3 research outputs found

    Sistem Terintegrasi sebagai Desain Database Mahasiswa Program Pascasarjana

    Get PDF
    Saat ini Program Pascasarjana sudah memiliki 3 sistem database aplikasi sistem yang tidak terintegrasi. Pengguna untuk ketiga database ini cukup beragam dari mahasiswa, UPBJJ di daerah, sampai pengambil keputusan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap ketiga sistem database yang berjalan saat ini Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan ketiga sistem database yang sedang berjalan ini. Ada kemungkinan terjadi redudansi data sehingga diperlukan solusi untuk mengantisipasi yang harus dilakukan. Pada prinsipnya jika database A, B, dan C terpisah, maka A, B, dan C hanya dapat diperoleh satu demi satu, dan penyusunannya untuk membentuk D hanya bisa dilakukan secara manual. Biasanya sulit untuk membuat atau mengidentifikasi informasi komposit yang terbentuk dari relasi-relasi antara dua atau lebih sistem informasi. Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini mencakup observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta mengakses langsung ke database. Metode ini dilakukan secara interaktif melalui cross-check dan monitoring. Data yang diperlukan dihimpun melalui metode kualitatif-naturalistik melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian, dan wawancara terhadap narasumber, serta pengkajian terhadap masalah-masalah yang ada serta harapan pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terjadi redudansi data pada ketiga database dan terjadi perbedaan data pada tabel-tabel yang sama, sehingga tidak dapat dipastikan database yang paling valid. Pembuat keputusan memiliki kesulitan dalam mememutuskan sesuatu kebijakan mengingat terjadi perbedaan database dan hasilnya menjadi dipertanyakan karena tidak diketahui database mana yang paling valid. Sistem penanggulangan jika terjadi kerusakan pada database telah tersedia tetapi belum pernah disimulasikan. Perlu didesain suatu database yang terintegrasi sebagai suatu database yang diyakini kesahihannya dan dapat diakses oleh semua pengguna, agar dapat diperoleh model sistem database gabungan dari ketiga database ini yang dapat mempermudah segala level pengguna

    PENGUATAN DESA WISATA DAN OPTIMALISASI UMKM MELALUI PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU

    Get PDF
    Pulau Harapan is one of the villages in the Thousand Islands Regency. Pulau Harapan Baru sub-district is the northernmost sub-district and consists of the 33 islands, 4 islands are inhabited by residents, 11 islands are nature reserves, 10 are tourism islands, and 5 forestry islands. Harapan Island is widely known by both local and and 5 forestry islands. Harapan Island is widely known by both local and tourists foreign. This is evident from the large number of tourists, especially local tourists who travel every holiday to Pulau Seribu. According to data from the Tourism Awareness Group, approximately 2,000 local tourists and domestic come to Harapan Island every Saturday-Sunday. They arrived at Harapan Island Saturday morning from Jakarta (Marina Ancol or Kali Adem, Muara Angke), then by fishing boats spread to several islands for tours, especially for diving or snockling, then in the afternoon back to stay and Sunday afternoon back to Jakarta. So many tourists, currently on Harapan Island only stay and eat. With the presence of community service from the Open University for strengthening and optimizing MSMEs so that tourists stay longer, do shopping, and lots of activity. For this reason, UT conducts community service with the Harapan Islands Village Head Partner developing human resources (Teachers and Tourism Awareness Groups) training on the use of ICT, then to Darma Wanita and Majelis Taklim for making fish balls. Results from Pk Mini makes teachers teach more professionally and based on potential and wisdom local, tourism-aware groups that understand tourism management by utilizing technology especially in the promotion and manufacture of souvenirs, as well as culinary emergence made from fish which is favored by tourists. Thus, tourists a lot shop on Harapan Island and improve the welfare of the community in Harapan Island Village ABSTRAKPulau Harapan Baru merupakan salah satu kelurahan di Kabupaten Kepulauan Seribu. Kelurahan Pulau Harapan Baru posisinya kelurahan paling utara dan terdiri dari 33 pulau. Dari 33 pulau tersebut 4 pulau dihuni penduduk, 11 pulau sebagai cagar alam 10 pulau pariwisata, dan 5 pulau kehutanan. Pulau harapan sudah banyak dikenal oleh wisatawan baik lokal maupun asing. Hal ini terbukti banyaknya wisatawan terutama lokal yang setiap hari libur berwisata ke Pulau Harapan. Menurut data dari Kelompok Sadar Wisata, kurang lebih 2000 wisatawan lokal dan domestik datang ke Pulau Harapan setiap Sabtu-Minggu. Wisatawan tersebut datang di Pulau Harapan Sabtu pagi dari Jakarta (Marina Ancol atau Kali Adem, Muara Angke), kemudian dengan perahu nelayan menyebar ke beberapa pulau untuk berwisata terutama untuk diving atau snockling, kemudian sorenya kembali untuk menginap dan Minggu siang kembali ke Jakarta. Begitu banyaknya wisatawan tersebut, saat ini di Pulau Harapan hanya menginap dan makan. Dengan kehadiran pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Terbuka untuk menguatkan dan optimalisasi UMKM agar wisatawan tinggal lebih lama, melakukan belanja, dan banyak aktivitas. Oleh karena itu Universitas Terbuka melakukan PKM dengan Mitra Lurah Kepulauan Harapan mengembangkan SDM (Guru dan Kelompok Sadar Wisata) pelatihan pemanfaatan TIK, kemudian kepada Darma Wanita dan kelompok majelis taklim pembuatan bakso ikan. Hasil dari PKM ini mampu menghasilkan guru yang professional dan berbasis potensi serta kearifan lokal. Selain itu, kelompok sadar wisata yang memahami pengelolaan wisata dengan memanfaatkan teknologi terutama dalam promosi dan pembuatan cideramata, serta munculnya kuliner berbahan dasar ikan yang digemari oleh wisatawan. Dengan demikian, wisatawan banyak berbelanja di Pulau Tidung dan Pulau Pramuka sehingga mensejahterakan masyarakat di Kelurahan Pulau Harapan.Kata kunci: Penguatan Desa Wisata, Optimalisasi UMKM, Peningkatan Kualitas, manajemen masyarakat, dan Kepulauan Serib

    The Pattern of Learning Material Purchases through Online Book Store by Non Semester Package System Students, Universitas Terbuka

    Get PDF
    Learning materials are the main learning resource for Universitas Terbuka students. Until now, it is not a must for students to buy learning materials from Universitias Terbuka. It is assumed that students can obtain learning materials form various resources. Therefore, in obtaining teaching materials, students can choose the learning service pattern, namely Semester Package System (SPS) and Non SPS. SPS students will obtain teaching materials in accordance with the registered subjects, because tuition payments include the purchase of teaching materials. While NON SPS students are not required to buy teaching materials. This paper discusses the results of research related to the pattern of purchasing teaching materials through online book store by UT non -SPS students. The population of this study is all UT Non-SPS students on academic year of the 2018.2. The research respondents were Non SPS UT students in 6 (six) regional offices, namely Bogor, Tangerang, Denpasar, Surabaya, Padang, and Bandung. Data was collected through questionnaires, interviews and documentation. Data were analyzed descriptively quantitative. The results showed that most students (90%) buy teaching materials after registering courses where the peak purchase of teaching materials is in July and August. The most purchased teaching materials are teaching materials for general basic courses because they are purchased by students of all faculties. The most widely purchased teaching materials are learning materials of Faculty of Law and Social Science (61%), Faculty of Economic (31%), Faculty of Teacher Training and Education (4%), and Faculty of Mathematics and Natural Science ( 1%)
    corecore