8 research outputs found
TINGKAT KESUKAAN PANELIS TERHADAP PENYEDAP RASA ALAMI HASIL SAMPING PERIKANAN DENGAN EDIBLE COATING DARI KARAGENAN
 Product of fish procecing industry called “juice water†contain a lot amino acid compound. The aim of this study was analyze sonsory characteristic of natural condiment made from†juice water†by product of fishery industry , coated with karagenan edible. The method of this study of natural condimenent coated karagenan coating where assessed by trained panelis using by sensory attributes (odor, colour apparance and taste).The result indicate potencial of natural condiment for seasoning development.This research aims to be able to produce natural flavor that made from raw material of liquid waste of stew and coating with edible coating of carrageenan. A natural flavor enhancer, as a food additive, needs to be done a hedonic organoleptic analysis to see the panelist's preference for natural flavorings. The results of a hedonic organoleptic test show that taste and odor are preferred over the texture and appearance of the natural flavorings
PENGUJIAN KAPANG DAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (KATSUOBUSHI) ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN
Wooden fish products that are usually processed traditionally have a weakness, namely deposit of tar in food ingredients which endangers health and air pollution that is not environmentally friendly. Today's wood processing is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), especially benzopirene which can cause cancer, as an alternative to wood fish processing conducted research using liquid smoke wood fogging technology. The purpose of this study is to calculate the presence of molds and pathogenic bacteria that can contaminate processed fishery products, namely wood fish. The microbial test results showed that the mold value in the lowest range was 2.0x102 on day 0 with a concentration of 4% soaking 30 minutes and the highest value was 1.4x103 on the 30th day with a concentration of 2% immersion 120 minutes. The total plate number of fresh skipjack with a value of 5.8x104 cfu/gram and after being processed into wood fish the lowest ALT value is 2.9x102 cfu/gram on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and a high value of 9.9x102 cfu/gram on the 30th day with a concentration of 8% soaking 30 minutes, testing of pathogenic bacteria showed negative results (none). Chemical testing showed that the lowest water content value was 13% on day 0 with a concentration of 6% and the highest value was 17.25% on day 30 concentration of 2% soaking and 120 minutes. The lowest pH value is 5.38 on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and the highest value is 5.96 on day 15 with a concentration of 2% soaking 30 minutes. The test results showed significant results in the ANOVA test.Keyword: Wood Fish, Liquid Smoke, Microbes.Ă‚Â Produk ikan kayu yang biasa diolah secara tradisional memiliki kelemahan yaitu terdepositnya tar pada bahan makanan sehingga membahayakan kesehatan serta adanya polusi udara yang tidak ramah lingkungan. Pengolahan ikan kayu dewasa ini adalah tingginya kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatif dalam pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teknologi pengasapan ikan kayu asap cair. Tujuan penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri patogen yang dapat mengkontaminasi produk olahan hasil perikanan yaitu ikan kayu. Hasil pengujian mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pada range paling terendah yaitu 2,0x102 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 pada hari ke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit. Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8x104 cfu/gram dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yaitu 2,9x102 cfu/gram pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 9,9x102 cfu/gram pada hari ke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menit, pengujian bakteri patogen menunjukkan hasil negatif (tidak ada). Pengujian kimia, menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yaitu 13% pada hari ke 0 dengan konsentrasi 6% dan nilai tertinggi yaitu 17,25% pada hari ke 30 konsentrasi 2% perendaman dan 120 menit. Nilai pH yang terendah yaitu 5,38 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 5,96 pada hari ke 15 dengan konsentrasi 2% perendaman 30 menit. Hasil uji menunjukkan signifikan pada uji anova.Kata kunci: Ikan Kayu, Asap Cair, Mikroba
ANALISA KADAR AIR, pH, DAN KAPANG PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, L) ASAP YANG DIKEMAS VAKUM PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah mengalami kemunduran mutu.Kemunduran mutu ikan disebabkan oleh aksi enzimatis dan aksi bakteri. Kedua aksi ini menguraikan komponen penyusun jaringan tubuh ikansehingga menghasilkan perubahan fisik seperti daging ikan menjadi lunak dan perubahan kimia yang menghasilkan senyawa mudah menguap dan berbau busuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan jumlah Kadar Air ,pH, dan Kapang Pada Ikan Cakalang Asap (Katsuwonus pelamis, L) Asap yang dikemas Vakum Pada Penyimpanan Suhu Dingin selama 0 sampai 7 hari. Metode Analisa yang digunakan yaitu data deskriptif dilakukan dengan pengumpulan dan penyajian informasi sesuai dari hasil pengujian di Laboratium.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen eksploratif yaitu mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan problema yang ada melalui hipotesa. penelitian eksperimen eksploratif adalah penjelajahan yangbermaksud mencari problema-problema atau pengembangan hipotesa tentang hubungan sebabakibat atau gejala. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 0-7 hari dengan pengulangan yang dilakukan yaitu sebanyak 2 kali. Dari hasil penelitian diperoleh; nilai kadar air tertinggi pada ikan cakalang asap yang berasal dari Pasar ikan Sario(62,5%)penyimpanan 0-7 hari,terendah (55%) penyimpanan 0 hari pada ikan cakalang asap yang diolah sendiri; nilai pH tertinggi6,25 pada ikan cakalang asap dari Pasar Sario penyimpanan 7 haridan terendah 5,64 penyimpanan 0 haripada ikan cakalang asap yang diolah sendiri; Nilai total koloni kapang tertinggi 8.9 X 103 pada ikancakalang asap dari penjual ikan di Sariopenyimpanan hari ke 7 dan terendah 1.3 X 103pada ikan cakalang asapdari penjual ikan di Sario penyimpanan hari ke 0 namun nilai kapang dari kedua sampel sudah tidak memenuhi SNI (2013)
KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR PENCUCI IKAN DI PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN MANADO
Waterish a chemical compound that is essential for the survival of living beings on this earth. The function of water for life cannot be replaced by other compounds. Therefore, the provision of clean water and enough quality to be one of the critical success factors in the fishing industry. Water is an important medium in the washing solvent fish, because the fish washing can reduce to eliminate hazardous chemicals or microorganisma Water cleaning process is usually done disinfection. Disinfectants are used in the fishing industry is the provision of chemicals, such as chlorine. According Winarno (1993), chlorine has been proven only ideal disinfectant. When put in the water will have immediate effect destroy most microbes. Based on economic calculations, efficiency and ease of use, the use of chlorine is a common method. This study aims to determine the presence of coli forms and E. coli bacteria were isolated from the washing water, the test was conducted at the Laboratory of Microbiology of Fishery Products, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, UNSRAT. Analysis Laboratory, the highest number of bacteria in the samples without making a second chlorine (A1): 4.5x103, and the lowest number of bacteria in samples containing chlorine taking second (A2): 3.3x102. In addressing the media that the EC Medium tubes positive coli form bacteria which produce acid and gas in the Durham tube. In order to show the EMB media E. coli growth are most numerous in the sample (A1), the washing water without containing chlorine.Keywords: Escherichia coli, clean water, washing water, chlorine
KADAR AIR, pH, DAN KAPANG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) ASAP CAIR YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKUM PADA PENYIMPANAN DINGIN
Smoking fish with smoke liquid is a method of processing or preserving fish by utilizing a combination of drying treatment with oven and providing natural chemical compounds of liquid smoke. Vacuum packages could be applied to maintain the shelf life of smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L.). The main principle of vacuum packaging is to release oxygen (O2) from the product. The combinations with cold storage can be applied to vacuum packaged products so that it may prolong the shelf life. This study aims to observe the deterioration of smoked skipjack tuna quality stored for 0, 7 and 21 days at cold temperatures (± 5ºC), with 2 different packaging style (i.e. vacuum and non-vacuum) The analysis included pH, moisture content and total mold. Also, commercial smoked skipjack tuna, which is processed using conventional smoking process, were used as a comparison in this study. The results showed that the highest moisture content 58.8% was obtained in a sample treated with liquid smoke and vacuum packed, but the lowest moisture content 57% was found in a sample processed with liquid smoke without vacuum package. The highest pH value was 5,885 on the conventional smoked skipjack tuna and the lowest was 5.77 in the vacuum packed samples. The highest total mold value was 3.9x103 colonies in a vacuum packed sample, but the lowest was less than 10 found in a conventional smoked skipjack product. Pengasapan ikan dengan asap cair merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dengan oven dan pemberian senyawa kimia alami asap cair. Salah satu cara yang dapat diplikasikan untuk mempertahankan daya awet ikan cakalang asap (Katsuwonus pelamis L.) yaitu dengan dikemas vakum. Prinsip utama dari pengemasan vakum adalah pengeluaran oksigen (O2) dari produk. Kombinasi dengan penyimpanan dingin dapat diterapkan pada produk yang dikemas vakum untuk mendapat masa simpan yang lebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kemunduran mutu ikan cakalang asap yang disimpan selama 0, 7 dan 21 hari pada suhu dingin (±5ºC), yang dikemas vakum dan non vakum. Pengujian mutu meliputi pH, kadar air dan total kapang. Ikan cakalang yang diasap secara konvensional juga dibandingkan dengan sampel ikan asap cair pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar air tertinggi diperoleh pada ikan cakalang asap cair yang dikemas vakum (58,8%) dan terendah (57%) ada pada ikan cakalang asap cair yang tidak dikemas vakum. Nilai pH tertinggi 5,885 pada ikan cakalang asap konvensional dan terendah 5,77 pada ikan cakalang asap cair yang dikemas vakum. Nilai total koloni kapang tertinggi diperoleh pada ikan cakalang asap cair yang dikemas vakum yaitu 3,9x103 koloni dan terendah dengan koloni kurang dari 10 ada pada ikan cakalang yang diasap secara konvensional
KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) ASAP TERHADAP NILAI KADAR AIR DAN pH SELAMA PENYIMPANAN
Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L.) has a high economic value, both as an export commodity and for local consumption. In Indonesia, especially in North Sulawesi the total catch of skipjack tuna is high. The purpose of this research was to determine the quality of the skipjack tuna sold in two traditional markets, namely (A) Pasar Pinasungkulan Karombasan and (B) Pasar Bersehati, Manado. The moisture content of skipjack tuna sold in the market (B) does not meet the SNI quality requirement (max 60% moisture content of smoked fish). The pH value of the skipjack tuna  in market A and B still meets the quality requirements during storage in room temperature. Based on the results of moisture content and pH value, it can be concluded that the skipjack tuna purchased from Market A was still good for consumption up to 2 days storage in room temperature whereas fish from market B was not safe for consumption. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik sebagai komoditi ekspor maupun konsumsi lokal. Di Indonesia khususnya perairan Sulawesi utara produksi ikan cakalang termasuk tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu dari ikan cakalang asap yang dijual di dua pasar tradisional, yaitu (A) Pasar Pinasungkulan Karombasan dan (B) Pasar Bersehati, Manado. Kadar air ikan cakalang asap yang dijual di pasar (B) tidak memenuhi syarat mutu SNI, yaitu 60% kadar air untuk ikan asap. Nilai pH ikan cakalang asap yang dijual di pasar A dan B selama penyimpanan suhu ruang masih memenuhi syarat mutu ikan ikan asap. Dari hasil penentuan kadar air dan nilai pH serta data yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ikan cakalang asap yang dibeli dari Pasar A masih layak dikonsumsi sampai pada 2 hari penyimpanan dalam suhu ruang, dibandingkan dengan ikan yang dibeli dari pasar B.Kata Kunci: Kajian Mutu, Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L), Ikan Asap
IDENTIFIKASI KAPANG PADA RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) KERING DARI DESA RAP RAP ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir dan merupakan salah satu komoditi laut yang sangat populer dalam perdagangan dunia, karena pemanfaatannya yang demikian luas dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai sumber pangan, obat-obatan dan bahan baku industri. Rumput laut akan bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih lanjut. Umumnya penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada tahap pengeringan. Prinsip pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air yang terkandung melalui penggunaan energi panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kapang dan menghitung total jamur yang terdapat pada rumput laut Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) kering yang diambil dari Desa Rap-Rap Arakan Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan parameter yang diuji meliputi parameter mikrobiologi: total kapang, identifikasi kapang dan parameter kimia: kadar air dan nilai pH. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan keterangan dari suatu fakta tertentu secara terperinci dan sistematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran total koloni kapang tertinggi adalah pada pengambilan pertama yaitu 3,0 x 103 dan yang terendah adalah pada pengambilan kedua yaitu 2,0 x 103. Kadar air tertinggi pada pengambilan kedua yaitu 6,68% dan terendah pada pengambilan pertama yaitu 6,55%. Sedangkan nilai pH tertinggi 5,58 (pengambilan pertama) dan terendah 5,23 (pengambilan kedua). Berdasarkan hasil parameter tersebut, jenis kapang yang teridentifikasi pada rumput laut K. Alvarezii adalah Fusarium sp dan Penicillium sp
BAKTERI Escherichia coli PADA AIR PENCUCI IKAN DI PASAR BAHU MANADO
Air merupakan media pelarut yang penting dalam pencucian ikan, sebab dengan pencucian ikan dapat mengurangi sampai menghilangkan bahan kimia ataupun mikro organisme berbahaya. Dengan mengetahui kualitas air yang digunakan dapat mencegah kontaminasi bakteri patogen berasal dari air terhadap produk oleh konsumen.Penelitian bertujuan untuk mengenal keberadaan bakteri pada E. coli pada air pencuci ikan di Pasar Tradisional Bahu Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan keterangan suatu fakta tertentu suatu terperinci dan sistematik. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah masalah mikrobiologi meliputi bakteri dan total E. coli pada air pencuci ikan. Perlakuan yang diberikan adalah air pencuci ikan dan air pencuci ikan diberi khlorin10% total bakteri tertinggi terdapat pada air pencuci ikan tanpa khlorin sebesar 2400. Dan terendah pada air pencuci ikan dengan khlorin 10 % ppm.Kata kunci: Escherichia coli, kualitas air, kontaminasi, pasar tradisional