6 research outputs found

    Morfogenesis Eksplan Keping Biji dari Tiga Klon Manggis (Garcinia Mangostana L.) pada Tiga Jenis Media Dasar

    Full text link
    Sistem regenerasi manggis secara in vitro merupakan metode alternatif yang mendukung upaya produksi benih secara masal dan pemuliaan tanaman manggis secara bioteknologi. Dalam kultur in vitro, jenis klon dan media dasar sangat menentukan pertumbuhan biakan manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respons in vitro (morfogenesis) tiga klon manggis yang dikulturkan pada tiga jenis media dasar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) dari bulan Januari sampai Agustus 2013. Percobaan disusun secara faktorial dalam lingkungan rancangan acak lengkap. Faktor pertama yaitu eksplan yang berasal dari tiga klon manggis (Leuwiliang, Wanayasa, dan Puspahiang). Faktor kedua adalah tiga jenis media dasar (MS, WPM, dan B5). Setiap media diperkaya dengan gula 30 g/l, phytagel 2,5 g/l, glutamin 300 mg/l, dan 6-benzyldenine (BA) 5 mg/l. Setiap perlakuan terdiri atas 25 ulangan (botol). Dalam setiap botol terdapat tiga irisan melintang biji manggis yang berasal dari satu biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara jenis klon dengan jenis media dasar untuk peubah jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah daun/tunas, dan jumlah daun total. Terdapat interaksi antara jenis klon dengan jenis media dasar, yaitu untuk peubah jumlah nodul. Menariknya, penggunaan media MS menyebabkan jumlah tunas, jumlah daun total, dan jumlah nodul yang terbanyak. Tinggi tunas tertinggi diperoleh dari penggunaan media WPM dan B5. Selain itu, morfogenesis klon Wanayasa dan Puspahiang lebih baik daripada klon Leuwilian

    Multiplikasi Tunas in Vitro Berdasarkan Jenis Eksplan Pada Enam Genotipe Tebu (Saccharum Officinarum L.) / the in Vitro Shoots Multiplication Based on Explants Type on Six Sugarcane (Saccharum Officinarum L.) Genotypes

    Full text link
    Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is propagated vegetatively using stem cuttings. Plant propagation can utilize tissue culture techniques because it offers a faster propagation time than conventional methods, need less mother plants and labor, planting is not influenced by the season, and produce pathogen-free guaranteed seedlings. This study aims to determine the optimal type of explant for shoot multiplication of six sugarcane genotypes. The study was conducted at the Tissue Culture Laboratory, Plant Cell Tissue Biology Group, Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development, Bogor from May 2015 to June 2016. Explants from six genotypes of sugarcane (PS 881, PS 865, GMP 3, TK 386, PSJK 922, and PS 862) were grown on regeneration media based on explant type treatments (one shoot, two shoots, and three shoots per explant) that were subcultured every three weeks. Subcultures were conducted up to nine times, then observations of survival rate, shoot regeneration rate, number of new shoots, shoot height were made on the third, sixth, and ninth subcultures. The results showed interaction between genotypes and explant type were not significantly different except to the shoot regeneration in the sixth subculture. Each genotype had different multiplication rate, and PSJK 922 produced the lowest survival explant, shoot regeneration, and number of new shoot in the ninth subculture. Two shoots explant were the optimal type of explant for in vitro shoots multiplication with 4 new shoots per explant in the ninth subculture

    Pengaruh Ekstrak Daun Mimba terhadap Perkembangan Antraknos pada Apel Manalagi Pascapanen

    Full text link
    Neem leaf extract inhibitss spore germination of Colletotrichum gloeosporioides. Leaf extract obtained by Soxhlet method is better than leaf extract obtained by boiling water method. The extract inhibits development of anthracnose disease on manalagi apple up to nine days after spraying

    Pengenalan dan Pencegahan Hipertensi Serta Pengecekan Tekanan Darah : Pengenalan dan Pencegahan Hipertensi Serta Pengecekan Tekanan Darah di Mesjid Al-Karim, Desa Sari Laba Jahe, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang

    Full text link
    Hipertensi merupakan kondisi medis dengan prevalensi tinggi, dimana merupakan  suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Banyak masyarakat yang belum menyadari pemicu hipertensi adalah dari pola hidup sehari-hari yang salah. Maka perlu di berikan informasi dan edukasi sehingga masyarakat dapat mengenal dan mencegah penyakit hipertensi sejak dini. Sehingga prevalensi terhadap hipertensi akan menurun. Metode penyampaian informasi dan edukasi yang disampaikan yaitu dengan cara persentase. Hasil kegiatan ini meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit hipertens
    corecore