1 research outputs found

    PERBEDAAN DAYA KELARUTAN KALSIUM HIDROKSIDA DAN KOMBINASI KALSIUM HIDROKSIDA-PROPOLIS SEBAGAI BAHAN PULP CAPPING

    No full text
    Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dianggap sebagai gold standar dalam perawatan pulp capping karena kemampuannya untuk merangsang pembentukan dentin reparatif, melindungi pulpa dari rangsangan thermal, dan menghambat pertumbuhan bakteri. Kalsium hidroksida memiliki beberapa kekurangan dalam sifat mekaniknya yaitu dapat larut dalam air dan asam. Propolis adalah substansi resin yang berasal dari bahan alami, dikumpulkan lebah kemudian dicampurkan dengan lilin (wax) dan air liurnya. Propolis bersifat tidak toksik dan tidak mudah larut dalam air (non polar) karena mengandung CAPE, Bees Wax, dan Volatile oil. Kombinasi kalsium hidroksida dengan propolis dalam bentuk pasta menggunakan perbandingan 1: 2 dengan propolis 11% dapat meningkatkan kemampuan kalsium hidroksida berdifusi ke dalam tubuli dentin. Tujuan: Untuk menjelaskan perbedaan daya kelarutan kalsium hidroksida dan kombinasi kalsium hidroksida-propolis sebagai bahan pulp capping. Metode: 18 sampel berupa kepingan kalsium hidroksida (15 mm x 1 mm) dan 18 sampel berupa kepingan kombinasi kalsium hidroksida-propolis (15 mm x 1 mm). Kepingan tersebut di simpan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam, kemudian ditimbang sampai menemukan massa konstan (M1). Masing-masing kepingan dibagi menjadi 2 kelompok yang selama 1 hari dan 7 hari dalam 50 ml saliva buatan pada suhu 37oC lalu ditimbang (M2), dikeringkan, diinkubator, ditimbang lagi (M3). Hasil pengurangan M1 dikurangi M3 dibagi volume merupakan data hasil kelarutan kepingan. Data dianalisa menggunakan Uji One Way ANOVA dan Post Hoc Test. Hasil: Terdapat perbedaan daya kelarutan kalsium hidroksida dan kombinasi kalsium hidroksida-propolis sebagai bahan pulp capping. Simpulan: daya kelarutan kalsium hidroksida lebih besar daripada kombinasi kalsium hidroksida-propolis sebagai bahan pulp capping
    corecore