2 research outputs found

    Optimasi formula yogurt bawang hitam menggunakan response surface methodology (RSM)

    Get PDF
    Proses suplementasi akan menambah nilai manfaat pada produk akhir. Komposisi bahan yang tepat memberikan nilai kelebihan pada proses produksi, ekonomi, dan nilai penerimaan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi formula yogurt yang ditambahkan dengan bawang hitam. Variabel bebas yang diamati adalah konsentrasi gelatin, skim dan ekstrak bawang hitam. Bawang hitam yang digunakan adalah bawang hitam non fermentasi dan bawang hitam terfermentasi. Optimasi formulasi yogurt dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan desain Combine D-optimal. Respon yang dipilih adalah total bakteri asam laktat, kandungan protein, lemak, total padatan, total asam tertitrasi, kapasitas antioksidan, sineresis, dan total polifenol. Hasil penelitian menunjukan kondisi optimum formulasi yogurt bawang hitam non fermentasi adalah gelatin 0,25%, skim 3,19%, dan ekstrak bawang hitam non fermentasi 3,31%. Pada yogurt bawang hitam terfermentasi diperoleh formula optimum gelatin 0,49%, skim 2,50%, dan ekstrak bawang hitam terfermentasi 3,76%. Yogurt suplementasi bawang hitam memiliki kandungan bakteri asam laktat 1,42โ€“6,87x108, total asam tertitrasi 1,26โ€“1.88%, dan protein 4,13โ€“5,30%. Proses suplementasi bawang hitam menghasilkan yogurt sesuai dengan standar dan nilai fungsionalnya meningkat

    Isolasi dan karakteristik senyawa antioksidan kulit buah naga (Hylocereus undatus)

    No full text
    Isolasi dan karakterisasi senyawa antioksidan dari kulit buah naga (Hylocereus undatus) telah dilakukan. Metode uji aktivitas antioksidan yang digunakan adalah metode DPPH serta karakterisasi senyawa aktif dilakukan melalui analisis spektroskopi UV-Vis, FTIR, GCMS, 1H-NMR dan 13C-NMR. Ekstraksi dilakukan dengan metode perkolasi dengan pelarut metanol. Hasil fraksinasi ekstrak metanol kulit buah naga menggunakan n-heksan, klorofom, etilasetat dan metanol-air menunjukkan fraksi etil asetat mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi (IC50 sebesar 132,5 ppm). Hasil kromatografi kolom fraksi etil asetat dengan fase gerak etil asetat:n-heksan (1:1 , 9:1 dan 10:0) menghasilkan 5 isolat dengan isolat 4 mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi (IC50 sebesar 188 ppm). Hasil pemurnian isolat 4 dengan HPLC dengan fase gerak n-heksan:etil asetat (7:3) dan detektor sinar UV pada ? 254 nm diperoleh senyawa 2. Hasil karakterisasi senyawa 2 yang diduga aktif sebagai antioksidan hasil analisis 1H-NMR dan 13C-NMR memiliki kemiripan dengan senyawa flavanoid dengan rumus molekul (C21H23O5) yaitu senyawa 7-hidroksi-2-(4- hidroksifenil)-5-metoksi-8-(3-metil-2-butenil)-2,3dihidrokromen4-o
    corecore