6 research outputs found

    ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPI AIR (WATERFRONT) SUNGAI MUSI SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA

    Get PDF
    Tugas akhir yang berjudul Arahan Penataan Kawasan Tepi Air (Waterfront) Sungai Musi sebagai pengembangan kawasan Pariwisata pada dasarnya adalah penataan kawasan yang didasari oleh adanya berbagai potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh kawasan perencanaan dan kota Palembang seperti keberadaan kota yang dibelah oleh aliran sungai dengan berbagai karakter dan keunikan yang dimilikinya. Kota Palembang sebagai salah satu kota yang paling banyak di aliri oleh aliran sungai di pulau Sumatera merupakan salah satu asset yang dapat meningkatkan citra kota menjadi lebih baik. Namun hal ini sangat berbeda dengan fenomena yang terjadi di kota Palembang dimana kawasan tepi air pada umumnya belum memiliki penataan yang lebih baik dan lebih banyak diorientasikan dengan aktivitas industry, sehingga fenomena ini dapat dipahami sebagai pengembangan yang orientasi keuntungan berada pada pihak tertentu dan hal ini juga mengakibatkan sulitnya bagi masyarakat untuk dapat menikmati potensi kawasan tepi air yang dimiliki oleh kota Palembang tersebut. Lain hal nya dengan kawasan kelurahan 7 ulu yang berada di kawasan pusat kota dimana kawasan ini merupakan kawasan potensial yang rencana awal akan di kembangkan dengan fungsi sebagai ruang publik, namun rencana tersebut dalam prosesnya mengalami beberapa hambatan. Oleh sebab itu dengan melihat fenomena tersebut dan kurangnya ruang publik di kawasan pusat kota maka dalam hal ini perancangan waterfront Palembang yang diorientasikan sebagai Recreational Waterfront diusulkan sebagai salah satu alternatif pengembangan yang mampu memberikan keuntungan kepada berbagai pihak yaitu investor, pemerintah daerah Palembang dan masyarakat Palembang itu sendiri

    PENATAAN FASILITAS PEDESTRIAN DI KORIDOR JALAN JENDERAL AHMAD YANI BANDUNG

    Get PDF
    Kegiatan penataan masalah fisik kota merupakan bagian tidak terpisahkan dari sebuah rencana perkembangan kota. Hal ini di perlukan untuk meningkatkan kualitas kota, baik secara ekonomi maupun estetis untuk menjadikan kota yang lebih manusiawi. Pengadaan dan penyediaan sarana dan prasarana kota dengan kondisi yang tidak terpelihara, seperti pada fasilitas pedestrian yang buruk dapat menyebabkan fungsi dan kualitas suatu kawasan menurun. Hal tersebut dapat manjadi masalah dan menurunkan daya tarik kawasan itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka di perlukan upaya penataan sebagai langkah untuk perbaikan kualitas kawasan agar dapat mempertahankan ciri khas yang akan dimilikinya dan mampu memberikan vitalitas baru pada kawasan. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan yang terdapat pada fasilitas pedestrian dikoridorJalan Jend. Ahmad Yani Bandung maka perlu di lakukan pengamatan kondisi fisik trotoar beserta fasilitas pendukungnya. Penelitian didikung dan diperkuat juga dengan persepsi masyarakat terhadap tingkat kenyamanan, keamanan, keselamatan dan keindahan fasilitas pedestrian. Sehingga dapat teridentifikasi permasalahan fisik dan kebutuhan pejalan kaki yang kemudian dapat digunakan dalam melakukan penataan fasilitas pedestrian di wilayah studi. Metode analisa data yang digunakan dalam menganalisa adalah perbandingan kondisi eksisting dengan standar dan penilian berdasarkan kriteria dan spesifikasi dari Permen PU No. 03 Tahun 2014 dan persepsi pejalan kaki untuk menilai tingkat kenyamanan, keselamatan, keamanan dan keindahan fasilitas pedestrian. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan kondisi trotoar di lokasi studi saat ini hampir secara keseluruhan dalam keadaan belum memenuhui standar ideal berdasarkan Permen PU No. 03 Tahun 2014. Hasil analisis persepsi pejalan kaki juga menunjukan fasilitas pedestrian yang ada masih dinilai buruk secara keseluruhan dan belum dapat mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki dilihat dari kriteria kenyamanan, keamanan, keselamatan dan keindahan. Dari hasil analisis kondisi fisik dan persepsi pejalan kaki, kemudian dihasilkan konsep dan arahan penataan fasilitas pedestrian diwilayah studi. Konsep dan arahan penataan berdasarkan Permen PU No. 03 Tahun 2014 dan persepsi pejalan kaki diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam menciptakan perencanaan dan pengadaan fasilitas pedestrian yang ideal dan dapat memenuhi permintaan sesuai kebutuhan masyarakat agar dapat memberikan kualitas fasilitas pedestrian yang lebih memadai dalam rangka menciptakan lingkungan kota yang lebih manusiawi

    STUDI PENILAIAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN WISATA LEMBAH HARAU BERDASARKAN PERSEPSI WISATAWAN

    Get PDF
    Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 138 km dari Kota Padang, 18 km dari Kota Payakumbuh dan 6 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Kawasan Wisata Lembah merupakan cagar alam dengan luas 669 hektar yang memiliki banyak potensi seperti keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta bentang alam, tebing, goa dan keasrian alamnya. Pada tahun 2014 jumlah wisatawan yang mengunjungi Kawasan Wisata Lembah Harau yaitu 139.600 orang, dimana 137.963 orang merupakan wisatawan nusantara dan 1.626 orang wisatawan asing yang berasal dari berbagai negara baik asia maupun eropa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana yang ada dikawasan wisata Lembah Harau. Teknik analisis yang yang digunakan untuk menyusun “Studi Penilaian Sarana dan Prasarana di Kawasan Wisata Lembah Harau Berdasarkan Persepsi Wisatawan” dengan menggunakan Analisis Tingkat Pelayanan dan Analisis Skala Likers. Dengan membobotkan hasil penilaian responden terhadap sarana dan prasana di kawasan wisata Lembah Harau. Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau berdasarkan persepsi wisatawam yaitu terdapat beberapa sarana dan prasarana wisata yang belum mampu melayani kegiatan wisata di kawasan wisata Lembah Harau di antaranya : fasilitas keamanan, wc umum, transportasi, sistem perbankan, sarana kebersihan. Sedangkan untuk sarana dan prasarana lainnya sudah mampu melayani kegiatan wisata di kawasan wisata Lembah Harau. Kata kunci : Persepsi Wisatasan Terhadap Sarana dan Prasaran

    IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH PENGEMBANGAN OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA CURUG MALELA KABUPATEN BANDUNG BARAT

    Get PDF
    Objek wisata Curug Malela merupakan objek wisata yang berada di Kabupaten Bandung Barat tepatnya terletak di Kecamatan Rongga Desa Cicadas. Objek wisata Curug Malela memiliki daya tarik keindahan alam berupa air terjun yang memiliki lebar 50 m dan tinggi 60-70 m. Dalam RTRW dan RIPPDA Kabupaten Bandung Barat objek wisata Curug Malela merupakan objek wisata yang diprioritaskan menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Bandung Barat. Tetapi potensi Curug Malela hingga saat ini belum dapat dikembangkan dan dikelola secara optimal. Padahal banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata lainnya didalam objek wisata Curug Malela ini. Oleh karena itu maka dilakukan penelitian Identifikasi Potensi dan Masalah dalam pengembangan objek wisata Curug Malela, guna mengetahui potensi dan masalah yang dapat mempengaruhi dalam pengembanngannya. Dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat sudah tepat mengembangkan objek wisata Curug Malela ini. Alasan ini bertujuan untuk mengembangkan produk wisata serta pemberdayaan masyarakat dan usaha pariwisata serta menggali potensi lainnya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif. Dalam metode ini mengdeskripsikan komponen-komponen pariwisata yang berpotensi dan memiliki masalah serta mengevaluasi pengembangan objek wisata Curug Malela berdasarkan kriteria pengembangan pariwisata. Untuk mendapatkan data tersebut didapatkan dari survey lapangan, hasil quisioner dan wawancara kepada pihak terkait dan data sekunder dari setiap instansi terkait. Penyusunan penelitian Identifikasi Potensi dan Masalah Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Curug Malela pada prinsipnya mengacu pada potensi sumber daya setempat dengan proses pengembangan kawasan yang memiliki bentuk morfologi yang unik. Penonjolan ciri khas atau keunikan alamiah tersebut diharapkan dapat menjadi citra dan karakter objek wisata alam Curug Malel

    PERTANIAN SEBAGAI PARIWISATA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT DI WILAYAH KECAMATAN PARONGPONG

    Get PDF
    Agrowisata merupakan upaya pemanfaatan ruang minimal di perkotaan sebagai lahan untuk melakukan kegiatan pertanian yang dapat berupa kegiatan bertani, beternak, perikanan, atau kehutanan. Pertanian ini mencakup aktivitas produksi, proses, dan pemasaran makanan dan produk lain,. Agrowisata sudah dikenal masyarakat dunia sejak puluhan tahun yang lalu, namun di Indonesia sendiri kegiatan Agrowisata ini diselenggarakan di beberapa kota-kota di Indonesia, salah satunya Bandung. wisata perkotaan merupakan jenis wisata yang mendapat perhatian terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Namun sejauh ini, pengembangan kegiatan wisata perkotaan di Kota Bandung masih sangat terbatas. Kegiatan Agrowisata memiliki keterkaitan dengan aspek keberlanjutan lingkungan dan memiliki daya tarik wisata tersendiri sehingga muncul pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian yaitu bagaimana potensi kegiatan Agrowisata ini untuk dikembangkan sebagai wisata perkotaan. Studi ini dilakukan untuk mengkaji potensi kegiatan Agrowisata sebagai pariwisata perkotaan di Kota Bandung. Untuk menjawab tujuan studi tersebut, dilakukan analisis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan analisis isi untuk mengolah data berupa skoring dan analisis Potensi mengenai kegiatan-kegiatan Agrowisata dengan informan kunci. Pendekatan kuantitatif digunakan pada hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan terhadap kegiatan Agrowisata yang dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria wisata perkotaan yaitu rekreasi, konservasi, edukasi, dan keberlanjutan sebagai variabelnya. Metode pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis potensi kegiatan Agrowisata sebagai wisata perkotaan ini adalah Likert Summated Rating. Hasil studi ini menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria wisata perkotaan yang digunakan sebagai dasar analisis, kegiatan Agrowisata di Kebun Parongpong yang diselenggarakan oleh Bandung Berkebun memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan sebagai pariwisata perkotaan. Kata kunci: wisata perkotaan, Agrowisata, Pertanian, Bandung berkebun
    corecore