1 research outputs found

    Reaktualisasi Diri

    Full text link
    Pencitraan, peran dan status sebagai perempuan, telah diciptakan oleh sekelompok manusia/etnik di wilayah bangsa manapun di dunia. Dalam kebudayaan tradisional Indonesia di suatu masa, peran gender ditentukan oleh norma dan kepercayaan bernama patrialisme. Perempuan diposisikan sebagai “subordinat”, bukannya “kordinat”. Implikasi dari konsep dan naluri tentang kedudukan antara laki laki dan perempuan yang tidak seimbang telah menjadi kekuatan di dalam pemisahan sektor kehidupan ke dalam sektor “domestik” dan sektor “publik”. Perempuan yang tidak memiliki sumber penghasilan menjadi tergantung secara ekonomi terhadap laki-laki dan rentan terhadap tindak dominasi. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perempuan menyerah pada tradisi itu sendiri. Namun, dalam kehidupan modern perempuan diberikan kesempatan yang sama seperti laki-laki. Perempuan cenderung lebih kritis dan independen. Dua konsepsi mengenai perempuan mempengaruhi penulis untuk mengaktualisasi diri dan memaknai kembali posisi perempuan dengan cara yang berbeda
    corecore