18 research outputs found
PENGARUH PERBEDAAN PERSENTASE PENAMBAHAN MINYAK JAGUNG DALAM EMULSI KUNING TELUR TERHADAP PERTUMBUHAN LARVA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus Burchell)
Larva ikan lele yang dihasilkan dari kegiatan pembenihan memerlukan pakan yang sesuai dengan fase hidupnya. Larva ini memerlukan pakan dariluar tubuh ketika cadangan kuning telur pada tubuhnya habis. Oleh karena itu, pemberian pakan dari luar mutlak diperlukan untuk kelangsungan. Salah satu alternative pakan yang bisa diberikan adalah emulsi kuning telur sebab kuning telur mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan lele. Menurut Khairuman dan Amri (2002), pakan berbentuk cairan atau emulsi baik juga diberikan kepada ikan dalam fase larva. Pakan yang berbentuk emulsi contohnya emulsi yang terbuat dari kuning telur ayam. Sedangkan emulsi kuning telur yang diperkaya dengan minyak jagung selain dapat menimbulkan bau yang enak pada pakan juga akan meningkatkan kualitas pakan yang dapat mendukung pertumbuhan ikan yang optimal (Djajasewaka, 1990). Penggunaan minyak jagung sebagai bahan pengkaya emulsi kuning telur digunakan sebab minyak jagung mengandung asam lijoleat sebesar 56.3% (Sy\tiv\ckney, 1990) serta mempunyai titik cair rendah yaitu 17.0 – 20.0oC (Djajasewaka, 1990). Minyak jagung mengandung asam-asam lemak essensial (asam lemak oleat, asam lemak linoleat dan asam lemak linolenat) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan melalui pembentukan hormone pertumbuhan. Oleh karena itu, penambahan minyak jagung menjadi suatu yang bisa dipertimbangkan dalam pemberian pakan larva ikan lele dumbo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak jagung dengan persentase berbeda pada emulsi kuning telur terhadap pertumbuhan larva ikan lele dumbo serta untuk mengetahui respon pertumbuhan ikan lele dumbo terhadap persentase penambahan minyak jagung dalam emulsi kuning telur. Kata Kunci : Minyak, jagung, kuning telur, lele dumb
PENGARUH KOMBINASI TEPUNG IKAN DAN TEPUNG JEROAN BANDENG YANG BERBEDA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN PERTUMBUHAN JUVENIL UDANG WINDU (Penaeus monodon)
AbstrakKomponen biaya produksi terbesar yang diserap oleh pakan, adalah 50-70 % dari total biaya produks.i Bahan baku tepung jeroan bandeng diharapkan dapat menekan biaya produksi dan limbah jeroan bandeng sebagai salah satu bahan alternaif dalam pembuatan pakan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing dengan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan menggunakan kombinasi tepung jeroan bandeng dan tepung ikan. Perlakuan A (0% ; 60%), B (20% ; 40%), C (40% ; 20%) dan D (60% ; 0%). Pakan diberikan sebanyak 4 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 13.00, 17.00 dan 23.00 sebanyak 8% dari bobot biomassa udang. Materi yang digunakan adalah juvenile udang windu dengan rata-rata bobot biomasa 0,75-1,29 g. Juvenil udang dipelihara dengan kepadatan 30 ekor dalam ember dengan volume air 30 L dan salinitas 25 ppt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan berbentuk crumble dengan kombinasi persentase tepung jeroan bandeng dan tepung ikan yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap RGR, EPP, dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap PER, tapi tidak berpengaruh nyata (P˃0,05) terhadap SR juvenile udang windu. Perlakuan B memberikan pertumbuhan relatif tertinggi yaitu 4,90%/hari. Nilai rasio efesiansi protein dan efisiensi pemanfaatan pakan tertinggi diperoleh dari perlakuan B sebesar 1,69 dan 56,96%. Kelulushidupan udang windu berkisar antara 83,33-87,78%. Kisaran kualitas air masih dalam kondosi yang layak untuk media budidaya udang windu. Berdasarkan penelitian dapat dwasimpulkan bahwa penggunaan substitusi 20% tepung jeroan bandeng dalam pakan buatan memberikan pertumbuhan dan kelulushidupan udang windu terbaik. Kata Kunci: Tepung Jeroan Bandeng, Penaeus monodon, Efisiensi Pakan, Pertumbuhan, Kelulushidupan.*) Corresponding Author [email protected] AbstractTotal production cost component of 50-70% was absorbed by the food. Accordingly, to reduce the cost of tiger shrimp production to try of waste utilization as an material alternative for feed substitution. The experiment method was used completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replicates each. Treatment has different ratio Innards flour (%) and Fish flour (%). Treatment A (0% : 60%), B (20% : 40%), C (40% : 20%) and D (60% : 0%). The Feed given 4 times a day which was at 08.00, 13.00 17.00 and 23:00 as much as 8% of the weight of the shrimp biomass. The material used juvenile tiger shrimp with an average weight of 0.75 - 1.29 g biomass. Juvenile tiger shrimp maintained at a density of 30 head in a bucket of water with a volume of 30 L and salinity 30 ppt. The results showed that the artificial feeding crumble-shaped with a different substitution milkfish innards flour has a high significantly (P<0.01) on the RGR, EPP, and the PER had significantly effect (P<0.05), and but had no significantly effect (P˃0.05) on SR juvenile shrimp. Value of relative growth rate was highest in treatment B 4.90%/day. The best of protein efficiency ratio and feeding efficiency was obtained in treatment B 1.69 and 56.96%. Survival rate ranged of tiger shrimp between 83.33 - 87.78%. Range of water quality was still in decent condition for shrimp cultivation media. Based on the research, it could be concluded that using substitution of 20% innards milk fish flour in the feed artificial provides the best growth and survival rate of shrimp. Keywords: Innards Milkfish Flour, Penaeus monodon, feed efficiency, growt , survival rate
The Influence of Different Curcuma zanthorrhiza Dosage To The Growth and Survival Rate Of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)
The research was held in 14th July – 20th August 2018. Located in Brackish water Laboratory, Fisheries Faculty of Pekalongan University. The aim of this research is to find out the impact of curcuma to increase the growth and survival rate of Nile Tilapia. The treatment that be implemented was extending dosage of curcuma flour (gram) in 1 kg of artificial fish feed, such as followed : treatment A 0 ml ( control), B 9 g of curcuma, C 12 g curcuma and D 15 g curcuma. The method used was the Completely Randomized Design Method consisting of 4 treatments and 3 replications. The result which had given from the research was treatment D showed the highest growth. The average of weight of fish which can be reached by every treatment A, B, C, D as described 3,31 g, 4,77 g, 6,8 g, and 8.04 g, The analysis of result showed that all treatments have different effects for growth of fish. The water quality during the research such as temperature between 27-290 C, pH revolve 7,1-7,3 and the salinity was 16-17 ppt which mean all parameters was supported to fish growth
SUBSTITUSI CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa Striata) PADA SALINITAS 3 Ppt
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persentase pakan buatan dan cacing tanah terhadap pertumbuhan ikan gabus dan mengetahui persentase pakan buatan dan cacing tanah yang menghasilkan pertumbuhan terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, Universitas Pekalongan di Slamaran, Kota Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan dan sebagai perlakuan adalah perbedaan persentase pakan buatan dan cacing tanah. Perlakuan A (100% pellet + 0% cacing tanah), B. (75% pellet + 25% cacing tanah), C. (50% pellet + 50% cacing tanah) dan D (25% pellet + 75% cacing tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan persentase pakan buatan dan cacing tanah berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan ikan gabus. Perlakuan D memiliki pertumbuhan terbaik yaitu 4,46 gr, kemudian perlakuan C sebesar 3,77 gr, perlakuan B sebesar 3,43 gr dan terendah perlakuan A sebesar 2,86 gr. Kata Kunci : Ikan Gabus, Pakan Buatan, Cacing Tanah, Pertumbuhan ABSTRACTSnakehead is a type of fish economical in public waters and potential to be developed. One of the efforts to increase the growth of snakehead is by adding natural food that has high protein such as earthworms. The purpose of this research is to know the percentage of artificial feed and earthworm (Lumbricus rubellus) on growth of cork (Channa striata) at salinity 3 ppt. This study used a Completely Randomized Design (RAL) consisting of 4 treatments and 3 replications with different percentage of artificial feed and earthworm as treatment. The treatments used were: A. 100% pellet + 0% earthworm, B. 75% pellet + 25% earthworm, C. 50% pellet + 50% earthworm and D. 25% pellet + 75% earthworm. During the study of cork fish kept for 30 days. Based on the results of research calculated using the method of variance analysis obtained value F arithmetic of 43.15 which is greater than F Table 5% that is 4.06 and F Table 1% ie 7.59 so that the difference in percentage of artificial feed and earthworms have a very significant effect on the growth of cork fish. Treatment D has the best growth rate of 4.46 g, and treatment A which has the lowest growth rate of only 2.86 g. Water quality parameters are 28 - 29ºC, pH water 7.5 - 8.4, DO 5 - 7,9 ppm, and salinity 3 ppt. Keywords: Snakehead, earthworm, percentage of fee
APLIKASI TEPUNG DAUN TURI HASIL FERMENTASI DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x niloticus)
The aim of this research is to determine the effect of fermented flour turi leaves in artificial feed on the growth of Srikandi niloticus fish seed (Oreochromis aureus x niloticus). This research was conducted on Desember 5, 2016 to Januari 5, 2017 in the Laboratory of Brackish Water, Faculty of Fisheries, Pekalongan University. The research method used experimental methods with Complete Random Design (CRD), consisting of 4 treatments and 4 replications. The feed used is artificial feed, whcih added turi leaves fermented flour with different precentages 0 %, 5 %, 10 %, and 15 %. The fish used are Srikandi niloticus fish seed, sized 5-7 cm, stocked in the aquarium, with density of 1 fish/L. The parameters observed were the growing biomass, the survival rate (SR), and the quality of water as supporting data. The results of this research showed that the use of fermented flour turi leaves in artificial feed, affect the growth of Srikandi niloticus fish seed (F count (80,53)> F table (5,96)). The use of fermented flour turi leaves gave the highest yield to the biomass growth rate of Srikandi niloticus fish seed on a treatment equal to 7,33 grams. The results of polynomials orthogonal analysis produced the forms quadratc equation Y = 3,28 + 0,54 X – 0,02 X2 (R2 = 0,78), where X is the percentage of turi leaves fermented flour addition in artificial feed and Y is the growth of Srikandi niloticus fish seed biomass. Based on those equation, the result obtained maximum value X = 12,43 % of the total weight percentage of the feed additions, and maxmimum value Y = 6,64 grams. The survival rate of Srikandi niloticus fish seed during the research reached 100 %. The water quality research is feasible for media maintenance of Srikandi niloticus fish, that is temperature 26 – 29o C, pH 6.7 – 7.8, DO 6 mg/l.Keywords: Niloticus, Turi Leaves Fermented Flour
PEMANFAATAN IKAN RUCAH DAN FERMENTASI KOTORAN AYAM DALAM PAKAN LELE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUS HIDUPAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.)
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penggunaan tepung fermentasi kotoran ayam dengan tepung ikan rucah yang menghasilkan pertumbuhan dan kelulushidupan benih lele sangkuriang terbaik. Materi dan metode penelitian, Ikan uji yang digunakan adalah benih lele sangkuriang (Clarias sp.) ukuran 6 –7 cm dan bobot tubuh 3,5 ± 0,11 g.Padat penebaran yang digunakan dalam setiap wadah adalah 200 ekor/m3 dengan padat penebaran untuk masing-masing wadah 50 ekor/wadah.Pakanuji yang diberikan selama penelitian adalah pakan berbentuk pelet kering menggunakan sumber protein dari ikan rucah dan fermentasi kotoran ayam dengan persentase perbandingan berbeda yaitu A (70:30); B (60:40); C (50;50) dan D (40:60). Pemberian pakan uji 3% dari bobotbiomassa ikan serta diberikan 3 kali sehari pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00. Wadah uji yang digunakan terbuat dari terpal sebanyak 12 buah yang berbentuk persegi (0,5 x 0,5 x 0,5m3). Data yang diteliti meliputi pertumbuhan biomassamutlak (G),laju pertumbuhan spesifik (SGR),kelulushidupan (SR), konversi pakan (FCR), dan protein efisiensi rasio (PER). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan yang terlalu jauh antara laju pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, tingkat kelulushidupan, FCR, rasio efisiensi dan pemanfaatan protein pada setiap perlakuan. Tetapi pakan perlakuan A (70:30) memiliki hasil riset yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, yakni dengan tingkat pertumbuhan terbaik (pertumbuhan biomassa mutlak sebesar 163,167 g dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,626) dengan kelulusan hidupan 83,33%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pakan A (70% tepung ikan rucah dan 30% tepung fermentasi kotoran ayam) dapat memberikan tingkat pertumbuhan dan kelulushidupan ikan terbaik dibandingkan perlakuan lainnya.Kata Kunci :Ikan rucah, kotoran ayam, Lele sangkuriang, Clarias sp., PakanABSTRACTThe purpose of this study was to examine the use of fermented chicken manure flour with trash fish meal which produced the best growth and survival of sangkuriang catfish seeds. Research materials and methods. The test fish used were sangkuriang catfish (Clarias sp.) Seeds with a size of 6–7 cm and a body weight of 3.5 ± 0.11 g. The stocking density used in each container is 200 birds / m3 with the stocking density for each container 50 birds / container. The test feed given during the study was dry pellet form using protein sources from trash fish and chicken manure fermentation with different percentage ratios, namely A (70:30); B (60:40); C (50; 50) and D (40:60). The test feed was given 3% of the weight of fish biomass and was given 3 times a day at 07.00, 12.00, and 17.00. The test container used was made of 12 square tarpaulin pieces (0.5 x 0.5 x 0.5 m3). The data studied included absolute biomass growth (G), specific growth rate (SGR), survival rate (SR), feed conversion (FCR), and protein efficiency ratio (PER). The results showed that there was no significant difference between absolute growth rate, specific growth rate, survival rate, FCR, efficiency ratio and protein utilization in each treatment. However, treatment A (70:30) had better research results than other treatments, namely with the best growth rate (absolute biomass growth of 163.167 g and specific growth rate of 1.626) with a survival rate of 83.33%. Thus, it can be concluded that feed A (70% trash fish meal and 30% chicken manure fermented flour) can provide the best fish growth and survival rates compared to other treatments.Keywords :Trash feed, chick manure, sangkuriang catfish, Clarias sp., Fee
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MANGROVE (Rhizophora mucronata) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BANDENG (Chanos chanos)
The purpose of this study was to identify the effect of giving Rhizophora mucronata mangrove leaf extract at different doses and to get the best dose in increasing the growth of milkfish. The research method was a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatments used were: A, (control feed dose), B (administration of mangrove leaf extract at a dose of 1.5 mg/kg feed), C (administration of mangrove leaf extract at a dose of 1.7 mg/kg feed), D administration of mangrove leaf extract at a dose of 1.9 mg/kg of feed). The results showed that the highest growth rate was obtained in treatment C with a dose of 1.7 mg/kg of feed mangrove leaf extract, with an increase in biomass of 2.39 gr while feeding was carried out for 30 days and weighing was carried out on the last day. The lowest growth was obtained in treatment A with control feed doses resulting in average growth of 1.5 gr. Survival during the study results obtained 100% with a growth F value greater than F table 1% and 5%. The range of water temperature during the study was between 30°C, the water pH ranged from 7.5-8.1, DO ranged from 4.2 to 4.5 ppm and the water salinity during the study was 15-20 ppt. The result of statistical analysis showed that the treatments has significant influence to the growth of fish with F count greater than F table. Key words : Milkfish, Rhizophora mucronata Mangrove Leaf Extract, Growt
Penambahan Ekstrak Daun Mangrove Rhizhopora mucronata dengan Dosis Berbeda Pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Abstract Feed is one of the obstacles in shrimp farming because of the high price of feed. For this reason, a breakthrough is needed, namely the addition of natural ingredients in the feed that can increase shrimp growth. The purpose of this study was to determine the positive impact on the addition of Rhizopora apiculata leaf extract and the best dose to increase the growth of vannamei shrimp. This research method used an experimental Completely Randomized Design (CRD) 4 treatments with 3 replications with the test feed using feed with the addition of Rhizopora mucronata leaf extract with several doses such as: 0 mg/kg feed (A); 1,5 mg/kg feed (B); 1,7 mg/kg feed (C); 1,9 mg/kg feed (D). Observations were made for 28 days with feeding 3 times every day. The results showed that the application of R. mucronate mangrove leaves was able to increase growth with the highest yield, namely at a dose of 1.9 mg/kg feed (D) which achieved an absolute growth of 5.46g. Water quality was described as temperature with 30–31°C, salinity around 20–21 ppt, and pH 7,7–8,0. Keywords: Growth, Rhizopora mucronata, SR, Vanname Shrimp Abstrak Pakan menjadi salah satu kendala dalam budidaya udang karena harga pakan yang mahal. Untuk itu perlu adanya terobosan yaitu penambahan bahan alami dalam pakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan udang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun Rhizopora mucronata terhadap peningkatan pertumbuhan udang vanname. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental laboratories dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan 3 ulangan. Adapun perlakuan dengan menggunakan pakan yang ditambah ekstrak daun Rhizopora mucronata dengan beberapa dosis seperti: 0 mg/kg pakan (A); 1,5 mg/kg pakan (B); 1,7 mg/kg pakan (C); 1,9 mg/kg pakan (D). Hasil penelitian menujukan pemberian daun mangrove R. mucronate mampu meningkatkan pertumbuhan dengan hasil tertinggi yaitu pada dosis 1,9 mg/kg pakan (D) yang mencapai pertumbuhan mutlak 5,46g. Kualitas air berupa suhu mendapatkan suhu 30–310C, salinitas 20–21 ppt, dan pH 7,7–8,0 Kata kunci: Pertumbuhan, Rhizopora mucronata, SR, Udang Vanname
APLIKASI TENIK SBX REVERSAL UNTUK PENGEMBANGAN USAI{A IKAI\ HIAS DI UNIVERSITAS PEKALONGAN
Kegiatan U-UJI ini dilakukan sejak Tahun 2007 sld Tahun 2008, dengan sebelumnya telah ada rintisan usaha ikan hias di ka:npus. Perolehan dana Dikti melalui DP2lv menunjang pengembagan usaha ikan hias di kampus Pada awalnya hanya usaha ikan hias, kemudian dilakukanusaha lainnya yakni pembuatan akuatium dan usaha plokultur. Tujuan kegiatan U-UJI di kampus tidak untuk mengembangkan usaha ikan hias dengan menerapkan metode apliktif seperti metode monosek, persilangan antar jenis ikan. Aplikasi metoie ini untuk bisa mengisi peluang pasar mengingat trend ikan hias berganti dalam2- 3 tahun. Penerapan penelitian pada kegiatan program U-UJI ini yaitu aplikasi teknik sex reversal. Teknik sex reversal adalah teknik untuk menghasilkan ikan hias yang memiliki kualitas yang sesuai dengan selera pasar ikbn hias yang sedang trend pada saat tersebut. Aplikasi teknik sex reversal dilakukan dengiur menyilangkan jenis koki lawalawa; koki rowanda, koki dan koki tosa. Hasil persilangan adalah munculnyajenis yang unik, yakni koki olala dankoki panador. Adapun pemasaran dilakukan dengan membuka toko ikan hias.Kata kunci: Ikan hias, monosek, polikultu
STRATEGI PENINGKATAN PERANAN LKM PEMP SWAMITRA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL BERBASIS PRODUKSI IKAN TANGKAPAN (Suatu Gagasan Pengembangan LKM PEMP Swamitra Berbasis Riset)
LKM PEMP Swamitra merupakan lembaga keuangan mikro yang berbasis Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir secara terencana dan terstruktur. Namun dalam pengembangannya, terdapat beberapa kendala dalam implementasinya, yaitu kurangnya ketersediaan dana bagi pembiayaan pada LKM PEMP Swamitra, kurangnya penginformasian fungsi dan peranan LKM PEMP Swamitra, kurangnya peranan pihak-pihak yang terkait atas pengembangannya, kurang optimalnya pelayanan LKM PEMP. Oleh karena itu, diperlukan suatu pencarian gagasan strategis komprehensif yang dapat mengatasi problema tersebut, yaitu gagasan yang terdiri dari upaya peningkatan mainshare LKM PEMP Swamitra pada pengusaha kecil berbasis produk-produk ikan tangkapan masyarakat pesisir di daerah-daerah yang terdapat program PEMP, peningkatan peranan pihak-pihak berkompetenpada LKM PEMP Swamitra pada daerah-daerah yang terdapat program PEMP, peningkatan ketersediaan dana pembiayaan LKM PEMP Swamitra pada daerah-daerah yang terdapat program PEMP, peningkatan kualitas pelayanan pada LKM PEMP Swamitra meliputi Reliability, Responsiviness, Assurance, Emphaty dan Tangibles. Kata Kunci : Strategi, PEMP, Swamitra, Pengembangan Usaha Kecil, Produk Ikan Tangkapa