2 research outputs found

    Perilaku Sosial Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Dalam Perspektif Etika Berorganisasi di Tingkat Universitas Palangka Raya

    Get PDF
    The existence of student organizations in tertiary institutions is important in the context of self-development of students themselves. This is confirmed by the Law of the Republic of Indonesia Number 12 of 2012 concerning Higher Education article 77 concerning Student Organizations. There is an imbalance in the ideal organizational paradigm with field facts, the benefits of participating in the BEM UPR organization, the bargaining value of BEM UPR at the external level, as well as perceptions of BEM UPR's social behavior and organizational ethics, became the basis for researchers interested in studying by taking the title of the final project with the theme of ethics, namely " Social Behavior of Student Executive Board (BEM) Management in the Perspective of Organizational Ethics at the University of Palangka Raya Level. This thesis research aims to analyze the relationship between social behavior patterns of BEM UPR in relation to values and culture in work programs as organizational ethics, as well as educational aspects that can be studied therein. The research design uses qualitative methods with a phenomenological approach. The primary data are people who know in depth the social behavior of BEM Palangka Raya University. While the secondary data is the literature in accordance with the author's research title. Data was collected by observation techniques, interviews, and document collection. The results of the research that the authors obtained were the existence of an ethical culture in organizations. This culture is used for decision making both leaders and members of the organization. Perceptions of the BEM of Palangka Raya University as described in the research results tend to be more positive, because students make their circle of communication in the form of groups. Contextual factors play a role in providing encouragement or motivation for action. In the organizational culture at BEM, University of Palangka Raya, values and norms as important elements can be seen both in real and latent phenomena. &nbsp

    Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di SMA Negeri 1 Tewang Sangalang Garing Kabupaten Katingan

    Get PDF
    Upaya meningkatkan profesionalisme guru merupakan salah satu kewajiban kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan baik pada kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam lembaga pendidikan profesionalitas seorang guru sangat diperlukan karena untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagodik guru dengan cara mengadakan pembinaan dan pengawasan secara langsung kepada guru terkait dengan proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, juga dengan cara penilaian terhadap laporan tertulis yang dibuat oleh guru berupa perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, seperi Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru dengan cara memberikan contoh yang baik terhadap guru. Di samping itu, kepala sekolah selalu mengadakan pengawasan terhadap guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Jika ada perilaku guru yang berseberangan atau tidak sesuai dengan norma kompetensi kepribadian guru, maka kepala sekolah melakukan pembinaan berupa pendekatan individual serta memberikan teguran secara langsung terhadap guru tersebut. (3) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi sosial dengan cara menciptakan nuansa kebersamaan dan kekeluargaan dengan cara meningkatkan komunikasi antarguru. Sehingga tercipta suasana kerja yang harmonis dan nyaman di dalam lingkungan sekolah. (4) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, dengan cara melakukan pembinaan maupun mengikut sertakan guru dalam kegiatan diklat, seminar, workshop, maupun KKG, untuk memperluas pengetahuan guru serta mendapatkan ilmu yang baru, sehingga mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan Output peserta didik
    corecore