Aplikasi Monitoring Pemeliharaan Asset Jaringan Tegangan Menengah Berbasis Sistem Informasi Geografis di Pln Upj Sleman YOGYAKARTA

SI Penulisan skripsi ini berusaha untuk mengimplementasikan bagaimana pemeliharaan asset secara teratur mampu menekan biaya pengeluaran yang tidak terduga dari suatu Perusahaan dan juga optimalisasi sumber daya yang ada. Hal ini menjadi hal yang penting bagi suatu Perusahaan besar seperti contohnya PLN atau Pertamina yang mempunyai asset bukan hanya di dalam gedung tapi juga di luar gedung yang letaknya jauh dari pusat perkantoran sehingga mempersulit pengawasannya. Penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat penting dilakukan untuk saat ini, terutama dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi saat ini. Berbagai manfaat yang bisa diambil dari penerapan Sistem Informasi Geografis, diantaranya yaitu : Mempermudah pemantauan asset, karena asset dipetakan sesuai dengan Kenyataan di lapangan. Mempercepat penanganan apabila terjadi error atau failure terhadap asset yang ada di lapangan, karena lokasinya sudah teridentifikasi. Memperlancar pelayanan kepada pelanggan, karena pelanggan dapat mengetahui kondisi sebenarnya, dan pihak Perusahaan yang menerapkan SIG mudah apabila ingin menghubungi pelanggan secara langsung karena terdapat peta yang jelas. Adapun permasalahan yang hendak diangkat di dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pengoptimalisasian sumber daya yang ada di dalam suatu Perusahaan dalam hal ini yang dimaksud adalah asset-asset yang ada di lapangan. Diharapkan dengan pemeliharan asset yang teratur melalui sistem yang terkomputerisasi mampu memperlancar proses bisnis dari Perusahaan sehingga kepuasan pelanggan bisa tercapai. Di dalam pengembangan aplikasi monitoring pemeliharaan asset ini, bahasa pemrograman yang digunakan adalah Visual Basic yang sudah terbukti sebagai salah satu bahasa pemrograman yang handal. Sedangkan penanganan databasenya menggunaka Oracle XE, salah satu produk dari oracle yang bisa digunakan secara bebas atau gratis

Globalization And Gross Domestic Product Construction In ASEAN

There is no more doubt about the importance of economic growth, which can be calculated fromGross Domestic Product (GDP). This research analyzes the role of globalization on GDP inASEAN-5 by estimating panel data. It uses a fixed effect approach to accommodate various characteristicsin the countries. To accommodate such variation, it assumes that the intercepts variesacross these countries, while the slopes remain similar. Based on the estimation result, it suggeststhat net export and foreign direct investment represent the globalization process. Both have positiveand significant influences on GDP in the corresponding countries

Effectiveness of 20 years of conservation investments in protecting orangutans

Conservation strategies are rarely systematically evaluated, which reduces transparency, hinders the cost-effective deployment of resources, and hides what works best in different contexts. Using data on the iconic and critically endangered orangutan (Pongo spp.), we developed a novel spatiotemporal framework for evaluating conservation investments. We show that around USD 1 billion was invested between 2000 and 2019 into orangutan conservation by governments, non-governmental organizations, companies and communities. Broken down by allocation to different conservation strategies, we find that habitat protection, patrolling and public outreach had the greatest return-on-investment for maintaining orangutan populations. Given variability in threats, land-use opportunity costs, and baseline remunerations in different regions, there were differential benefits-per-dollar invested across conservation activities and regions. We show that, while challenging from a data and analysis perspective, it is possible to fully understand the relationships between conservation investments and outcomes, and the external factors that influence these outcomes. Such analyses can provide improved guidance towards more effective biodiversity conservation. Insights into the spatiotemporal interplays between the costs and benefits driving effectiveness can inform decisions about the most suitable orangutan conservation strategies for halting population declines. While our study focuses on the three extant orangutan species of Sumatra and Borneo, our findings have broad application for evidence-based conservation science and practice worldwide