6 research outputs found
TANTANGAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Challenges in the Implementation of Character Education at School. This article discusses challenges in character education at school by integrating it into every lesson. The integrated character education in every lesson in every level of education can be implemented in the instructional materials, processes, and learning evaluation. During the implementation, the selection and synchronization of materials and types of characters to be developed are required in order to prevent the discrepancy or redundancy. In integrated character education, there are internal and external changes. The former come from the curriculum, mindset, teachers, principal, or even bureaucracy. The latter mainly come from the growth and advance of the information technology which can be directly accessed by the students. Due to all of those challenges, two approaches to facing them can be taken. The internal approach can be in the form of improving the understanding of character education by conducting a training/workshop, sharing ideas with others, and synchronizing the policy in education. The external approach can be adopted by placing character education experts in the regulation sector and the mass-media supervisory board in general. Keywords: character education, implementation, challenge
PEMBINAAN POLA HIDUP SEHAT MASYARAKAT KECAMATAN SEMIN, GUNUNGKIDUL
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan dan penyuluhan pentingnya kesehatan diri dan keluarga melalaui perilaku hidup sehat, pendidikan kesehatan, menjaga pola makan, dan memberi pemahaman tentang penanganan penyakit degeneratif sederhana yang dapat dilakukan oleh dirinya sendiri atau keluarga. Kegiatan dilakukan dengan mengundang 250 warga miskin di Desa Bulurejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, untuk diberikan pelayan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter, pemberian obat secara gratis, dan sekaligus penyuluhan oleh tim pengabdi dan petugas medis yang dilibatkan. Kegiatan ini melibatkan tiga dosen pengabdi, 12 mahasiswa sukarelawan dari UKM KSR UNY, 2 petugas medis dari Poliklinik UNY, serta 6 dokter. Kegiatan pengabdian dilakukan pada tanggal 9 Mei 2010, mulai pukul 09.00 s.d pukul 16.00 WIB, bertempat di halaman Balai Desa Bulurejo, Kecamatan Semin, Gunungkidul. Kegiatan pengabdian dihadiri bukan saja oleh 250 lebih warga miskin di Bulurejo, namun dihadiri pula oleh Kaur Kesra Kab Gunungkidul, Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Camat Semin, Kapolsek Semin, dan seluruh perangkat Desa Bulurejo, serta ibu-ibu PKK Desa serta kader kesehatan Desa. Dari hasil pemeriksaan kesehatan diketahui bahwa penyakti yang banyak diderita oleh warga adalah hipertensi dan infeksi saluran pernapasan. Beberapa kasus penyakit kulit dan TBC masih ditemui dan diberikan pengobatan sementara untuk direkomendasikan pelayanan kesehatan lebih lanjut ke Puskesmas setempat
PENGUATAN HOME INDUSTRY BERBASIS KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA SUMBERGIRI MENUJU DESA MADANI
Hasil KKN PPM tahun 2013 di Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong telah mampu
menggerakkan perekonomian masyarakat secara signifikan. Dari berbagai kegiatan ekonomi
berbasis home industry yang telah berhasil diidentifikasi dan di tingkatkan adalah kegiatan
home industry jamu, krecek singkong, kacang bawang dan marning (“Anugerah” dan
“Barokah”), serta ekstrak kulit manggis (“Super Xanthone”). Dari identifikasi dan
pendampingan yang telah dilakukan, teridentifikasi persoalah-persoalan sebagai berikut: (1)rendahnya kemampuan wirausaha pelaku home industry, (2)proses produksi yang belum
menerapkan good manufacturing product (3) belum semua produk home industry memiliki
sertifikat P-IRT, (4)pengemasan masih belum menarik dan menjual, (5) organisasi usaha
yang belum optimal, (6) pemasaran masih terbatas pada pesanan.
Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tersebut, KKN PPM melakukan
kegiatan-kegiatan berupa (1)pelatihan kewirausahaan bagi pelaku home industry dan
masyarakat umum, (2) pendampingan proses produksi tekait dengan penerapan good
manufacturing product, (3) mengusahakan pensertifkatan produk home industry agar ber
sertifikat P-IRT (4) melakukan pelatihan dan pendampingan disain kemasan produk home
industry, (5)Melakukan pendampingan KUB untuk mendorong sinergi antar pelaku usaha,
dan (6)melakukan pendampingan dan pelatihan pemasaran berbasis propmosi dan teknologi
informasi. Dalam melakukan kegiatannya, KKN-PPM bekerja sama dengan pemerintah
Dusun Payak, Desa Sumbergiri, Kelompok Tani “SUKA MAKMUR”, Posdaya Gemilang,
Posdaya, Putra Manunggal”, Posdaya “Giri Raharja”, Posdaya “Mudi Maju” dan Posdaya
“Ngudi Rejeki”. Upaya yang akan dilakukan mengacu pada strategi dasar pengembangan
perekonomian desa yang diarahkan pada terciptanya struktur perekonomian yang semakin
maju, kuat, dan mandiri dengan sektor andalannya yaitu perdagangan, industri, pertanian,
perikanan, dan peternakan, serta sektor pariwisata dan sektor jasa lainnya. Khusus untuk
industri kecil yang merupakan sektor basis dalam aktivitas ekonomi di Desa Sumbergiri.
Pengembangan industri kecil dalam arti yang luas diarahkan pada aktivitas ekonomi yang
maju, mandiri, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, serta mampu menjadi
pendorong bagi perkembangan sektor-sektor yang lain. Luaran yang diharapkan dari KKNPPM
ini
yaitu:
(1)
terbentuknya
KUB-KUB
di
tiap
dusun
lokasi
KKN-PPM.
(2)terbentuknya
kerjasama
antar KUB yang sudah ada di Desa Sumbergiri. (3)Terimplementasinya good
manufacturing product pada pelaku home industry, mulai dari pemilihan bahan baku, proses
produksi, dan pasca produksi (4)meningkatanya kualitas kemasan produk home industry
berbasis teknologi sederhana, (5) meningkatanya jaminan kualitas produk dengan
tersertifikasinya produk home industry dengan P-IRT, (6)Tersedianya media promosi dan
counter bagai pemasaaran produk home industry, baik secara kasat mata maupun maya. (7)Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Desa Sumbergiri khususnya warga masyarakat di
dusun tempat lokasi KKN-PPM, dan (8) tercapainya Desa Sumbergiri yang Mandiri, Indah,
iii
dan Berbasis Industri (Madani). Semua kegiatan dilakukan dengan pendampingan dan
bantuan ahli, peralatan teknologi tepat guna, serta peralatan pengungkit kualitas dan kuantitas
produk home industry.
Beberapa saran yang dapat diberikan dengan telah selesainya kegiatan KKN-PPM ini
adalah sebagai berikut: (1)Pelatihan yang telah diberikan diharapkan terus dilaksanakan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk (2)Berbagai peralatan teknologi tepat
guna yang telah diberikan, sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya dan digunakan
secara berkelompok dengan koordinir oleh ketua kelompok di masing-masing wilayah dusun.
(3) Upaya untuk mendapatkan legalitas produk yang telah berhasil dilakukan untuk berbagai
produk, dapat dilanjutkan untuk semua produk home industry yang ada di Sumbergiri,
sehingga meningkatkan nilai jual produk
PELATIHAN PENARI WAYANG TOPENG UNTUK REGENERASI PENARI DI DESA WISATA PUTAT PATUK GUNUNGKIDULYOGYAKARTA
Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di desa Putat
Patuk Gunungkidul Yogyakarta saat ini sudah selesai dari rencana yang
dijadwalkan. Pelaksanaan pentas penutupan pelatihan telah dilaksanakan pada
tanggal 20 September 2014, dengan pementasan wayang topeng yang ditarikan
oleh penari tua dan beberapa penari yang masih muda.
Melihat dari animo masyarakat yang menyaksikan serta beberapa pemuda
yang sudah ikut menjadi penari di dalam pementasan tersebut, kiranya program
PPM kali ini bisa dirasakan cukup berhasil. Melihat dari kondisi awal yang amat
susah untuk mengajak generasi muda untuk ikut bergabung di dalam kesenian
wayang topeng ini. Keprihatinan ini tidak hanya dirasakan oleh generasi tua dari
para penari wayang topeng, tetapi juga kami sebagai tim pengabdi.
Dari hasil angket yang kami sebarkan, masyarakat Putat Patuk
Gunungkidul dan pengurus wayang topeng serta kami dari TIM PPM sangat
berharap program ini dapat dilanjutkan pada masa yang akan datang. Diharapkan
dengan adanya kelanjutan program PPM akan terus dapat menjaga kelestarian
seni topeng khususnya dan kesenian rakyat pada umumnya serta generasi muda
akan selalu mencintai budaya warisan nenek moyangnya
OPTIMALISASI POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) MASYARAKAT PEDESAAN
Dusun Somasari, Desa Selomartani, Kec. Kalasan, Kab. Sleman memiliki 127 kepala
keluarga, dengan jumlah jiwa sekitar 600 orang. Lebih dari 80% penduduk bekerja sebagai
petani, buruh bangunan, dan tenaga lepas. Sarana dan prasarana pendidikan dasar yang dimiliki
dusun ini berupa PAUD, dan MI, yang keduanya adalah sekolah swasta. Tujuan kegiatan PPM
ini adalah untuk (1) Memberikan pemahaman kepada masyarakat Somasari tentang pentingnya
pendidikan bagi anak sebagai investasi masa depan; (2) Memberikan pemahaman kepada
masyarakat Somasari tentang pentingnya kesehatan diri; dan (3) Memberikan pemahaman
kepada masyarakat Somasari tentang pentingnya kesehatan lingkungan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam PPM ini adalah pertama, dengan memberikan
penyuluhan tentang arti penting pendidikan bagi anak-anak sebagai investasi masa depan.
Kedua, Tim Pengabdi memberikan penyuluhan tentang kesehatan diri. Dan ketiga, Tim Pengabdi
memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
Hasil kegiatan PPM ini, masyarakat Somasari memahami arti penting pendidikan bagi
anak sebagai investasi masa depan. Mereka berniat dan memotivasi agar anak-anaknya agar
meraih pendidikan setinggi mungkin. Selain itu, masyarakat Somasari juga memahami tentang
pentingnya kesehatan diri, kemudian mereka menerapkan pola hidup sehat dalam perilaku
sehari-hari. Akhinyra, masyarakat Somasari memahami tentang pentingnya kesehatan
lingkungan, dan mereka menjaga lingkungan tempat tinggal agar nyaman dan sehat sebagai
tempat hunian
Workshop Guru SD untuk Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi Anak-anak Berwawasan “Salingtemas” Pasca Erupsi Gunung Merapi
Kegiatan workshop ini di bertujuan dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan Guru SD dalam menyusun RPP Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) menggunakan pendekatan “salingtemas” di kawasan Gunung Merapi, mengembangkan bahan ajar PHBS berwawasan “salingtemas”, dan dapat mengimplementasikan RPP di sekolah dalam bentuk lomba “dokter kecil” UKS antar sekolah.
Metode-metode yang digunakan selama workshop adalah ceramah interaktif, diskusi kelompok tentang PHBS, workshop dan implementasi RPP PHBS “salingtemas”, pendampingan oleh Tim Pengabdi, praktek pengelolaan obat dasar UKS dan Lomba “dokter kecil” UKS antar Sekolah. Kegiatan berlangsung selama 36 jam efektif , dari 26 Juli hingga 11 Oktober 2011 di SD Karanganyar Ngemplak dan Kantor UPT Diknas Ngemplak Sleman DIY. Adapun peserta workshop terdiri dari 36 Guru dan Kepala sekolah SD se-Kecamatan Ngemplak, 44 siswa SD klas 4, 5, 6 sebagai “dokter kecil” dari 22 sekolah .dan 12 Guru Pendamping Siswa.
Hasil kegiatan PPM ini sangat baik yaitu ditinjau dari kehadiran peserta, output berupa 22 RPP PHBS “salingtemas” yang telah diimplementasikan di SD masing-masing, peningkatan pengetahuan dan keterampilan Guru tentang PHBS nampak dari rata-rata hasil test yang meningkat yaitu dari nilai 53 meningkat menjadi 78 dan pembinaan 44 siswa sebagai “dokter kecil” berasal dari 22 sekolah SD melalui “lomba” untuk juara I, juara II, juara III diberi trophy Rektor UNY dan uang pembinaan, serta hasil evaluasi kemanfaatan dengan kategori sangat bermanfaat, telah melampaui batas minimal indikator yang ditetapkan. Dengan demikian kegiatan PPM ini dikatakan berjalan dengan lancar dan sangat bermanfaat bagi peserta