4 research outputs found

    SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN KAYU JABON DAN BAMBU ANDONG

    No full text
    Limbah pengolahan kayu jabon (Antochephalus cadamba Miq.) dan bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja) dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh perbandingan berat partikel kayu jabon dan bambu andong terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel. Papan partikel skala laboratorium berukuran 35 cm x 35 cm x 1,2 cm dibuat dengan menggunakan perekat phenol formaldehida cair dengan enam macam komposisi campuran partikel kayu jabon dan bambu andong (100:0, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60 dan 30:70). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong sangat dipengaruhi oleh komposisi material penyusunnya. Penggunaan partikel bambu andong dalam pembuatan papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong dapat menurunkan nilai pengembangan tebal papan partikel kayu jabon sebesar 11,19% sampai 40%. Penggunaan 40% partikel bambu andong dalam pembuatan papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong dapat meningkatkan nilai MOR sebesar 11,49%. Papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong dalam penelitian ini memenuhi Standar Nasional Indonesia dan Standar Jepang untuk papan partikel kecuali untuk nilai MOE

    Sifat Papan Partikel dari Campuran Kayu Jabon dan Bambu Andong

    Full text link
    Limbah pengolahan kayu jabon (Antochephalus cadamba Miq.) dan bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja) dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh perbandingan berat partikel kayu jabon dan bambu andong terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel. Papan partikel skala laboratorium berukuran 35 cm x 35 cm x 1,2 cm dibuat dengan menggunakan perekat phenol formaldehida cair dengan enam macam komposisi campuran partikel kayu jabon dan bambu andong (100:0, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60 dan 30:70). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong sangat dipengaruhi oleh komposisi material penyusunnya. Penggunaan partikel bambu andong dalam pembuatan papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong dapat menurunkan nilai pengembangan tebal papan partikel kayu jabon sebesar 11,19% sampai 40%. Penggunaan 40% partikel bambu andong dalam pembuatan papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong dapat meningkatkan nilai MOR sebesar 11,49%. Papan partikel campuran kayu jabon dan bambu andong dalam penelitian ini memenuhi Standar Nasional Indonesia dan Standar Jepang untuk papan partikel kecuali untuk nilai MOE

    Pengaruh Kadar Perekat Phenol Formaldehida terhadap Keawetan Papan Partikel Bambu Andong

    Full text link
    Bambu merupakan salah satu material yang mengandung lignoselulosa yang potensial dimanfaatkan sebagai produk majemuk, khususnya papan partikel. Pemanfaatan ini masih terbatas karena sifat sensitif bambu terhadap kelembapan dan rendahnya ketahanan terhadap serangan organisme Perusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan papan partikel yang dibuat dari limbah bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja) dengan menggunakan perekat phenol formaldehida (PF) terhadap serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren dan rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light. Papan partikel berukuran 35 cm x 35 cm x 1,5 cm dibuat menggunakan perekat PF dengan variasi kadar perekat 8%, 10% dan 12% dari berat kering partikel. Pengujian ketahanan papan partikel terhadap rayap tanah dan rayap kayu kering mengacu pada SNI 7207-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar perekat berpengaruh nyata terhadap penurunan berat papan partikel akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering. Perbedaan kadar perekat juga berpengaruh nyata terhadap mortalitas rayap tanah dan rayap kayu kering. Papan partikel dengan kadar perekat PF 12% memiliki penurunan berat terendah yaitu 4,34% untuk rayap tanah dan 0,48% untuk rayap kayu kering. Mortalitas rayap meningkat dengan semakin bertambahnya kadar perekat PF dalam papan partikel. Papan partikel dengan kadar perekat 12% memiliki mortalitas rayap tertinggi, yaitu 71,5% untuk rayap tanah dan 76% untuk rayap kayu kering
    corecore