2 research outputs found

    Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Resolusi Konflik Agama Di Indonesia

    Full text link
    Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kemajemukan masyarakat, baik agama, ras, suku dan budaya. Kemajemukan tersebut seringkali berpotensi pada munculnya berbagai konflik seiring dengan semakin dinamisnya masyarakat yang mengelompokkan diri dalam berbagai organisasi sosial keagamaan serta lahirnya berbagai aliran keagamaan. Fanatisme yang berlebihan seingkali menumbuhsuburkan semangat ego sektoral yang dapat menjadi ancaman disintegrasi bangsa. Munculnya berbagai fenomena konflik di Indonesia dengan mengatasnamakan agama merupakan salah satu indikator bahwa Bangsa Indonesia masih belum sepenuhnya memahami kondisi internal bangsanya sendiri yang berlatar belakang multikultural. Perpedaan di dalam masyarakat yang multikultur ini seharusnya menjadi dasar untuk mempertahankan identitas masing-masing dengan tetap menjaga integrasi bangsa, bukan untuk menjadi pemicu lahirnya konflik-konflik antar kelompok yang apabila diteliti lebih dalam, motif yang sebenarnya tidak sepenuhnya karena faktor agama, tetapi faktor sosial budaya, politik dan bahkan motif ekonomi. Melalui pendidikan Islam multikultural, tulisan ini memberikan alternatif resolusi konflik agama di Indonesia berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam tentang bagaimana pentingnya menghargai keberagaman setiap struktur masyarakat yang multikultural. Pendidikan Islam multikultural dapat dijadikan sebagai pendekatan baru yang dapat merubah cara berfikir dan cara pandang masyarakat serta keterampilan bersikap dan berperilaku dalam kehidupan yang majemuk. Dalam konteks ini, pendidikan Islam multikultural memberikan penanaman tentang spirit kehidupan beragama yang dilandasi dengan nilai-nilai perdamaian, toleransi, menghargai perbedaan dan sikap-sikap lain yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan semangat persatuan Kebangsaan Indonesia

    Pemikiran Thomas Kuhn dan Relevansinya terhadap Keilmuan Islam

    Full text link
    Thomas Kuhn dengan konsep revolusi ilmiahnya memiliki karakteristik pemikiran dan model filsafat baru dalam hal sejarah lahirnya ilmu pengetahuan dan filsafat sains serta peranan sejarah ilmu pengetahuan dalam mengkonstruksi ataupun merekonstruksi munculnya ilmu pengetahuan baru. Bagi Thomas Kuhn sejarah ilmu pengetahuan merupakan starting point dalam mengkaji permasalahan fundamental dalam epistemologi keilmuan karena sains pada dasarnya selalu ditandai dengan kuatnya paradigma serta revolusi ilmiah setelahnya. Fase inilah yang diistilahkan Thomas Kuhn sebagai fase sejarah lahirnya ilmu pengetahuan baru, dimulai dengan normal science, kemudian terjadi anomaly dan crisis, setelah itu barulah muncul revolusi ilmiah sebagai bentuk lahirnya ilmu pengetahuan baru. Pemikiran Thomas Kuhn tersebut dapat dikontekstualisasikan dengan pengembangan keilmuan Islam dengan tujuan membangun keterbukaan pemikiran keislaman terhadap anomali dan crisis serta munculnya revolusi dalam ilmu keislaman sehingga memotivasi munculnya paradigma baru di ranah keilmuan Islam. Berbagai pendekatan dalam studi Islam dapat digunakan seperti pendekatan normatif, historis, sosiologis, antropologis dan pendekatan lainnya dalam rangka membumikan Islam menjadi agama yang rahmatan lil alamin
    corecore