6 research outputs found
RELEVANSI KURIKULUM 2013 PADA PENULISAN BUKU TEKS SEJARAH INDONESIA SMA WAJIB
ABSTRAK
Judul: Relevansi Kurikulum 2013 pada Penulisan Buku Teks Sejarah Indonesia SMA Wajib.
Berawal dari ketertarikan penulis terhadap pemberlakuan kurikulum 2013, di mana Pemerintah menyediakan buku teks pelajaran yang ditulis berdasarkan kurikulum tersebut. Timbul keresahan penulis apakah benar Buku teks tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut, âBagaimana relevansi kurikulum 2013 revisi 2017 pada Buku teks pendidikan sejarah Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Sekolah Menengah Atas?âkarya tulis ini dengan tujuan mendeskripsikan relevansi kurikulum 2013 revisi 2017 pada penulisan Buku Teks Sejarah Indonesia pada jenjang SMA. Metode Kualitatif yang digunakan yaitu analisis isi dari van Dijk dengan 6 tahapan Krippendorf sebagai berikut: unitizing, sampling, recording, reducing, inferring dan narrating. Temuan dari penelitian ini mendapatkan bahwa penulisan buku teks ini pada narasi konten pokok menggambarkan relvansi baiksecara internal maupun secara eksternal. Namun demikian masih terdapat kelemahan yang ditemukan terkait kompetensi dan konteks pada narasi yang tidak tepat. Penulis merekomendasikan kepada pihak yang terkait dengan penerbitan buku teks pelajaran sejarah untuk SMA agar meninjau ulang penulisan dan penerbitan buku teks agar terjaga relevansi internal dan eksternalnya dengan kurikulum.
Kata Kunci: Relevansi, kurikulum 2013, Buku Teks
ABSTRACT
Title: The Relevance of the 2013 Curriculum on Writing Indonesian History Textbooks for Compulsory Senior High Schools.
Starting from the author's interest in the implementation of the 2013 curriculum, the Government provided textbooks written based on the curriculum. The author's anxiety arises whether it is true that the textbook is in accordance with the applicable curriculum. Based on this, the authors formulate the problem formulation as follows, "What is the relevance of the 2013 revised 2017 curriculum in Indonesian history education textbooks published by the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia in Senior High Schools?" This paper aims to describe the relevance of the 2017 revised 2013 curriculum in writing. Indonesian History Textbook at the high school level. The qualitative method used is content analysis from van Dijk with 6 Krippendorf stages as follows: unitizing, sampling, recording, reducing, inferring and narrating. The findings of this study found that the writing of this textbook on the main content narrative describes the relevance both internally and externally. However, there are still weaknesses found related to competence and context in inappropriate narratives. The author recommends to parties related to the publication of history textbooks for senior high school students to review the writing and publishing of textbooks in order to maintain their internal and external relevance to the curriculum.
Keywords: Relevance, 2013 curriculum, Textboo
Pemanfaatan Komunitas Mataholang Sebagai Sumber Belajar Sejarah Tingkat SMA Guna Mengembangkan Kesadaran Sejarah Berbasis Sejarah Publik
Materi pembelajaran sejarah untuk mengembangkan kesadaran sejarah dapat diperoleh dari memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada, salah satunya pemanfaatan Komunitas Mataholang Bandung yang berbasis sejarah publik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dinamika Komunitas Mataholang Bandung dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar guna mengembangkan kesadaran sejarah berbasis sejarah publik. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi berperanserta, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Lokasi penelitian di sekretariat komunitas yang terletak di Kampung Karees, Kota Bandung dengan subyek penelitian koordinator, pengurus/anggota, dan pembina komunitas. Hasil dari penelitian ini adalah Komunitas Mataholang Bandung dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah untuk mengembangkan kesadaran sejarah berbasis sejarah publik. Simpulan penelitian adalah Komunitas Mataholang Bandung mengangkat materi sejarah yang kurang bahkan belum diketahui oleh masyarakat sehingga dapat menambah wawasan kesejarahan dan komunitas ini turut mendiversifikasi sumber belajar sejarah melalui kegiatan yang diadakannnya sehingga materi dalam kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai pengayaan pembelajaran sejarah di sekolah. Saran penelitian adalah Komunitas Mataholang Bandung dapat bekerjasama secara resmi dengan Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung, dan sekolah-sekolah di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya untuk mendiversifikasi materi kesejarahan lokal di Kota Bandung dan sekitarnya agar dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah maupun materi pengembangan kegiatan kesejarahan
EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA EDUCANDY PADA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI KELAS XI SMAN 10 BANDUNG)
Skripsi ini berjudul âEfektivitas Penerapan Media Educandy Pada Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Deskriptif Kualitatif Di Kelas XI SMAN 10 Bandung)â Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana efektivitas dari Penerapan media Educandy pada siswa khususnya dalam pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dari penerapan media Educandy selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun untuk subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 1, XI MIPA 5, dan XI MIPA 7 berikut guru sejarah berinisial LL. Hasil yang dilihat dari penelitian ini diantaranya efektivitas penerapan media Educandy, pengemasan materi dalam bentuk jenis media Educandy, tingkat kepuasan peserta didik dalam menerima materi sejarah dan bentuk pengimplementasiannya berupa media Educandy. Adapun yang menjadi daya tarik dari media Educandy ini, diantaranya sebagai bentuk media berbasis game edukasi dalam pembelajaran sejarah, hadirnya beberapa fitur dari media Educandy, dan tentunya memiliki banyak jenis permainan kata yang bisa dimainkan. Maka diangkatlah penerapan media Educandy untuk menjawab pertanyaan dari penelitian ini, dengan melihat efektivitas dari penerapan media Educandy.
Kata Kunci: Deskriptif Kualitatif, efektivitas, penerapan media Educandy.
This thesis entitled "Effectiveness of Application of Media Educandy on Students in History Learning (Qualitative Descriptive Research in Class XI SMAN 10 Bandung)" The purpose of this research is to find out how the effectiveness of the application of media Educandy on students, especially in learning history. The method used in this study is a qualitative descriptive method. The data of this study were obtained from the results of interviews, observations, and documentation studies of the application of Educandy media during the learning process. As for the subject of this research, the students of class XI MIPA 1, XI MIPA 5, and XI MIPA 7 were followed by a history teacher with the initials LL. The results seen from this study include the effectiveness of the application of Educandy media, packaging of material in the form of Educandy media types, the level of student satisfaction in receiving historical material and the form of implementation in the form of Educandy media. As for the attraction of this Educandy media, including as a form of educational game-based media in history learning, the presence of several features from the Educandy media, and of course it has many types of word games that can be played. So the application of Educandy media was appointed to answer the questions of this research, by looking at the effectiveness of the application of Educandy media.
Keywords: Qualitative Descriptive, effectiveness, application of Educandy media
Memotret Pembelajaran Sejarah Daring di SMA Kota Bandung Pada Masa Pandemi Covid 19
Online learning activities (on the network) have become an option for the Ministry of Education and Culture to prevent the spread of the Covid-19 virus from expanding. This study aims to photograph or describe the process of learning history online by looking at all the learning tools prepared by the teacher and their implementation in online learning. This research was conducted in several high schools in Bandung, using a descriptive method, and the subjects were high school teachers. Meanwhile, data collection techniques were designed in the form of observation, interviews, and documentation studies. From the results of this study, it was obtained an overview of how the implementation of online history learning in high school, which was neglected by the study program to prepare students to face the challenges of this pandemic. If this rapid change is not responded to with good preparation, you can experience stuttering in dealing with it, especially in the learning process in virtual classes
UPAYA PENERAPAN MODEL BLENDED-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
The thesis is titled âThe Attempts of Implementing Blended Learning Model to Improve Critical Thinking Ability in History Teaching and Learningâ. The issue put forward in this thesis centers on âHow Are the Attempts of Implementing Blended Learning Model to Improve Critical Thinking Ability in the Teaching and Learning of History?â. This focus was prompted by the researcherâs experience and preliminary observations that showed the teaching and learning process using discussion only or assignment through e-learning with essay as the end product without any discussion failed to improve the critical thinking ability of students. The discussion developed tended to merely improve cooperation between students and did not affect the critical thinking ability. The same is true for assignment through e-learning; even though it seemed to be compact, it gave an impression of merely âcopy and pasteâ.Consequently, the originality of the assignment is questionable. Therefore, the researcher attempted to find the answers to the following questions: 1) How to plan blended-learning to improve the critical thinking ability in the teaching and learning of History?; 2) How is the conduct of blended learning model in an attempt of improving the critical thinking ability in the teaching and learning of History?; and 3) How to solve problems that emerge in the implementation of blended-learning model to improve the critical thinking ability? This research employed qualitative approach with Classroom Action Research method. The outcomes of the research can be concluded as follows: first, in the planning stage, syllabus, course unit, field notes, observatory checklists, and learning management system (LMS) using moodle software made available by the Directorate of ICT of Indonesia University of Education were all prepared beforehand. In addition to functioning as a tool of evaluation, LMS serves as a tool for observation of e-learning instruction. Second, the implementation of blended learning model was proven to significantly improve the critical thinking ability in the teaching and learning of History through three cycles. Third, the obstacles emerged in this research that were ultimately technical in nature in terms of essay assignment that had to be submitted online could be handled by the use of CD. Meanwhile, for the issue of time allocation, towards the end of the research, it could not be solved. Through this research, the researcher recommends: First, for the Department of History Education, the subject of ICT should be made compulsory, instead of elective. Second, college students should make use of e-learning as one of the alternative of resources and teaching media that will develop their own and their future studentsâ critical thinking. The same is applicable for fellow lecturers; the researcher highly recommends the use of Blended Learning in each subject they teach, because in addition to improving studentsâ critical thinking ability, it can also reduce the dehumanizing process in the internet-based lectures. Third, for other researchers interested in further research, it is suggested that investigation on the weaknesses of this research can be conducted, both the ones the researcher is aware of and the ones he is not. The researcher also recommends that future interested researchers conduct research and development for this Blended Learning model.
Tesis ini berjudul âUpaya Penerapan Model Blended Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sejarah.â. Masalah yang diangkat dalam tesis ini berkaitan tentang âBagaimana Upaya Penerapan Model Blended Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sejarah?â. Fokus masalah yang diangkat dalam tesis ini dilatarbelakangi oleh pengalaman peneliti yang berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi saja, ataupun penugasan melalui e-learning yang menghasilkan essay saja tanpa didiskusikan, terbukti tidak berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Diskusi yang dikembangkan lebih cenderung hanya meningkatkan kerjasama di antara mahasiswa, kurang menyentuh kemampuan berpikir kritis. Demikian juga dengan penugasan melalui e-learning, walaupun apa yang dihasilkan tampak bernas, tapi terkesan âcopy and pasteâ. Jadi menimbulkan kesangsian terhadap orisinalitas tugas yang dimaksud. Dengan demikian peneliti berusaha menjawab pertanyaan penelitian berikut ini: 1) Bagaimana merencanakan blended-learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran Sejarah? 2) Bagaimana pelaksanaan model blended-learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran Sejarah ? 3)Bagaimana mengatasi kendala-kendala yang muncul pada penerapan model blended-learning dalam upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Hasil penelitian menyimpulkan beberapa hal: pertama pada tahap perencanaan dipersiapkan secara matang silabus, satuan acara perkuliahan, format catatan lapangan, ceklist pengamatan, serta learning management system(LMS) dengan memanfaatkan software moodle yang disediakan Direktorat TIK UPI. LMS selain berfungsi sebagai alat evaluasi juga berfungsi sebagai alat observasi proses pembelajaran melalui e-learning. Kedua, pelaksanaan penerapan model blended learning terbukti secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah yang dilakukan melalui tiga siklus. , Ketiga,. kendala-kendala yang muncul dalam penelitian ini terutama kendala teknis pada tugas esai yang harus dikumpulkan secara online dapat diatasi dengan menggunakan CD. Sedangkan kendala alokasi waktu, hingga akhir penelitian tidak berhasil diatasi. Melalui penelitian ini, penulis merekomendasikan pertama, bagi pihak jurusan Pendidikan Sejarah agar dapat menjadikan mata kuliah TIK dalam Pembelajaran Sejarah yang sekarang merupakan mata kuliah pilihan, menjadi mata kuliah wajib. Kedua, bagi mahasiswa sebaiknya pemanfaatan e-learning dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber dan media pembelajaran yang akan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa itu sendiri, dan untuk siswa-siswa di sekolah tempat yang bersangkutan mengabdikan diri. Demikian juga untuk dosen-dosen lainnya, peneliti sangat menganjurkan penggunaan Blended Learning ini pada masing-masing perkuliahan yang diampunya, karena selain dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, juga dapat mereduksi proses dehumanisasi pada perkuliahan berbasis internet. Keempat, bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan, agar dilakukan identifikasi terhadap kelemahan-kelemahan penelitian ini baik yang disadari peneliti maupun yang tidak. Peneliti menganjurkan bagi yang berminat melakukan penelitian lanjutan, agar melakukan penelitian pengembangan (R&D) pada model Blended Learning ini
Developing Learning Media of Indonesian History to Raise Studentsâ Historical Consciousness
The research team sought to develop learning media of Indonesian history based on the historical reproduction of replicas of historical heritage objects and electronic pen (e-pen) maps. In general, the objective of this research is to develop and produce learning media of Indonesian history to raise studentsâ historical consciousness. An instructional media company, âPudak Scientific,â is involved in aiding in developing and producing history learning media. A multi-year research and development approach was adopted, in which the first year focused on developing the model/prototype of the learning media in question, whereas the second year was concerned with building the product prototypes, production trials and field validation in high school. The learning media under development is in the form of i) replicas of historical objects in prehistoric era, ii) replicas of historical objects during the Hindu Buddhist era, iii) replicas of historical objects during the Islamic Empire, and e-pen maps of three historical periods of Indonesia. Replicas and e-pen maps serve as a medium to assist students in raising their historical consciousness