25 research outputs found

    Pengaruh Varietas Padi (Oryza Sativa L.) Dan Jenis Kelamin Keong Emas (Pomacea SP.) Terhadap Daya Rusak Keong Emas Pada Tanaman Padi

    Full text link
    Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Terdapat beberapa kendala yang mengganggu pada budidaya tanaman padi, salah satu diantaranya adalah keong emas. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh varietas padi terhadap daya rusak keong emas pada tanaman padi, mempelajari pengaruh jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi, dan mempelajari pengaruh interaksi varietas dan jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi TanamanGadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Bahan yang digunakan adalah keong emas jantan, keong emas betina, varietas Ciherang, dan varietas lokal (padi ketan putih). Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (2 x 4). Faktor pertama adalah varietas padi terdiri atas varietas Ciherang dan lokal. Faktor kedua adalah jenis kelamin keong emas terdiri atas tanpa keong emas, dua ekor keong emas jantan, dua ekor keong emas betina, dan keong emas jantan dan betina yang diulangsebanyak 3 kali. Data penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) varietas padi tidak berpengaruh terhadap daya rusak keong emas pada tanaman padi, (2) perbedaan jenis kelamin keong emas jantan dan betina tidak menyebabkan perbedaan intensitas kerusakan tanaman padi, dan intensitas kerusakan yang terjadi sebesar 84,17%, (3) tidak ada interaksi antara varietas padi dan jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi

    Penambahan Beberapa Jenis Bahan Nutrisi Pada Media Perbanyakan Untuk Meningkatkan Virulensi Beauveria Bassiana Terhadap Hama Walang Sangit

    Full text link
    A research was conducted to increase the virulence of Beauvaria bassiana to the rice bug, L. acuta, by adding four different substances (materials) to the rice media to grow the fungus. The research was conducted from April to August 2011 at Polinela Laboratory, Bandar Lampung. To do this a set of experimental unit consisting of five treatments and five replications were arranged in completely randomized design. The four treatments were media made up of rice (rice based media) each given or added with four different materials such as rice skin powder, corn sugar, grasshopper powder and chitosan powder. The result showed that B. bassiana grown on rice media added with grasshopper powder or rice skin powder were able of causing mortality to the L. acuta as high as 78% and 71%, respectively, meaning that both mortalities were much higher than that of other replication. The virulence values of Beauveria bassiana grown on those both powder were also higher than that of three others

    Kompatibilitas Metarhizium Anisopliae dan Ekstrak Daun Babadotan untuk Mengendalikan Hama Kepik Hijau di Laboratorium

    Full text link
    Pemanfaatan jamur entomopatogen dan pestisida nabati secara terpisah telah banyak dilakukan untuk pengendalian hama. Selanjutnya penggunaan secara bersama antara jamur entomopatogen dan pestisida nabati juga sedang dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas jamur entomopatogen Metarhizium anisopliae dan ekstrak daun babadotan serta pengaruhnya terhadap mortalitas Nezara viridula. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pertama uji kompatibilitas M. anisopliae dengan ekstrak daun babadotan pada media PDA, kedua adalah aplikasi campuran suspensi M. anisopliae dan ekstrak daun babadotan terhadap N. viridula. Hasil percobaan menunjukkan bahwa M. anisopliae tidak kompatibel dengan ekstrak daun babadotan. Hal tersebut ditunjukkan oleh penurunan pertumbuhan koloni, daya kecambah dan sporulasi jamur M. anisopliae. Selain hal itu diketahui bahwa Aplikasi suspensi M. ansiopliae dan aplikasi ekstrak daun babadotan secara tunggal menyebabkan mortalitas N. viridula yang tidak berbeda nyata antara keduanya. Aplikasi suspensi M. anisopliae dengan penambahan ekstrak daun babadotan 2 ml dan 3 ml menyebabkan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan mortalitas N. viridula pada aplikasi tanpa penambahan ekstrak babadota

    Pengaruh Jenis Formulasi Jamur Entomopatogen Beauveria Bassiana Terhadap Pertumbuhan Spora Dan Kematian Kutudaun Kedelai (Aphis Glycines Matsumura)

    Full text link
    Kutudaun kedelai Aphis glycines (Hemiptera: Aphididae) merupakan hama yang selalu ada di pertanaman kedelai dan menimbulkan kerugian yang sangat berarti bagi petani. Jamur Beauveria bassiana merupakan agensia hayati yang memiliki berbagai kelebihan diantaranya mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi, dapat membentuk spora yang tahan lama di alam, ramah lingkungan, serta memiliki patogenesis yang tinggi terhadap hama sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis formulasi jamur entomopatogen Beauveria bassiana terhadap pertumbuhan spora dan kematian kutudaun kedelai (Aphis glycinesMatsumura). Penelitian ini dilakukan di laboratorium yang terdiri atas 3 percobaan: kerapatan konidia, viabilitas spora dan patogenesitas kutudaun. Jenis perlakuan adalah formulasi cair (F0), formulasi kering (F1), Formulasi pasta-1 dan formulasi pasta-2. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan masing- masing perlakuan diulang empat kali. Data yang didapat dianalisis ragam dan dan dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf nyata 5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kerapatan konidia B.bassiana berbeda nyata antar formulasi yang diuji. Kerapatan konidia B.bassiana formulasi cair (F0) lebih tinggi dibandingkan formulasi pasta2 (F3) dan formulasi pasta1 (F2). Namun, formulasi cair (F0) tersebut tidak berbeda nyata dengan formulasi kering (F1). Viabilitas konidia B.bassiana berbeda nyata antar formulasi yang diuji. Viabilitas konidia B. bassiana formulasi kering (F1) lebih tinggi dibandingkan formulasi pasta1 (F2), formulasi cair (F0) dan formulasi pasta2 (F3). AplikasiB.bassiana beberapa dari formulasi kering (F1) menyebabkan mortalitas kutudaun tertinggi (92 %) dibandingkan formulasi cair (F0), formulasi pasta1 (F2) dan formulasi pasta2 (F3)

    Inventarisasi Parasitoid Hama Penggulung Daun Pisang (Erionota Thrax L.) Di Kota Metro Dan Sekitarnya Provinsi Lampung

    Full text link
    Kota Metro merupakan salah satu daerah penghasil pisang di Provinsi Lampung, dan mempunyai potensi yang menjanjikan apabila dikembangkan secara maksimal. Dalam budidaya tanaman pisang banyak faktor yang dapat menjadi kendala, diantaranya adalah serangan hama. Salah satu hama yang sering menyerang tanaman pisang adalah hama penggulung daun pisang (Erionota thrax L). Saat ini pengendalian organisme pengganggu tanaman (opt) yang ramah lingkungan terus dikembangkan, antara lain adalah dengan memanfaatkan musuh alami dalam penerapan pengendalian hayati. Penelitian ini bertujuan untukmenginventarisasi parasitoid hama penggulung daun pisang (E. thrax) serta menghitung persentase parasitasinya di Kota Metro dan sekitarnya, Provinsi Lampung. Pada penelitian ini digunakan metode survei lapang dengan mengambil sampel hama pada 4 kecamatan dengan tiap kecamatan diambil 2 desa pengamatan. Hasil penelitian yang didapat adalah ditemukannya berbagai jenis parasitoid di Kota Metro dan sekitarnya yaitu Brachymeria sp., Xanthopimpla sp. dan Famili Tachinidae.Tingkat parasitasi berbagai jenis parasitoid tertinggi ditemukan di Kecamatan Metro Pusat sebesar 25 %

    Uji Aplikasi Jamur Beauveria Bassiana (Balsamo) Vuill. terhadap Symphylid di Laboratorium

    Full text link
    Symphylid merupakan salah satu hama Perusak akar pada tanaman nanas. Salah satu alternatif pengendalian hama yang terus dikembangkan yaitu dengan menggunakan jamur entomopatogen yaitu Beauveriabassiana. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah jamur entomopatogen B. bassiana yang diaplikasikan mampu menginfeksi symphylid yang hidup pada tanah tanpa bahan organik maupun berbahan organik. Penelitan ini dilakukan di Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Januari-April 2015. Penelitian ini terdiri dari dua set percobaan, yaitu aplikasi B.Bassianaterhadap symphylid dengan metode residu pakan dan residu pada media hidup symphylid. Masing-masing percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Seluruh data yang diperoleh diuji dengan analisis ragam dan di lanjutkan dengan pengujian BNT dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya mortalitas symphylid. Namun, mortalitas symphylid pada perlakuan aplikasi B. bassiana, baik perlakuan dimana symphylid hidup pada tanah yang berbahan organik maupun tanpa bahan organik sangat rendah. Mortalitas symphylid tertinggi pada kedua set percobaan terdapat dalam perlakuan aplikasi B. bassiana terhadap symphylid yang hidup pada tanah berbahan organik yaitu sebesar 10% dan6%. Dengan demikian hasil penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa B. bassiana secara nyata mampu menginfeksi symphylid
    corecore