4 research outputs found

    Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Sarang Semut (Myrmecodia Pendans) & Ekstrak Teh Hitam (Camellia Sinensis O.k.var.assamica (Mast.)) Dengan Metode Dpph (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

    Full text link
    Antioksidan merupakan senyawa yang pada konsentrasi rendah mampu mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Sarang semut (Myrmecodia pendans) dan teh hitam (Camellia sinensis O.K.var.assamica (mast.)) merupakan tanaman yang mempunyai kandungan senyawa-senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan. Penarikan senyawa-senyawa aktif dari sarang semut dilakukan dengan proses ekstraksi metode soxhletasi dengan menggunakan pelarut etanol. Sedangkan penarikan senyawa-senyawa aktif dari teh hitam dilakukan dengan proses ekstraksi metode digesti menggunakan pelarut air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak sarang semut dengan ekstrak teh hitam terhadap radikal bebas DPPH (1,1-difenil- 2-pikrilhidrazil). Kombinasi ekstrak sarang semut dengan ekstrak teh hitam dibuat dengan perbandingan 1:0; 2:1; 1:1; 1:2; dan 0:1 kemudian diencerkan dengan pelarut etanol 60% hingga diperoleh konsentrasi larutan uji 0,1%. Dari larutan tersebut dibuat deret konsentrasi 0,01%; 0,02%; 0,03%; 0,04%; dan 0,05% dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH secara spektrofotometri Vis, hingga diperoleh nilai EC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EC50 untuk ekstrak sarang semut murni perbandingan 1:0 sebesar 3,6830 μg/ml, nilai EC50 untuk ekstrak teh hitam murni perbandingan 0:1 sebesar 8,1720 μg/ml, nilai EC50 untuk kombinasi ekstrak sarang semut dengan ekstrak teh hitam perbandingan 2:1 sebesar 2,6443 μg/ml, perbandingan 1:1 sebesar 2,3925 μg/ml dan perbandingan 1:2 sebesar 3,6132 μg/ml. Sehingga dapat disimpulkan ekstrak sarang semut yang dikombinasi teh hitam dengan perbandingan 1:1 memiliki aktivitas antioksidan terbesar. Hasil uji anava menunjukkan ada perbedaan yang signifikan aktivitas antioksidan antara ekstrak sarang semut murni, ekstrak teh hitam murni dan kombinasi ekstrak sarang semut dengan ekstrak teh hitam

    Pengaruh Fraksi Air Dan Fraksi Etil Asetat Daun Adam Hawa (Rhoeo Discolor Hance) Terhadap Peluruhan Batu Ginjal Kalsium Secara in Vitro

    Full text link
    Batu ginjal merupakan pembentukan endapan mineral kristal pada ginjal. Batu yang menyumbat menyebabkan nyeri pinggang, disuria dan hematuria. Daun adam hawa (Rhoeo discolor Hance) mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai peluruh kalsium pada batu ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa, mengetahui adanya perbedaan konsentrasi fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa, serta mengetahui konsentrasi maksimal fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa terhadap peluruhan batu ginjal kalsium secara in vitro. Metode ekstraksi yang digunakan adalah remaserasi dengan pelarut etanol 70% selama 5 hari. Analisis kualitatif ekstrak, fraksi air dan fraksi etil asetat meliputi skrining fitokimia dan KLT. Analisis kualitatif batu ginjal menggunakan Spektrofotometer FT-IR. Analisis kuantitatif kadar kalsium menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Fraksi air dan fraksi etil asetat dibuat konsentrasi 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, dan 6000 ppm. Batu ginjal direndam dalam fraksi air dan fraksi etil asetat selama 5 jam pada suhu 37ºC. Hasil penelitian menunjukkan fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa berpengaruh terhadap peluruhan batu ginjal kalsium. Hasil statistik menunjukkan ada perbedaan antara fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa terhadap peluruhan kalsium batu ginjal secara in vitro. Konsentrasi maksimal yang mampu meluruhkan kalsium yaitu fraksi air konsentrasi 3000 ppm dapat meluruhkan kalsium sebesar 4,558 ppm, sedangkan fraksi etil asetat konsentrasi 5000 ppm dapat meluruhkan kalsium sebesar 3,912 ppm

    Pengaruh Fraksi Air Dan Fraksi Etil Asetat Daun Sambung Nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) Terhadap Kelarutan Batu Ginjal Secara in Vitro

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi air dan fraksi etil asetat sambung nyawa, mengetahui perbedaan kemampuan antara fraksi air dan fraksi etil asetat daun sambung nyawa, serta mengetahui konsentrasi optimal fraksi air dan fraksi etil asetat daun sambung nyawa dalam melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro. Metode ekstraksi yang digunakan adalah remaserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Analisis kualitatif batu ginjal dilakukan dengan spektrofotometer infra merah. Perendaman serbuk batu ginjal dilakukan pada suhu 37°C selama 5 jam pada konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm. Kalsium yang terlarut dalam fraksi air dan fraksi etil asetat sambung nyawa diukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air dan fraksi etil asetat daun sambung nyawa berpengaruh terhadap kelarutan batu ginjal kalsium. Konsentrasi 2500 ppm mempunyai kemampuan paling tinggi. Pada fraksi air yaitu 133,238 ppm sedangkan fraksi etil asetat 62,5491 ppm sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi air mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Hasil uji statistik antar kelompok fraksi air dan fraksi etil asetat daun sambung nyawa terdapat perbedaan aktivitas dalam melarutkan kalsium batu ginjal. Kadar kalsium yang terlarut meningkat sebanding dengan kenaikan konsentrasi
    corecore