24 research outputs found

    Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-manado)

    Full text link
    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sistem perlindungan bagi tenaga kerja dan jasa konstruksi untuk meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Pedoman penerapan SMK3 di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996.Penelitian ini mencoba memberikan jawaban tentang bagaimana standar dan pedoman SMK3 yang digunakan pada proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno di Manado serta membahas bagaimana pengaruh dari penerapan SMK3 bagi Perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri.Analisis data dilakukan dengan menyusun dan membahas hasil wawancara dengan petugas K3, hasil observasi atau pengamatan langsung di lokasi proyek dan hasil evaluasi data-data SMK3 yangtersedia serta studi kepustakaan sebagai data pendukung.Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa SMK3 telah direncanakan dan diterapkan dengan baik di lokasi proyek. Standar dan pedoman yang digunakan untuk mengatur sistem ini disusun dalam Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Proyek (RMK3LP). Dasar penerapan prosedur-prosedur tersebut disesuaikan dengan standar Internasional yaitu Occupation Health and Safety Management System (OHSAS) 18001:1999 yang memiliki kesamaan dengan SMK3 diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996. Penerapan SMK3 ini membawa pengaruh yang baik bagi Perusahaan maupun tenaga kerja, hal tersebut terlihat dari jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit kerja masih tergolong rendah dantidak memberikan pengaruh yang berarti bagi pelaksanaan pekerjaan

    Analisis Optimalisasi Waktu Dan Biaya Dengan Program Primavera 6.0 (Studi Kasus : Proyek Perumahan Puri Kelapa Gading)

    Get PDF
    Pelaksanaan suatu proyek dapat berhasil apabila sumber daya yang ada digunakan secara efektif dan efisien. Terbatasnya sumber daya yang tersedia akan menyebabkan keterlambatan pada durasi proyek. Durasi kegiatan suatu proyek berkaitan erat dengan pembiayaan. Memperpendek durasi proyek terhadap durasi normalnya memerlukan peningkatan sumber daya seperti tenaga kerja, material dan lain sebagainya yang beresiko terjadinya penambahan biaya langsung. Optimalisasi perlu dilakukan untuk memperpendek durasi proyek dengan pengeluaran biaya seminimal mungkin. Penggunaan program primavera 6.0 dapat mempermudah dalam proses perencanaan, penjadwalan, pengendalian dan monitorin. Hasil keluaran dari program primavera berupa Lay Out Gantt Chart, Kurva S, Tabel dan Profil Sumber Daya dan lain sebagainya yang dapat digunakan dalam pengontrolan proyek. Hasil dari penggunaan program pada proyek Perumahan Puri Kelapa Gading, pada tahap perencanaan kondisi normal ; waktu pelaksanaan proyek selama 174 hari dengan biaya langsung sebesar Rp. 120.443.990,25. Sedangkan hasil percepatan umur proyek (optimasi) dengan penambahan jam kerja (lembur), diperoleh waktu pelaksanaan menjadi 162 hari dengan tambahan biaya langsung menjadi Rp. 122.294.476,10

    Pemilihan Sistem Pengamanan Pantai Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Pantai Wori Di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara)

    Get PDF
    Dalam rangka mengatasi persoalan dalam pengambilan keputusant, disajikan sebuah metode pengambilan keputusan yang disebut Analytical Hierarchy Process, AHP. Dengan menggunakan metode AHP ini akan membantu pemecahan untuk pemilihan bangunan pengaman pantai.Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai sasaran, mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan antara beberapa tindakan alternatif untuk tujuan pencapaian sebuah sasaran atau lebih. Pengambilan keputusan meliputi empat tahapan utama yaitu kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi.Penggunaan metode AHP dalam perencanaan sistem pengaman pantai untuk pantai Wori mencakup prioritas penanganan masalah lokasi dalam ruas pantai dan pemilihan sistem pengaman pantai terbaik dalam hal ini konstruksi bangunan pengaman pantai yang cocok pada lokasi. Sistem pengaman pantai yang dimaksud dalam studi ini adalah struktur pengaman pantai yang masuk dalam urutan tiga besar hasil analisis AHP yaitu, Seawall, Groin, dan Jetty.Metode Analytical Hierarchy Process merupakan metode yang cukup representatif dalam membantu proses pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif yang memiliki posisi yang mendekati satu sama lain. Hal ini terbukti dengan penerapan metode AHP pada pemilihan alternatif sistem pengaman pantai dapat menghasilkan keputusan yang secara kuantitatif dapat diterima. Metode Analytical Hierarchy Process dapat digunakan untuk pemilihan alternatif bangunan pengaman pantai dimana pada pantai Wori, penerapan metode ini menghasilkan keputusan sebagai berikut Seawall : 42,25 % , Groin : 20,78 %, Jetty : 36,97

    MANAJEMEN PENGADAAN MATERIAL BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) STUDI KASUS: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BPS PROPINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    ABSTRAKPerencanaan kebutuhan material dalam suatu proyek dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pekerjaan, penggunaan material menjadi efisien dan efektif sehingga tidak terjadi masalah akibat tidak tersedianya material pada saat dibutuhkan. Perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning) adalah suatu metode untuk menentukan bahan-bahan atau komponen-komponen apa yang harus dibuat atau dibeli, berapa jumlah yang dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan. MRP terutama didasarkan atas keadaan persediaan material dan barang dalam proses serta jadwal induk produksi. Proses yang terdapat dalam MRP meliputi netting, lotting, offsetting, dan explosion.Metode MRP diterapkan pada proyek Revitalisasi Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Utara dengan menghitung jumlah kebutuhan material berdasarkan data RAB, analisis harga satuan, dan jadwal pelaksanaan proyek yang diperoleh dari proyek. Selanjutnya dibuat distribusi material yang merupakan masukan bagi teknik lot-sizing.Melalui analisis perhitungan, teknik lot-sizing dapat meminimalisasi persediaan material yaitu, semen 1.589,34 sak, pasir 152,02 m³, dan batu pecah 127,95 m³. Persediaan material ini diperoleh dari selisih antara jumlah persediaan yang ada diproyek dengan jumlah persediaan hasil teknik lot-sizing. Hasil ini menunjukan bahwa metode Material Requirement Planning dengan menggunakan teknik lot-sizing part periode balancing dan lot for lot dapat meminimalisasi persediaan material. Dari penggunaan teknik lot-sizing dalam MRP ini juga diperoleh jadwal pemesanan serta kuantitas pemesanan.Kata kunci : Material Requirement Planning, Part Period Balancing, lot for lo

    Evaluasi Kelayakan Proyek Berdasarkan Analisis Kriteria Investasi

    Full text link
    Perkembangan hunian dari waktu ke waktu semakin meningkat Hal ini seiring dengan perkembangan proyek apartement dengan tujuan guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian yang nyaman. Namun dalam pelaksanaaanya investor atau pihak pengembang perlu mengetahui kepastian akan investasi yang ditanamkan menyangkut sejumlah besar dana, dengan demikian dapat memperoleh gambaran sebagai acuan bagi para investor dalam pengembanganya pada tahap berikutnya. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan evaluasi, guna untuk menganalisis terhadap proyek yang akan direncanakan, atau pun yang sedang berjalan sebagai bahan penilaian pelaksanaan proyek tersebut. Evaluasi kelayakan proyek berdasarkan analisis kriteria investasi, dalam penulisan ini ditinjau dari aspek financial, evaluasi proyek hanya menganalisis biaya (cost) dan keuntungan (benefit). Adapun kriteria investasi yang dipakai untuk menilai benefit dan cost yaitu Groos Benefit / Cost Ratio (Groos B/C), Proifatibility Ratio, Nert Present Value, Imternal Rate Of Return and payback periode. Setelah diadakan analisis dengan mengunakan metode tersebut maka diperoleh, GroosBenevit / Cost Ratio >1, Profitability Ratio >1, Net Present Value > 0, Internal Rate Of Return 22,3% Lebih Tinggi dari discount rate yang diambilyaitu 9% - 18%, dan Payback Period untuk investasi yang bernilai Rp. 200.848.061.120,- diproyeksikan dapat kembali pada 3,3 Tahun kedepan, dengan memenuhinya setiap criteria investasi tersebut diatas maka proyek apartement dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan

    Pengaruh Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja

    Get PDF
    Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu bagian penting yang perlu diterapkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Resiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja sering terjadi karena pihak kontraktor tidak menerapkan program K3 dengan baik. Hal ini dapat berdampak pada tingkat produktivitas pekerja. Dengan adanya implementasi program K3 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh implementasi program K3 terhadap produktivitas kerja serta sebrapa besarkah hubungan antara keduanya maka dilakukanlah penelitian. Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan PT. Trakindo Utama Balikpapan Facility Upgrade. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sampling dan kuisioner digunakan sebagai instrumen penelitian. Analisis data kuisioner dilakukkan dengan analisis regresi linier berganda. Data yang dianalisis kemudian dilakukan uji signifikansi dengan pengujian parsial (Distribusi t) dan simultan (Distribusi F). Hasil yang diperoleh dari pengujian parsial yaitu t untuk b1 = 0,152 dan b2 = 0,232 berada diantara t tabel -2,763 dan 2,763. Hal ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari keselamatan dan kesehatan kerja terhadap peningkatan produktivitas kerja secara individual. Sedangkan dengan pengujian simultan diperoleh F = 15,311 ≥ F tabel = 3,35 yang menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan. Implementasi program K3 memiliki hubungan yang erat terhadap peningkatan produktivitas kerja. Ini terlihat dari nilai koefisien korelasi berganda R = 0,729. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program K3 akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja jika diimplementasikan secara utuh, dalam artian tidak hanya menitikberatkan pada satu bagian saja

    Pengendalian Waktu Dan Biaya Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil (Studi Kasus : Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Pip2b Kota Manado)

    Full text link
    Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu, biaya, waktu dan SDM. Didalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang paling pokok didalam mewujudkan keberhasilan proyek. Persoalan yang timbul adalah bagaimana mencapai pemecahan optimum dengan kondisi sumber daya yang serba terbatas. Bagaimana menerapkan suatu metode pada proyek untuk mengendalikan biaya dan waktu, serta mengendalikan pelaksanaan proyek konstruksi terhadap terjadinya penyimpangan, dan mengevaluasi proyeksi penyelesaian terhadap terjadinya penyimpangan pada proyek merupakan tujuan dari penelitian ini. Untuk meningkatkan efektivitas dalam memantau dan mengendalikan proyek, perlu dipakai metode yang mengintegrasikan jadwal dan biaya sehingga mengungkapkan kinerja kegiatan. Salah satu metode yang memenuhi tujuan ini adalah Konsep Nilai Hasil, Earned Value Concept, yang terdiri dari tiga indikator yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP. Prosedur penelitian dimulai dengan melakukan studi kepustakaan, pengambilan data, melakukan pengamatan langsung pada proyek, dan merangkum hasil pengumpulan data-data yang ada. Variansi yang ditekankan disini adalah untuk menyelidiki penyimpangan biaya atau jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan atau ditentukan. Bila angka kinerja ditinjau lebih lanjut maka Angka indeks kinerja kurang dari satu (1) yang berarti makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran, atau prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan tidak realistis. Konsep Nilai Hasil bisa diterapkan pada studi kasus ini di dalam tujuan pengendalian dimana berdasarkan analisis maka pengendalian yang dilakukan banyak terjadi penyimpangan dari sisi penjadwalan pada saat pelaporan-pelaporannya. Berdasarkan nilai ETC dan EAC yang terhitung maka apabila kinerja tidak diperbaharui akan terjadi bergeseran

    Penerapan Sistem Pengendalian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Konstruksi (Studi Kasus: Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Manado T.a. 2012)

    Full text link
    Penerapan Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) banyak menyita perhatian berbagai organisasi karena mencakup permasalahan segi prikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri. Proses pembangunan proyek konstruksi umumnya merupakan kegiatan yang mengandung unsur bahaya, sehingga hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu diperhatikan.Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja dan pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga.Studi di bidang Penerapan Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksanaan Konstruksi, dilakukan pada Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Manado Tahun Anggaran 2012. Adapun yang dipelajari adalah bagaimana melaksanakan pekerjaan konstruksi yang aman dengan berpatokan pada penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Metodologi penelitian menggunakan questioner, survei dan wawancara langsung di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi lokasi proyek, survei secara visual di proyek dan pengambilan dokumentasi dilapangan.Dalam pelaksanaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Manado Tahun Anggaran 2012, Penerapan Sistem Pengendalian K3 pada Pelaksanaan Konstruksi sudah berjalan cukup baik dengan adanya jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) bagi para pekerja proyek yang merupakan perhatian yang diberikan Perusahaan kepada para pekerja yang sesuai dengan amanat UU No. 3/1992, namun dari segi teknis masih terdapat beberapa kekurangan antara lain: belum tersedianya tenaga profesional dibidang K3, sifat pekerja lebih memilih tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dan lebih memilih bekerja berdasarkan pengalaman dan mengabaikan K3, tidak adanya pelatihan khusus mengenai K3 kepada para pekerja serta tidak adanya pengawasan langsung dari pihak pemerintah terhadap pelaksanaan K3 dilokasi proyek ini
    corecore