10 research outputs found

    Saponifikasi dan Ekstraksi Satu Tahap untuk Ekstraksi Minyak Tinggi Linoleat dan Linolenat dari Kedelai Varietas Lokal

    Full text link
    Asam linoleat (LA, linoleic acid, C18:2ω-6) dan asam alfa linolenat (ALA, alpha linolenic acid, C18:3ω-3) merupa- kan asam lemak tidak jenuh majemuk (PUFA, polyunsaturated fatty acid) esensial. Penelitian tentang kedelai varietas lokal sebagai sumber LA dan ALA sangat penting dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap produk minyak tinggi LA dan ALA impor. Akan tetapi, penelitian tentang ekstraksi LA dan ALA dari kedelai varietas lokal yang ada di Indonesia masih sangat terbatas. Teknik ekstraksi yang efisien diperlukan untuk meningkatkan kadar PUFA. Salah satu teknik untuk mengekstrak minyak tinggi LA dan ALA adalah kombinasi saponifikasi dan ekstraksi simultan atau saponifikasi-ekstraksi satu tahap.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi kedelai varietas lokal sebagai sumber LA dan LA, dan untuk mengembangkan teknik saponifikasi-ekstraksi satu tahap. Kedelai varietas lokal, yaitu Panderman, Wilis, Kaba, Burangrang, dan Anjasmara, dianalisis profil asam lemaknya. Varietas yang digunakan lebih lanjut untuk saponifikasi- ekstraksi satu tahap didasarkan pada kadar LA dan ALA tertinggi. Selanjutnya, kondisi saponifikasi-ekstraksi satu tahap dioptimasi dengan menggunakan metodelogi permukaan respon dengan tiga faktor yaitu rasio air:tepung kedelai, suhu saponifikasi, dan lama saponifikasi. Respon yang dikaji adalah kadar LA dan ALA dalam minyak yang terekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara kedelai varietas lokal yang diteliti, varietas Burangrang mempunyai kadar LA+ALA tertinggi (60,43 %). Varietas yang berbeda menunjukkan profil asam lemak yang berbeda dan kadar minyak (dalam bentuk asam lemak bebas) yang berbeda pula. LA merupakan asam lemak yang dominan untuk seluruh varietas kedelai. Rasio air:tepung kedelai, suhu saponifikasi, dan lama saponifikasi mempengaruhi respon yang bersifat kuadratik. Kondisi optimum tercapai pada rasio air:tepung kedelai 2,03:1, suhu saponifikasi 58,86 °C, dan lama sapon- ifikasi 92,27 menit. Respon kadar LA dan ALA (%) pada kondisi optimum berdasarkan prediksi adalah 68,47 % dan respon aktual 68,89 %. Minyak yang diperoleh mempunyai tingkat oksidasi yang rendah

    Coffee and its waste repel gravid Aedes albopictus females and inhibit the development of their embryos

    Get PDF

    Hypoglycemic effect of biscuits containing water-soluble polysaccharides from wild yam (Dioscorea hispida Dennts) or lesser yam (Dioscorea esculenta) tubers and alginate

    No full text
    Abstract To determine the hypoglycemic effects on biscuits supplemented with single or mixture of hydrocolloids, crude water soluble polysaccharides (WSP) extracted from tubers of either wild yam (CWY) or lesser yam (CLY) and commercial alginate powder (ALG) were used. Five different types of hydrocolloid mixture were prepared, namely CWY, CLY, ALG, mixtures of CWY and ALG (CWY/ALG) and CLY and ALG (CLY/ALG) at a ratio of 1:1. The biscuits (BIS) formula were incorporated with 2.5% of these hydrocolloid mixtures and biscuit without addition of hydrocolloid (NON-BIS) was used as control. A meal tolerance test (MTT) was carried out by feeding each biscuit to alloxan-induced hyperglycemia rats respectively, and the blood glucose levels were monitored for the first 120 min. A long term antihyperglycemic effect was monitored weekly for their blood glucose levels and changes in body weight for 4 weeks, followed by the determination of the short chain fatty acids (SCFAs) profile from the caecum digesta at the end of feeding treatment. As a comparison, standard feed was respectively fed to a group of hyperglycemia rats (HYP-STD) and a group of normal rats (NOM-STD). The MTT results indicated that all hydrocolloid containing biscuits affected the absorption of glucose into the blood and were able to maintain it at a normal level. ALG-BIS was the most effective, followed by CWY/ALG-BIS, CLY/ALG-BIS, CWY-BIS and CLY-BIS. After 4 weeks, the glucose blood levels were significantly reduced, showing a pattern of reduction similar to that of the MTT. The magnitude of reduction was as follows: 57% (ALG-BIS), 50% (CWY/ ALG-BIS), 49% (CLY/ALG-BIS), 39% (CWY-BIS), 35% (CLY-BIS) and 2% (NON-BIS) respectively. The hyperglycemic rats fed with biscuits gained about 7-11% in body weight and opposite results were found on hyperglycemic rats fed with standard feed. Despite the variation in composition, the order of concentration of the SCFAs was similar, i.e. acetic acid > propionic acid > butyric acid. It may be concluded that biscuits added with WSP, extracted from tubers of either wild or lesser yam, or their mixtures with alginate, have significant hypoglycemic effects

    Genomics approaches to mango varietal improvement

    No full text
    corecore