2 research outputs found

    Penjadwalan Optimum Pembangkit Thermal Menggunakan Metode Iterasi Lambda Studi Kasus Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Bolok

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penjadwalan optimum pembangkit thermal dengan menggunakan metode iterasi lambda pada PLTU Bolok. Dari hasil penelitian, konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 10 sampai 25 MW dilakukan optimasi dengan pengoperasian 2 unit. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 10 sampai 20 MW dilakukan optimasi dengan pengoperasian unit 2 dan unit 3. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 25 MW konsumsi bahan bakar minimum dilakukan optimasi pengoperasian unit 3 dan unit 4. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 30 MW sampai 40 MW dilakukan optimasi dengan pengoperasian 3 unit. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 30 MW dan 35 MW dilakukan optimasi pengoperasian unit 2, 3 dan 4. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 40 MW dilakukan optimasi pengoperasian unit 1,3 dan 4. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 45 sampai 55 MW dilakukan optimasi pengoperasian 4 unit dimana unit 1 paling dominan dalam memikul beban diantara unit lainnya, sedangkan unit 4 paling dominan memikul beban diantara unit lainnya saat beban 55 MW

    PENJADWALAN OPTIMUM PEMBANGKIT THERMAL MENGGUNAKAN METODE ITERASI LAMBDA STUDI KASUS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BOLOK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penjadwalan optimum pembangkit thermal dengan menggunakan metode iterasi lambda pada PLTU Bolok. Dari hasil penelitian, konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 10 sampai 25 MW dilakukan optimasi dengan pengoperasian 2 unit. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 10 sampai 20 MW dilakukan optimasi dengan pengoperasian unit 2 dan unit 3. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 25 MW konsumsi bahan bakar minimum dilakukan optimasi pengoperasian unit 3 dan unit 4. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 30 MW sampai 40 MW dilakukan optimasi dengan pengoperasian 3 unit. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 30 MW dan 35 MW dilakukan optimasi pengoperasian unit 2, 3 dan 4. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 40 MW dilakukan optimasi pengoperasian unit 1,3 dan 4. Konsumsi bahan bakar minimum pada simulasi beban 45 sampai 55 MW dilakukan optimasi pengoperasian 4 unit dimana unit 1 paling dominan dalam memikul beban diantara unit lainnya, sedangkan unit 4 paling dominan memikul beban diantara unit lainnya saat beban 55 MW
    corecore