5 research outputs found

    HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL DENGAN USIA MENOPAUSE PADA WANITA USIA LANJUT (45-60 TAHUN) DI DESA SEI TATAS KECAMATAN PULAU PETAK KABUPATEN KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

    Get PDF
    Kontrasepsi hormonal bekerja dengan menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Menggunakan kontrasepsi hormonal akan menyebabkan wanita lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Wanita yang mengalami menopause dini salah satunya disebakan karena penggunan kb non hormonal. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Sei Tatas, dari 11 orang wanita usia lanjut 10 diantaranya memiliki riwayat pernah menggunakan KB hormonal pil dan suntik. 10 orang wanita usia lanjut tidak lagi menstruasi pada usia 46-52 tahun, dan 1 orang masih masih menstruasi pada usia 51 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kb hormonal terhadap usia menopause di Desa Sei Tatas. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan metode cross sectional. Populasi pada penelitian ini semua wanita lanjut usia 45-60 tahun yang ada di dengan jumlah 141 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik Acidental sampling dengan besar sampel 59 orang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian : Didapatkan responden pengguna Kb hormonal sebanyak 39 orang (66.1%) dan non hormonal sebanyak 20 orang (33.9%). Terdapat 17 orang (28.8 %) mengalami menopause dini, 32 orang (53.2 %) menopause normal dan 10 orang (16.9%) menopause terlambat. Hasil analisis uji chi square menunjukkan nilai P value = 0.036 < α = 0.05. Kesimpulan : Adanya hubungan antara riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause pada wanita usia lanjut di Desa Sei Tatas. Namun, perlu di lakukan penelitian lain dengan desain studi kohort prospektif dapat digunakan untuk melihat hubungan temporal antara penggunaan kontrasepsi hormonal dan usia menopause serta mengakaji secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause selain penggunaan kontrasepsi hormonal

    Yoga Sebagai Upaya Mengatasi Nyeri Haid pada Remaja

    Get PDF
    Adolescence is a period of transition from puberty to adulthood, which is at the age of 11-20 years. During this transition period, the individual matures physiologically, psychologically, mentally, emotionally, and socially. In adolescent girls, usually the age of first menstruation (menarche) is around the age of 12-16 years. women often experience discomfort in the lower abdomen. The presence of uterine contractions during the menstrual process causes pain during the menstrual cycle. Menstrual pain interferes with women's activities, causing women to try to find ways to reduce the pain they experience. Yoga is an activity in which a person concentrates the whole mind to control the five senses and the body as a whole. According to several studies, yoga that is carried out regularly for 30-45 minutes and is done 2-3 times a week is proven to be more effective in reducing menstrual pain. Some of the yoga movements that can reduce menstrual pain include the Balasana (Child Position), Paschimottanasana (Sitting Position and Body Bend forward), this feeling of comfort will ultimately increase a person's tolerance for pain. The material was delivered using a lecture and discussion method between the presenter team and the respondents as well as showing videos of yoga movements to reduce menstrual cramps and the implementation of activities carried out online via WhatApps and Zoom. The results of the community service activities carried out showed that the pretest score before counseling was on average 63.25, the posttest score after the counseling was obtained was an average of 68. This indicates that after the counseling there was an increase in adolescent knowledge about yoga as an effort to reduce menstrual pain . AbstrakMasa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11- 20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Pada remaja wanita, biasanya usia pertama kali mengalami menstruasi (menarche) adalah sekitar usia 12-16 tahun. seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Adanya kontraksi rahim saat proses menstruasi menyebabkan munculnya rasa sakit selama siklus menstruasi, Nyeri haid mengganggu wanita dalam beraktivitas, menyebabkan para wanita berupaya mencari cara untuk mengurangi nyeri yang dialaminya haid. Yoga adalah sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara keseluruhan. Menurut beberapa penelitian, yoga yang dilaksanakan secara teratur selama 30-45 menit dan dilakukan 2- 3 kali seminggu terbukti lebih efektif menurunkan nyeri haid. Beberapa gerakan yoga yang dapat mengurangi nyeri haiad di antaranya adalah gerakan Balasana (Posisi Anak), Paschimottanasana (Posisi Duduk dan Tubuh Menekuk ke depan), adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap rasa nyeri. Penyampaian materi  disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi antara tim penyaji dengan responden serta menampilkan video gerakan yoga untuk mengurangi nyeti haid dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara daring via WhatApps dan Zoom. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan menunjukkan skor pretest sebelum dilakukannya penyuluhan yaitu rata-rata 63.25, pada skor posttest setelah dilakukannya penyuluhan didaptkan hasil yaitu rata-rata 68. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukannya peyuluhan adanya peningkatan pengetahuan remaja mengenai yoga sebagai upaya mengurangi nyeri haid

    Yoga Sebagai Upaya Mengatasi Nyeri Haid pada Remaja

    Get PDF
    Adolescence is a period of transition from puberty to adulthood, which is at the age of 11-20 years. During this transition period, the individual matures physiologically, psychologically, mentally, emotionally, and socially. In adolescent girls, usually the age of first menstruation (menarche) is around the age of 12-16 years. women often experience discomfort in the lower abdomen. The presence of uterine contractions during the menstrual process causes pain during the menstrual cycle. Menstrual pain interferes with women's activities, causing women to try to find ways to reduce the pain they experience. Yoga is an activity in which a person concentrates the whole mind to control the five senses and the body as a whole. According to several studies, yoga that is carried out regularly for 30-45 minutes and is done 2-3 times a week is proven to be more effective in reducing menstrual pain. Some of the yoga movements that can reduce menstrual pain include the Balasana (Child Position), Paschimottanasana (Sitting Position and Body Bend forward), this feeling of comfort will ultimately increase a person's tolerance for pain. The material was delivered using a lecture and discussion method between the presenter team and the respondents as well as showing videos of yoga movements to reduce menstrual cramps and the implementation of activities carried out online via WhatApps and Zoom. The results of the community service activities carried out showed that the pretest score before counseling was on average 63.25, the posttest score after the counseling was obtained was an average of 68. This indicates that after the counseling there was an increase in adolescent knowledge about yoga as an effort to reduce menstrual pain . AbstrakMasa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11- 20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Pada remaja wanita, biasanya usia pertama kali mengalami menstruasi (menarche) adalah sekitar usia 12-16 tahun. seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Adanya kontraksi rahim saat proses menstruasi menyebabkan munculnya rasa sakit selama siklus menstruasi, Nyeri haid mengganggu wanita dalam beraktivitas, menyebabkan para wanita berupaya mencari cara untuk mengurangi nyeri yang dialaminya haid. Yoga adalah sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara keseluruhan. Menurut beberapa penelitian, yoga yang dilaksanakan secara teratur selama 30-45 menit dan dilakukan 2- 3 kali seminggu terbukti lebih efektif menurunkan nyeri haid. Beberapa gerakan yoga yang dapat mengurangi nyeri haiad di antaranya adalah gerakan Balasana (Posisi Anak), Paschimottanasana (Posisi Duduk dan Tubuh Menekuk ke depan), adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap rasa nyeri. Penyampaian materi  disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi antara tim penyaji dengan responden serta menampilkan video gerakan yoga untuk mengurangi nyeti haid dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara daring via WhatApps dan Zoom. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan menunjukkan skor pretest sebelum dilakukannya penyuluhan yaitu rata-rata 63.25, pada skor posttest setelah dilakukannya penyuluhan didaptkan hasil yaitu rata-rata 68. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukannya peyuluhan adanya peningkatan pengetahuan remaja mengenai yoga sebagai upaya mengurangi nyeri haid

    Literature Review Hubungan Pengetahuan dengan KEK pda Wanita Prakonsepsi

    Get PDF
    Nutritional status during the preconception period is one of the determinants of the quality of maternal and infant health, because it is related to the increased morbidity and mortality caused by the incidence of KEK and anemia in mothersduring pregnancy, childbirth until the puerperium. knowledge at premarital time about preconception nutritional status so that it will have a negative impact on the health condition of the newborn later. Because after marriage, women will immediately undergo the fertilization process, malnutrition in pregnant women will have the potential for premature, low birth weight, congenital defects and affect growth and development problems in children (stunting). This literature review is a literature study of various references, namely research articles or journals, annual reports and supporting data regarding the relationship between knowledge and preconception nutritional status published in the last 6 years starting from 2015-2018. The journals found were 5 journals consisting of national journals. The search was carried out using the electronicreferenceslibrary, namelyfrom Google Scholar and PupMed. Based on the results of a literature review, It can be seen that poor knowledge of preconception nutritional status will have a negative impact on mother and baby, because mother's ignorance of preconception nutritional status can cause CED in the mother. Therefore, good knowledge is also accompanied by a positive attitude to apply the knowledge they have.AbstrakStatus gizi pada masa prakonsepsi merupakan salah satu penentu kualitas kesehatan ibu dan bayi, karena berkaitan dengan meningkatnya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh kajadian KEK dan anemia pada ibu dalam proses kehamilan, persalinan sampai dengan masa nifas, secara tidak langsung status gizi prakonsepsi dipengaruhi oleh pengetahuan saat pranikah tentang status gizi prakonsepsi sehinggaakan berdampak negative pada kondisi kesehatan bayi baru lahir nantinya. Karena setelah menikah wanita akan langsung menjalani proses pembuahan, kekurangan gizi pada ibu hamil akan berpotensi terjadinya premature, BBLR, cacat bawaan dan mempengaruhi masalah pertumbuhan dan perkembangan pada anak (stunting). Literature review ini adalah studi literatur berbagai referensi, yaitu artikel atau jurnal penelitian, annualreport dan data-data yang mendukung dengan hubungan pengetahuan dengan status gizi prakonsepsi yang diterbitkan 6 tahun terakhir mulai dari tahun 2015-2019. Jurnal yang ditemukan sebanyak 3 jurnal yang terdiri dari 5 jurnal nasional. Pencarian dilakukan menggunakan electronic references library yaitu dari google cendekia dan PupMed. Berdasarkan hasil literature review, dapat diketahui bahwa pengetahuan status gizi prakonsepsi yang kurang baik akan berdampak negative pada ibu dan bayi, karena ketidaktahuan ibu terhadap status gizi prakonsepsi dapat menyebabkan kejadian KEK pada ibu. Oleh karenanya pengetahuan yang baik juga disertai sikap positif untuk menerapkan ilmu yang di miliki

    Literature Review Hubungan Pengetahuan dengan KEK pda Wanita Prakonsepsi

    Get PDF
    Nutritional status during the preconception period is one of the determinants of the quality of maternal and infant health, because it is related to the increased morbidity and mortality caused by the incidence of KEK and anemia in mothersduring pregnancy, childbirth until the puerperium. knowledge at premarital time about preconception nutritional status so that it will have a negative impact on the health condition of the newborn later. Because after marriage, women will immediately undergo the fertilization process, malnutrition in pregnant women will have the potential for premature, low birth weight, congenital defects and affect growth and development problems in children (stunting). This literature review is a literature study of various references, namely research articles or journals, annual reports and supporting data regarding the relationship between knowledge and preconception nutritional status published in the last 6 years starting from 2015-2018. The journals found were 5 journals consisting of national journals. The search was carried out using the electronicreferenceslibrary, namelyfrom Google Scholar and PupMed. Based on the results of a literature review, It can be seen that poor knowledge of preconception nutritional status will have a negative impact on mother and baby, because mother's ignorance of preconception nutritional status can cause CED in the mother. Therefore, good knowledge is also accompanied by a positive attitude to apply the knowledge they have.AbstrakStatus gizi pada masa prakonsepsi merupakan salah satu penentu kualitas kesehatan ibu dan bayi, karena berkaitan dengan meningkatnya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh kajadian KEK dan anemia pada ibu dalam proses kehamilan, persalinan sampai dengan masa nifas, secara tidak langsung status gizi prakonsepsi dipengaruhi oleh pengetahuan saat pranikah tentang status gizi prakonsepsi sehinggaakan berdampak negative pada kondisi kesehatan bayi baru lahir nantinya. Karena setelah menikah wanita akan langsung menjalani proses pembuahan, kekurangan gizi pada ibu hamil akan berpotensi terjadinya premature, BBLR, cacat bawaan dan mempengaruhi masalah pertumbuhan dan perkembangan pada anak (stunting). Literature review ini adalah studi literatur berbagai referensi, yaitu artikel atau jurnal penelitian, annualreport dan data-data yang mendukung dengan hubungan pengetahuan dengan status gizi prakonsepsi yang diterbitkan 6 tahun terakhir mulai dari tahun 2015-2019. Jurnal yang ditemukan sebanyak 3 jurnal yang terdiri dari 5 jurnal nasional. Pencarian dilakukan menggunakan electronic references library yaitu dari google cendekia dan PupMed. Berdasarkan hasil literature review, dapat diketahui bahwa pengetahuan status gizi prakonsepsi yang kurang baik akan berdampak negative pada ibu dan bayi, karena ketidaktahuan ibu terhadap status gizi prakonsepsi dapat menyebabkan kejadian KEK pada ibu. Oleh karenanya pengetahuan yang baik juga disertai sikap positif untuk menerapkan ilmu yang di miliki
    corecore