2 research outputs found
Analisis Risiko Kesehatan Akibat Paparan Benzene melalui Inhalasi pada Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sekitar Kawasan Universitas Diponegoro Semarang
The use of motor vehicles increased from year to year due to seasonal residents come around Undip and area, it is impacting on the use of fuel gas stations around the area of Undip as a provider of fuel on average extension day, fill with 24,000 litres. fuel known to contain organic compounds, namely benzene that is dangerous on gas station attendant.This research aims to know the level of health risk due to exposure to benzene through inhalation on the gas station in the area around the Diponegoro University of Semarang. This research population is 78 people from 4 gas station. The number of samples obtained with the formula slovin of 28 people. This research is descriptive research that uses a risk assessment approach to environmental health. Data obtained from the measurement of the concentration of benzene inhaled aerial, weight measurements, interviews, and the study of literature. The results of measurement of concentrations of benzene aerial is of 28 respondents, respondents 1 threshold value exceeds 0,5 ppm specified Permenakertrans RI No.13 Tahun 2011 of 2,0791 ppm. The analysis to the data by doing the calculations benzene intake. The resulting intake values are then compared to the Reference Concentration (RfC) for non carcinogens effects and Cancer Slope Factor (CSF) for the effects of carcinogens. Analysis of the result obtained for the effects of non carcinogens realtime, namely RQ ≤ 1 is 71,4%, RQ > 1 is 28,6%, and effect of non carcinogens lifetime, namely RQ ≤ 1 is 10,7%, RQ > 1 is 89,3%. While the effects of carcinogens realtime, namely on ECR ≤ 10-4 is 39,3%, on ECR > 10-4 is 60,7% and effects of carcinogens,namely ECR >10-4 is 100%. In conclusion, the level of non carcinogens health risks mostly secured or not yet at risk and the level of carcinogens health risk mostly unsafe or risky
Membentuk Karakter Moral Anak Melalui Sanggar Anak Peduli Dan Tanggap HIV/AIDS (SAPTHA) Di Lingkungan Lokalisasi Sunan Kuning Semarang
Meningkatnya masalahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia semakin kompleks dengan berbagai kasus penyebab penyebab HIV. Fenomena seperti itu biasa terjadi di tempat-tempat lokalisasi yang berada di Indonesia termasuk di Semarang, Jawa Tengah yang bernama lokalisasi Sunan Kuning. Lokalisasi tersebut merupakan lokalisasi Wanita Pekerja Seks (WPS) terbesar di Semarang. Lokalisasi Sunan Kuning terletak di wilayah perbukitan Kelurahan Kalibanteng Kulon tepatnya di RW IV. Lokalisasi Sunan Kuning berada di sekitar pemukiman warga masayarakat sehingga interaksi antara PSK dengan warga biasa, termasuk anak-anak tidak ada batasan. Hal ini yang menjadi fokus dalam kreativitas yang ingin dikembangkan oleh fasilitator program kegiatan. Anak-anak seharusnya tinggal di lingkungan yang kondusif, sehingga mereka belajar dan bermain sesuai dengan seharusnya. Akan tetapi tidak semua anak mendapatkan hak yang seharusnya. Tempat pelaksanaan program PKMM di SDN Kalibanteng Kulon 1 yang berada di wilayah lokalisasi dikarenakan pihak Kelurahan meminta kami untuk melaksanakan program di instansi yang dapat bertanggungjawab, selain itu sebagai stategi agar anak-anak disekitar lokalisasi mengikuti program SAPTHA. Kegiatan ini memberikan solusi kreatif tentang membangun karakter anak di lingkungan lokalisasi Sunan Kuning yang peduli dan tanggap HIV/AIDS melalui program kegiatan SAPTHA (Sanggar Anak Peduli dan Tanggap HIV/AIDS) dengan metode permainan dan seni yang diadakan selama tiga bulan dengan waktu kegiatan empat kali pertemuan setiap bulannya di hari minggu. Anak-anak yang menjadi fokus perhatian adalah anak-anak di lingkungan lokalisasi Sunan Kuning yang berumur 9-12 tahun. Model pembinaan karakter anak peduli HIV ini dikemas dengan agenda kegiatan Funny Meeting, Pohon “ Harapanku Esok”, Pengenalan “What is HIV?”, HIV in Poster dan Permainan Tradisional, HIV in a comic, HIV in a Theater, Surat Harapan dan Permainan HIV Vs Health, Nobar (Nonton Bareng) Film, Daur Ulang Seni Kriya Anak Resos peduli HIV, Belajar Bareng, Berbagi pengalaman dan games monopoli HIVA, Mini Outbound dan “Enterpreneur Child”, dan yang terakhir merupakan kegiatan puncak yaitu Mini Festival HIVA, pemilihan Duta HIVA anak lokalisasi Sunan Kuning, Semarang dan penutupan. Dengan adanya model pembinaan karakter anak peduli HIV melalui program kegiatan SAPTHA yang menekankan pembelajaran yang dikonsep permainan dan seni, anak-anak dapat terbentuk karakter moralnya dan dapat mengembalikan suasana lingkungan anak-anak yang sesuai dan anak-anak di lingkungan lokalisasi dapat memahami tentang virus HIV secara dini, parameter yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program lewat rapor individu yang telah TIM PKMM SAPTHA susun. Ketercapaian program PKMM SAPTHA adalah telah memiliki 30 siswa yang mengikuti Program, memiliki modul dan cara membentuk karakter moral anak lewat konsep seni dan permainan, rapor harian siswa, dan telah dipublikasikan diberbagai media cetak dan online seperti Barometer, Jawapos, Wawasan, Tribun Jawa Tengah, Wikipedia mendapat penghargaan PKM yang diapresiasi media, website undip.ac.id, cahunnes.com, okezone.com dll. Sedangkan keberlanjutan dari program PKMM SAPTHA saat ini kami telah membuat MoU untuk menjadikan SAPTHA sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SDN Kalibanteng Kulon 01 yang akan dilaksanakan tiap 2 minggu sekali yang akan dibantu oleh LSM/UKK STOPHIVA Undip, yaitu salah satu unit kegiatan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas diponegoro yang memiliki fokus dalam penanganan HIV/AIDS di Kota Semarang