1 research outputs found

    Perbandingan Penagruh antara Pupuk Organomineral dan Pupuk Anorganik terhadap Sifat Fisik Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) pada Inceptisol.

    No full text
    Lahan pertanian di Indonesia banyak didominasi oleh tanah Inceptisol. Jenis tanah ini merupakan salah satu jenis tanah yang ditemukan pada lokasi penelitian. Salah satu permasalahan pada tanah Inceptisol adalah kandungan bahan organik yang rendah. Penggunaan tanah Inceptisol di daerah Kota Batu didominasi dengan lahan sawah dan lahan kering. Kegiatan pertanian pada lahan tersebut dilakukan secara konvensional, dimana petani menggunakan pupuk anorganik untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah tanpa menambahkan bahan organik. Hal ini jika dibiarkan dalam jangka panjang akan mempercepat terjadinya kerusakan tanah yang diindikasikan dengan penurunan kandungan bahan organik dan degradasi sifat fisik tanah. Kandungan bahan organik tanah yang rendah akan menyebabkan agregat tanah menjadi lebih mudah hancur saat terkena pukulan air hujan sehingga tanah menjadi rentan mengalami pemadatan serta erosi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan pengaruh yang diberikan dua jenis pupuk berbeda, yaitu pupuk organomineral dan pupuk anorganik dengan berbagai macam taraf dosis terhadap sifat fisik tanah (berat isi, porositas, kemantapan agregat, dan kadar air tersedia tanah) dan pertumbuhan tanaman stevia. Penelitian dilaksanakan dari awal persiapan lahan hingga panen yang berlokasi di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan tiga kali ulangan. Terdapat 9 taraf dosis perlakuan yang diujikan, yaitu P0 (kontrol), P1 (organomineral 600 kg/ha), P2 (organomineral 1200 kg/ha), P3 (organomineral 1800 kg/ha), P4 (organomineral 2400 kg/ha), P5 (NPK 50 kg/ha + Urea 50 Kg/ha), P6 (NPK 100 kg/ha + Urea 100 Kg/ha), P7 (NPK 150 kg/ha + Urea 150 Kg/ha), dan P8 (NPK 200 kg/ha + Urea 200 Kg/ha). Parameter yang diamati adalah berat isi tanah, porositas, kemantapan agregat, kandungan air tersedia, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar daun, dan bobot kering daun tanaman stevia. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) taraf 5% dan apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT taraf 5%. Analisis korelasi menggunakan rumus pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi beberapa dosis pupuk organomineral berpengaruh nyata terhadap berat isi tanah, porositas, dan kadar air tersedia dengan persentase secara berturut-turut 9,70%; 9,22%; dan 8,06%. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap kemantapan agregat. Pemberian beberapa dosis pupuk organomineral dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar daun stevia, dan bobot kering daun stevia. Perlakuan P3 dengan dosis 1800 kg/ha sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman stevia dan memberikan hasil yang setara dengan pupuk anorganik. Pupuk organomineral perlakuan P3 mampu memberikan peningkatan hasil bobot segar dan bobot kering daun secara berturut-turut sebesar 21,21% dan 16,36% dibandingkan dengan pupuk anorganik (P8). Hasil korelasi sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan tanaman stevia menunjukkan hubungan mulai dari sangat rendah (r = 0,16) hingga sedang (r = 0,59)
    corecore