiran, dan batupasir. Akifer di Surabaya terbagi menjadi akifer dangkal/ akifer bebas ( 60 m) yang terdiri dari batupasir.Akifer ini tersebar merata di seluruh Surabaya hanya ketebalannya yang berbeda

    Identifikasi Akuifer Air Tanah Di Kec. Mangkubumi, Kota Tasikmalaya Dengan Metode Geolistrik

    Full text link
    Along with increase in population and economic growth in Tasikmalaya Residence cause the need of water is increased too. The majority these need take from groundwater resources. Occurrence groundwater resources depends on many factor like landform (landscapes), geology, precipitation, land use, etc. Resistivity geoelectric survey can detect groundwater resources occurrence. This survey can detect geometry and distribution of groundwater reservoir (aquifer). Generally, underground condition of Mangkubumi area consist of 3 layers of lithology i.e. soil layer, sandstone and clayey sandstone and locally there are lens of pebbly sandstones. Sandstones have good potential as aquifer. Sandstone layer is evenlydistributed in Mangkubumi area at depth between 50 cm – 15 m. For shallowgroundwater resources exploitation should be directed at south east and south west part of Mangkubumi area; while for deep groundwater resources exploitation can directed anywhere at depth more than 100 m
    corecore