17 research outputs found
Sertifikasi Halal sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk Olahan Komoditas Pertanian Unggulan Daerah
Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia dengan kata lain makanan yang aman adalah makanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari aspek kesehatan dan Kenyamanan bathiniah. Sehubungan dengan Kenyamanan bathiniah tersebut adalah produk pangan dapat dibedakan antara yang halal dan haram. Dalam Islam panduan dalam mengkonsumsi makanan sudah diatur dalam QS Al Baqarah: 168, yang artinya : Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu
Peranan Baitul Maal Mujahidin dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Baitul Maal Mujahidin dalam mendukung ketahanan panganDI Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi
motivasi atau faktor pendorong anggota mengumpulkan zakat hasil pertanian pada Baitul Maal Mujahidin yaitu : sebagai bentuk kewajiban umat Islam dalam rangka melaksanakan salah satu rukun Islam, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa melalui hasil panen komoditas pertanian, sebagai sarana untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan beberapa golongan masyarakat yang membutuhkan, sebagai sarana untuk mengurangi kecemburuan sosial, zakat dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan menambah berkah atas rezeki yang diperoleh, dan khusus untuk zakat hasil
pertanian dapat difungsikan sebagai lumbung pangan untuk mengantisipasi jika pada masa mendatang terjadi bencana kerawanan pangan akibat hasil panen yang tidak optimal
Potensi dan Ketersediaan Bahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras di Kabupaten Banyumas
Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi bahan pangan sumber karbohidrat non beras dan mengetahui ketersediaan bahan pangan sumber karbohidrat non beras yang ada di Kabupaten Banyumas. Metode penelitian dilakukan melalui riset deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari dinas atau instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu BPS Kabupaten Banyumas, dan Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di Kabupaten Banyumas terdapat potensi sumber pangan sumber karbohidrat non beras, yaitu jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Kesesuaian kondisi lahan dan iklim menjadi pertimbangan utama bagi petani untuk bertanam jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Lahan kering atau marginal yang terdapat di Kabupaten Banyumas dapat ditanami oleh salah satu atau bahkan ketiga tanaman tersebut. Pada tahun 2012 luas panen jagung mengalami penurunan sebesar 18,28%, ubi kayu menurun 11,64%, tetapi produktivitasnya mengalami peningkatan menjadi 24,80 ton/ha. Produksi ubi jalar menurun dari 1.622 ton, menjadi 1.118 ton yang disebabkan oleh penurunan luas panen dan penurunan produktivitas per hekta
Strategi Pengembangan USAha Bisnis Pangan Lokal Olahan Ubikayu di Kabupaten Banyumas
Local food processed products made from cassava in the Kalibogor and Sokaraja districts consist of three main products, namely getuk goreng, ceriping cassava and klanting. Getuk goreng business center is located in the district of Sokaraja, particularly in central and west Sokaraja. Pekaja village in the District of Kalibagor is also the center of cassava
cultivation, and mostly the farmers in Pekaja are not only cultivating cassava but also processing it, especially klanting. While Wlahar village become a center of business ceriping or cassava chips to the scale house industry. SWOT analysis shows that the business of processed food made from cassava in Banyumas is profitable enough, so that it can optimally
utilize its competitiveness advantages by taking over market share, for instance increasing sales volume, promoting products to several tourist destinations and other areas, participating in exhibitions of superior local products and so.
Katakunci : cassava, local food processed, strateg
Mekanisme Penyaluran Benih Padi Bersubsidi di Kabupaten Purbalingga
Benih merupakan sarana produksi utama dalam budidaya tanaman. Peranan benih dalam USAha peningkatan produksi pertanian tidak dapat disangsikan lagi. Pengolahan hasil benih yang baik yang dilakukan oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diusahakan. Dengan kualitas benih yang baik, maka nilai suatu hasil
pertanian akan lebih tinggi, dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Mekanisme pendistribusian benih padi bersubsidi yang selama ini dilakukan di Kabupaten Purbalingga adalah : benih padi varietas unggul yang dilepas (breeder seed) yang dihasilkan oleh Puslitbang atau balai Komoditas, diteruskan oleh Direktorat Benih untuk disebarkan ke Balai Benih Induk, yang selanjutnya diperbanyak untuk menghasilkan foundation seed. Benih tersebut
kemudian diperbanyak oleh produsen dan penyalur benih bersubsidi untuk kemudian menghasilkan benih padi dengan jenis stock seed atau extention seed, yang langsung disebarkan ke petani atau melalui penyalur/kios pertanian
Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Salak Pondoh (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran salak pondoh, mengetahui elastisitas transmisi harga salak pondoh, mengetahui distribusi margin pemasaran dari setiap pola saluran
pemasaran, serta farmer share dari setiap pola saluran pemasaran salak pondoh di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh. Metode dasar penelitian berupa deskriptif analisis dengan pengumpulan data dilakukan secara survei. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling di Desa Sigaluh dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan salah satu sentra produksi salak pondoh dengan memiliki varietas sama serta terdapat pola saluran pemasaran salak pondoh yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) pola saluran pemasaran salak pondoh di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara yaitu :
Petani Salak Pondoh → Pedagang Pengumpul Desa → Pengecer → Konsumen dan Petani Salak Pondoh → Pengecer→ Konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran salak pondoh meliputi : harga jual salak pondoh (X1) dan sistem penjualan salak pondoh (D1). Nilai elastisitas transmisi harga salak pondoh sebesar 0,172. Distribusi margin pemasaran dari kedua pola saluran pemasaran menunjukkan hasil yang tidak merata. Dari kedua pola saluran pemasaran salak pondoh ternyata pola saluran pemasaran 2 (kedua) memiliki margin pemasaran terendah yaitu (Rp.1175,78/kg) dan farmer share tertinggi (67,86%) sehingga pola saluran pemasaran 2 (kedua) merupakan pola saluran pemasaran yang efisien