675 research outputs found

    Pengelolaan Lesi Prakanker Serviks

    Full text link
    Tujuan: memahami modalitas terapi terhadap lesi prakanker serta keuntungan dan kerugiannya. Tujuh puluh persen kanker serviks di Indonesia ditemukan dalam stadium lanjut. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pengelolaan kanker serviks adalah USAha penemuan stadium prakanker dan stadium dini serta bagaimana pengelolaannya. Penemuan dan pengelolaan yang tepat pada stadium dini akan memberikan hasil penyembuhan antara 66,3% - 95,1%. Sedangkan jika pengelolaan pada stadium lanjut akan memberikan hasil yang kurang baik, di samping biaya yang cukup tinggi.1,2Lesi prakanker serviks yang sangat dini dikenal dengan neoplasia intraepitelial serviks atau NIS, yang ditandai dengan adanya Perubahan displastik epitel serviks. Sampai saat ini, pemeriksaan sitologi dengan test Pap masih merupakan pemeriksaan standar untuk deteksi dini keganasan serviks. Sejak 1985, WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara yang sedang berkembang dalam deteksi dini kanker serviks dengan konsep inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).3Terminologi NIS dibagi menjadi 3. NIS 1 sesuai dengan displasia ringan, NIS 2 sesuai dengan displasia sedang, dan NIS 3 meliputi displasia berat serta karsinoma insitu. Terminologi ini juga dikonfirmasikan dengan sistem Bethesda, yaitu NIS 1 dan infeksi HPV sebagai lesi intraepitelial skuamosa derajat rendah (LISDR) serta NIS 2 dan NIS 3 sebagai lesi intraepitelial skuamosa derajat tinggi (LISDT). Karena tidak dapat diketahui risiko untuk menjadi progresif dari semua tingkatan lesi prekursor maka semua lesi NIS sebaiknya diobati. Berdasarkan perjalanan alamiah dari NIS, disimpulkan bahwa makin rendah derajat kelainan maka makin besar kemungkinan regresi menjadi normal. Sebaliknya, makin berat derajat kelainan maka makin besar kemungkinan menjadi lesi yang lebih berat.Modalitas yang dimiliki dalam penatalaksanaan lesi prakanker cukup banyak, biasanya dibagi dalam 2 golongan, yaitu destruksi dan eksisi. Pada tindakan destruksi, kita tidak dapat memiliki bahan untuk melakukan pemeriksaan histopatologi, sedangkan pada eksisi kita sekaligus dapat memiliki bahan untuk melakukan pemeriksaan histopatologi. Laser ablation, kauterisasi, serta krioterapi merupakan terapi destruksi yang biasa digunakan untuk displasia ringan. Sebenarnya, kauterisasi atau krioterapi masih punya tempat untuk displasia sedang keras. Sedangkan LEEP, LLETZ, konisasi dengan cold knife atau laser, serta histerektomi merupakan tindakan eksisi yang biasanya digunakan untuk displasia sedang - keras.Pemilihan terapi harus dipertimbangkan secara hati-hati dalam melihat efektivitas terapi serta efek samping. Keberhasilan destruksi lokal dalam pengelolaan lesi prakanker mencapai 95%. Ini berarti, ada faktor 5% kegagalan pengelolaan dengan destruksi lokal ini. Oleh sebab itu, sebagai operator harus teliti dalam mengelola lesi prakanker.Kesimpulan: pengelolaan lesi prakanker dengan destruksi lokal mencapai 95%. Penggunaan metode destruksi lokal sebagai salah satu manajemen lesi prakanker dapat menghindari terjadinya terapi yang berlebihan (over treatment). Tetapi, peningkatan kemampuan dalam menggunakan metode ini sangat diperlukan, di samping pengamatan lanjut yang adekuat

    Pola Gerusan Lokal pada Model Pilar Jembatan Lingkaran Ganda (Double Circular)

    Full text link
    Pillar of the bridge on the stream causes changes flow patterns and local scour. Local scour will decrease the power of pillar to sustaining bridge load. Laboratory model was conducted to determine the model of local scour phenomena double circular pillar with or without protector curtain type. Basic canal model is using kampar sand with grain size d35 = 0,285 mm, d50 = 0,330 mm and d65 = 0,380 mm and spesific weight is 2,64.Froude number that used is Fr1=0,464, Fr2=0,670 and Fr3=0,769. Reynold number Fr1 scored 1658,42 is classified as transitional flow, Fr2 scored 3081,68 and Fr3 scored 4381,19 is classified as turbulent flow. Shield shows the use of gradation in moving zone. Hydrodynamic flow in pillar causes down flow that showed by scour in upstream pillar. Scour rech the equilibrium stage at minute 75. The ratio of scour depth ds/b is range from 0,03 – 0,46. The use of swivel can reduce the scours depth until 44,44%. Sediment transport analysis prove that the higher Froude is used the bigger the granules are transported. Key word : scour, model laboratory, double circular, froude, reynold, Shields, hydrodynamic flow, sediment transport

    The Influence of Implicit Tax in Making Profitable Foreign Direct Investment Decisions: Evidence of Indonesian Listed Companies in All Sectors

    Get PDF
    The aim of this study was to test whether the implicit tax has an influence ontax explicitly in the context of Foreign Direct Investment for the companies listed onthe Indonesia Stock Exchange 2010-2013. The study sample as many as 34 companies,net of outlier as much as 6 data, the sample to 130 data. This study uses multipleregression. The results showed that the implicit tax that does not have a significantpositive influence on the explicit tax. This is because the role of tax planning andfriction market in Indonesia, which weakens the influence

    Studi Karakteristik Akuifer Bebas dan Hasil Aman Penurapan Airtanah Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten

    Full text link
    Kecamatan Trucuk merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Klaten dengan jumlah penduduk terbanyak sebesar 70.601 jiwa pada tahun 2015. Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Trucuk berdampak pada tingginya penurapan Airtanah. Penelitan ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan karakteristik akuifer di Kecamatan Trucuk, 2) Mengetahui jumlah ketersediaan airtanah di Kecamatan Trucuk dan 3) Mengetahui hasil aman penurapan airtanah di Kecamatan Trucuk. Pemilihan sumur observasi dengan metode systematic random sampling. Metode geolistrik yang digunakan adalah Vertical Electrical Sounding (VES) dengan konfigurasi Schlumberger. Nilai hydraulic conductivity diperoleh dari uji pompa metode slug test. Hasil dari pengukuran dan pengolahan data diketahui bahwa ketebalan akuifer di Kecamatan Trucuk pada kisaran 14,19-22,10 meter. Specific yield di Kecamatan Trucuk pada kisaran 27%. Hydraulic conductivity berdasarkan hasil uji pompa pada kisaran 23,25-44,26 m/hari. Rata-rata ketersediaan airtanah secara dinamis sebesar 12.778,00 m3/hari. Hasil aman penurapan airtanah di Kecamatan Trucuk sebesar 20.751.627,59 m3

    Utilizing Coal Ash and Humic Substances as Soil Ameliorant on Reclaimed Post-Mining Land

    Full text link
    Coal ash and humic substances can be used as soil ameliorant in the reclamation of formerly mined land. Due to its high pH and nutrients content, coal ash can be used to improve the chemical properties of the soil, such as increasing of pH, and increasing the levels of nutrients availability in the soil. Humic substances may also be used to complement, as they can increase the release of nutrients from the coal ash. Thus, the objective of this study was to assess the influence of coal ash and humic substances on soil chemical characteristics, nutrient absorption, and plant growth. This study was conducted in two locations - in a nursery area, involving two treatment factors: coal ash at different dosages (0, 200, and 400 g polybag-1), and humic material also at varying dosages (0, 0.04, and 0.08 g C polybag-1); and in a post-mining field using similar treatments: coal ash dosage (0, 2.5, and 5.0 kg planting-1 hole) and humic material dosage (0, 0.56, and 1.12 g C planting hole-1). The results showed that coal ash and humic materials significantly increased the soil pH, available P, and exchangeable K, Ca and Mg. Coal ash also contained a number of heavy metals but in quantities that are far below the limits set by both Indonesian Government Regulation and the US Environmental Protection Agency (USEPA). The above soil amelioration effects mean that. applicaton of coal ash and humic substances can significantly increase the growth of Jabon trees in the reclaimed post-mining land.[How to Cite: Ade MO, Sudarsono, Iskandar and DT Suryaningtyas. 2014. Utilizing Coal Ash and Humic Substances as Soil Ameliorant on Reclaimed Post-Mining Land. J Trop Soils 19: 161-169. Doi: 10.5400/jts.2014.19.3.161] [Permalink/DOI: www.dx.doi.org/10.5400/jts.2014.19.3.161] &nbsp

    Karateristik Pasang Surut Dan Kedudukan Muka Air Laut Di Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Campurejo Panceng, Kabupaten Gresik

    Full text link
    Pasang surut adalah peristiwa alam tentang naik turunnya permukaan air laut yang terjadi secara berulang-ulang dan teratur karena adanya gaya gravitasi benda – benda di langit terhadap massa air laut di bumi. Karateristik dan peramalan pasang surut dapat diketahui dengan cara perhitungan mengenai data amplitudo dan beda fase yang merupakan komponen pasang surut. Peramalan pasang surut ditujukan untuk memperoleh informasi tinggi muka air laut di masa mendatang pada saat dan lokasi tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik pasang surut dengan metode Admiralty meramalkan pasang surut dengan menggunakan software World Tides dan mengetahui kedudukan muka air laut di perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Campurejo Panceng, Kabupaten Gresik selama 5 tahun kedepan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus – 18 Agustus 2016 di Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Campurejo Panceng, Kabupaten Gresik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasang surut pengamatan pada lokasi penelitian dan koordinat lokasi penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dimana dalam penelitian ini data penelitian berupa angka yang dianalisa secara kuantitatif.Hasil penelitian dengan mengunakan metode Admiralty menunjukan bahwa tipe pasang surut di Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Campurejo Panceng, Kabupaten Gresik adalah tipe pasang surut harian tunggal atau diurnal dengan nilai Formzahl sebesar 6,18. Nilai Mean Sea Level (MSL) sebesar 141 cm, nilai Highest High Water Level (HHWL) sebesar 241 cm, dan nilai Lowest Low Water Level(LLWL)sebesar 41 cm. Peramalan pasang surut menggunakan World Tides dengan nilai MRE sebesar 0,4% menunjukan bahwa HHWL tertinggi terjadi di bulan Juni 2021 dengan nilai sebesar 229 cm dan LLWL terendah terjadi di bulan Juli 2021 dengan nilai sebesar 10 cm. Untuk kedudukan muka air laut didapatkan hasil jeda draft kapal dengan dasar perairan sebesar 26 cm untuk metode Admiralty, -4 cm untuk metode World Tides. Sedangkan untuk jeda ketinggian muka air laut dengan lantai dermaga menghasilkan nilai sebesar 9 cm untuk metode Admiralty dan 21 cm untuk metode World Tides

    Kajian Teknis Sistem Penirisan Pada Pit Tambang Batubara PT. Dizamatra Powerindo, Kabupaten Lahat –Provinsi Sumatera Selatan

    Full text link
    PT. Dizamatra Powerindo adalah Perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi batubara yang menggunakan sistemtambang terbuka. Pada saat musim penghujan, dasar tambang yang berada pada elevasi +44 mdpl selalu tergenangoleh air dan hal ini diperparah oleh dimensi sump yang tidak memenuhi kualifikasi secara teknis dan ekonomis. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang PT. Dizamatra Powerindo sehinggatidak mengganggu proses penambangan. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data-data sepertidata curah hujan, suhu, faktor jenis tanah, catchment area sehingga didapatkan hasil berupa sistem penirisan yangpaling ideal untuk daerah penelitian.Dari analisa, didapatkan bahwa volume air yang masuk ke dalam tambangsebesar 17.396,182 m3dengan volume sump aktual 13.914,1 m3 sehingga diperlukan penambahan volume sump menjadi16.375 m3. Sistem penirisan dengan menggunakan saluran terbuka membentuk catchment area baru sebesar250.847m2sehingga volume air limpasan yang masuk ke dalam tambang berkurang sebesar 2.566,08 m3/hari sehingga waktuuntuk mengeringkan air di sump akan lebih cepat. Selain itu saluran terbuka juga dapat mengurangi resiko terjadinyaerosi di areal penambangan akibat pergerakan air limpasan permukaan
    • …
    corecore