38 research outputs found
EVALUASI MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS JAGUNG (ZEA MAYS L) VARIETAS BIMA 18 DAN BIMA 16
Drying is one of the most important things done in the post-harvest process. This research aims to determine the pattern of decreasing water content in hybrid corn varieties Bima 18 and Bima 16, as well as to obtain an appropriate mathematical model of thin layer drying. The method used is the trial fitting method with the Newton Model, Henderson and Pabis Model, Page Model, Midilli et al. Model, and the two-term exponential model. Drying of thin layers of hybrid corn Bima 18 and Bima 16 at temperatures of 40°C and 50°C showed an exponential pattern. The most suitable corn drying model for the Bima 18 and Bima 16 varieties and at temperatures of 40°C and 50°C is the Midilli et.al model and the two-term exponential model. Awm2-4e of 40°C is R2=0.9986 and the Bima 16 variety has R2=0.9961, while the Two Term Exponential model value for the Bima 18 variety at a temperature of 50° is R2 = 0.9988 and the Bima 16 variety has R2 = 0.9938
Tingkat Serangan Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen ) pada Lima Klon Kakao Lokal
Salah satu penyebab turunnya produksi dan produktivitas kakao nasional disebabkan serangan hama penggerek buah kakao (PBK), Conopomorpha cramerella (Snellen). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui daya tahan klon kakao lokal terhadap serangan hama PBK , (2) Mengetahui beberapa metode untuk mencegah hama PBK dipertanaman. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Luas lahan adalah 1 ha untuk 2 lokasi yang berbeda. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara area sampling.Penentuan pohon sampel setiap klon dilakukan secara diangonal dengan lima pohon sampel setiap titik diagonal. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan perhitungan tingkat kerusakan buah kakao oleh PBK. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat serangan hama PBK tergolong sedang. Klon yang paling tahah adalah klon MCC 02 (8%) dan klon yang paling rentan adalah klon BB (16 %).Beberapa cara pengendalian yang dilakukan berupa pemangkasan, pemupukan,panen teratur dan sanitas
IDENTIFIKASI CENDAWAN PADA BIJI KAKAO KERING DITINGKAT PETANI
Rendahnya kualitas biji kakao diakibatkan oleh proses penanganan pasca panen yang tidak optimal ditingkat petani sehingga berbagai jenis kerusakan yang dapat timbul pada biji kakao. Salah satunya adalah beberapa jenis cendawan yang dapat menyerang biji kakao pascapanen. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai jual biji kakao. Antisipasi kerusakan perlu dilakukan penanganan untuk meminimalisir tingkat kerusakan biji kakao. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis cendawan yang menyerang dan karakteristik biji kakao kering yang terserang cendawan. Percobaan ini dilakukan pada bulan Mei–Agustus 2018. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 wilayah (Bone, Soppeng dan Luwu) Provinsi Sulawesi-Selatan. Metode percobaan secara deskriptif dengan pengamatan secara langsung pada biji kakao, isolasi cendawan menggunakan media DG 18 dan Identifikasi cendawan berdasarkan Pitt and Hocking (1997). Hasil percobaan menunjukkan bahwa jenis cendawan yang ditemukan adalah Aspergillus sp., Penicillium sp. dan Fusarium spp
TINGKAT SERANGAN PENYAKIT VSD (Oncobasidium theobromae ) PADA LIMA KLON KAKAO DI DUSUN LAWANI KABUPATEN LUWU TIMUR
Vascular Streak Dieback (VSD) yang disebabkan oleh cendawan Oncobasidium theobromae adalah salah satu penyakit penting pada tanama kakao. Percobaan ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat serangan VSD pada beberapa klon kakao lokal, (2) mengetahui beberapa metode untuk mencegah penyakit VSD dipertanaman. Percobaan ini berlokasi di pertanaman kakao di dusun Lawani, Kab. Luwu Timur, pada bulan Maret - April 2017 Percobaan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengamatan tingkat serangan VSD pada lima klon kakao lokal pada lahan 1 ha dengan 1000 populasi tanaman kakao. Penentuan pohon sampel setiap klon dilakukan secara diangonal dengan lima pohon sampel setiap titik diagonal. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan perhitungan tingkat serangan VSD pada tanaman kakao. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tingkat serangan VSD tertinggi pada klon MCC 02 dan terendah pada klon M05. Tingkat ketahanan 5 klon kakao berturut - turut adalah M-05, BB-01, MCC-01, THR, MCC 02.
 
Pemanfaatan limbah padi pada berbagai kegiatan budidaya tanaman di masyarakat tani Desa Pitusunggu
Limbah tanaman padi seperti Jerami, sekam, dan dedak dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya dan diolah untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepeduliaan masyarakat terhadap penanganan limbah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau PKM pada wilayah masyarakat petani sawah. Kegiatan PKM dilakukan secara bertahap meliputi kegiatan penyuluhan dan sosialisasi, demonstrasi atau praktik pemanfaatan dan pengolahan limbah, pendampingan dan evaluasi program. Kegiatan pengabdian melibatkan beberapa kelompok tani sawah dan kelompok wanita tani sebagai mitra. Setelah rangkaian kegiatan, diperoleh hasil berupa kepedulian dan usaha masyarakat tani di desa Pitusunggu yang telah mampu menangani limbah padi. Sisa produksi tanaman padi yang sebelumnya bertumpuk di areal persawahan telah dimanfaatkan sebagai mulsa organik pada lahan budidaya sayur-sayuran, sebagai bahan media tanam tanaman hias, dan diolah menjadi pupuk organik. Pemanfaatan dan pengolahan limbah padi tersebut masih terbatas pada penggunaan limbah pada kegiatan budidaya tanaman dan untuk kegiatan PKM selanjutnya, pengolahan limbah akan dilakukan untuk menghasilkan energi alternatif atau bahan bakar dari sekam dan pengolahan dedak menjadi campuran pakan ternak
Penyuluhan pemanfaatan tumbuhan lokal sebagai pewarna alami kerajinan ecoprint
Keberagaman sumber daya alam tumbuhan dapat mendorong geliat perekonomian masyarakat Desa Barania sebagai desa wisata berbasis kelestarian lingkungan dan ekowisata. Potensi dan daya tarik alam yang indah, produk ekonomi kreatif seperti kuliner khas lokal, juga produk fashion, serta kegiatan budaya juga menambah potensi sebagai desa wisata. Mempertimbangkan potensi alam dan kemampuan dasar dalam mengelola kerajinan akan menjadi salah satu alternatif penghasilan warga masyarakat dan sekaligus sebagai produk khas daerah yang menjadi daya tarik. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam memanfatkan tumbuhan lokal sebagai sumber pewarna alami pada berbagai produk fashion. Program pengabdian ini dilaksanakan pada bulan April – November 2023 di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Metode dengan sosialisasi memperkenalkan tujuan dan manfaat metode ecoprint, pemanfataan tumbuhan sebagai pewarna alami dan praktik tehnik membuat kerajinan yang berbasis pewarna alami serta pendampingan berkelanjutan. Peserta sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan akhirnya masyarakat sudah terampil memproduksi produk ecoprint. Dampak berkembangnya industri fashion ecoprint ini membantu mengatasi kendala polusi lingkungan akibat dari industri tekstil dan menjasi prinsip rancang berkelanjutan untuk menghasilkan karya fashion yang aman
Peningkatan produktivitas pekarangan melalui penerapan teknik budidaya vertikultur berbasis limbah rumah tangga
Pengembangan potensi suatu desa/kelurahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat bisa dimulai dengan memanfaatkan pekarangan skala rumah tangga yang ditata dan dikelola dengan baik. Pemanfaatan lahan pekarangan dapat dikelola dengan budidaya tanaman secara vertikultur sebagai inovasi teknologi budidaya di pekarangan skala rumah tangga, sekaligus dapat menjadi alternatif pertanian berkelanjutan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam perencanaan lanskap pekarangan dengan penerapan teknik budidaya vertikulur untuk peningkatan produktivitas lahan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai dengan cara pemberian materi dasar-dasar teknik budidaya vertikultur dengan memanfaatkan limbah rumah tangga. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilakukan selama enam bulan yang meliputi aktivitas sosialisasi, pelatihan penggunaan limbah rumah tangga sebagai media bahan teknik budidaya, pemilihan media tanam, dan pendampingan. Sasaran kegiatan ini adalah petani dan masyakat yang memiliki lahan pekarangan yang tidak produktif. Pelatihan ini telah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan perserta dalam mempergunakan prosedur sistematis dalam mengelola pekarangan rumahnya. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya tanaman vertikultur telah menjadi inovasi teknologi budidaya yang efektif untuk dikembangkan di pekarangan skala rumah tangga, sekaligus dapat menjadi alternatif pertanian berkelanjutan
Native Mycorrhizal Fungi in Land Contaminated Cr, Co and Cu
Mycorrhizal fungi that are capable of adapting and resistant to heavy metal contaminated environments have received special attention for phytorhizoremediation researchers. The aim of the study was to explore native mycorrhizal fungi from areas contaminated with heavy metals to be used as starter biological agents in the phytorhizoremediation program. This research was carried out in two phases, i.e. rhizosphere sampling of Polypodium glycyrrhiza, Sumasang sp (local name) and Spathoglottis plicata at coordinates 2O31'57,6"S and 121O22'50,7"E. Rhizosphere of Chromolaena odorata, Melastama affine and Nephrolepis exaltata at coordinates 2O31'53,5"S and 121O22'35,4"E, Sorowako, Indonesia; While the other phase is isolating and identifying mycorrhizal spores in the Microbiology Laboratory, Research and Development Center for Environment and Forestry in Makassar, Indonesia. The results showed that be discovered three genus of mycorrhizal fungi were able to adapt and resistant in areas contaminated with Cr, Co, and Cu, i.e. 44.44% to 75.86% Acaulospora sp; 9.52% to 44.44% Gigaspora sp, and 3.38% to 19.05% Glomus sp.  which could be used as source of inoculum in Phyto-rhizoremediation program.   We recommend using native mycorrhizal fungi combined with endemic plant of location to rehabilitation heavy metal contaminated soils