7 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air rebusan daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar. Penelitian bersifat eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Subjek penelitian dibagi menjadi kelompok kontrol, 3 kelompok perlakuan (P1, P2 dan P3) dengan pemberian air rebusan daging buah mahkota dewa dengan dosis bertingkat (2,5 cc, 5 cc dan 7,5 cc).Data yang dapat dianalisis secara statistik dengan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji oneway ANOVA. Jika terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan Post-hoc multiple comparisons test Uji Least SignificantDifference (LSD) dengan α = 5 % untuk melihat lebih jelas perbedaan antar kelompok perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui besar penurunan kadar kolesterol darah pada tiap kelompok digunakan paired sample t test (uji tes berpasangan). Derajat kemaknaan yang digunakan adalah α = 5 % dan data disajikan dalam bentuk tabel. Perlakuan yang memberikan pengaruh nyata paling besar terhadap rata-rata kadar kolesterol darah adalah selama 2 minggu adalah perlakuan P3 sebesar 52,40 mg/dl yaitu dari kadar kolesterol darah 102,40 mg/dl menjadi 50,00 mg/dl. Sedangkan perlakuan yang memberikan penurunan kadar kolesterol darah terkecil selama 2 minggu pengamatan adalah perlakuan P1 sebesar 17,80 mg/dl yaitu dari kadar 90,60 mg/dl menjadi 72,80 mg/dl

    HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL TERHADAP MUNCULNYA AKNE VULGARIS PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

    Get PDF
    Akne vulgaris merupakan penyakit yang disebabkan oleh inflamasi kronik dari unit pilosebasea yang ditandai olehpembentukan komedo, papul, pustul, dan nodul dengan predileksi diwajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Aknevulgaris dapat diderita oleh semua usia dan dapat disebabkan oleh faktor ginetik, hormonal, makanan, keaktifan darikelenjar sebacea, faktor psikis maupun infeksi bakteri P.acnes. Pengunaan KB hormonal juga diduga sebagai penyebabmunculnya Anke vulgaris pada usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan KB hormonalterhadap munculnya Akne vulgaris pada wanita usia 20-40 tahun.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan tekniktotal sampling, besar sampel adalah 69. Data yang didapat adalah data primer dari kuisioner. Uji analisis yang digunakanadalah chi-square.Hasil penelitian diketahui dari penggunaan KB hormonal ada sebanyak 61,9% yang menderita Akne vulgaris,sedangkan responden dengan penggunaan KB non hormonal ada sebanyak 77,8% tidak menderita Akne vulgaris.Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapat nilai (p =0,001) dan nilai OR 5,68. Terdapat hubungan penggunaan KBhormonal dengan kejadian Akne vulgaris pada wanita usia 20-40 tahun di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar LampungTahun 2014

    HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PASCA 6-12 BULAN DENGAN KADAR VIRAL LOAD PADA LELAKI SEKS LELAKI (LSL) YANG TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019

    Get PDF
    Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kepatuhan minum obat antiretroviral merupakan keharusan dalam menurunkan jumlah virus dalam darah. Pada komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Bandar Lampung yang terinfeksi HIV masih banyak yang tidak patuh dalam meminum obat antiretroviral itu sendiri. Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan pengobatan antiretroviral dapat dilakukan pemantauan terapi yaitu dengan tes viral load. Mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat antiretroviral dengan kadar viral load pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan snowball. Pengambilan data menggunakan kuesioner baku MMAS-8. Analisis bivariat dengan uji Chi Square. Jumlah responden 37 orang diketahui uji univariat tingkat kepatuhan minum obat kategori tidak patuh sebanyak 19 orang dan kategori patuh sebanyak 18 orang. Hasil uji bivariat didapatkan nilai p=0,001. Terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat antiretroviral dengan kadar viral load pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

    PENYULUHAN Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

    No full text
    Abstrak Human  Immunodeficiency  Virus  (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia.Infeksi virus ini mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda–benda asing di dalam  tubuh  yang  pada  tahap  terminal  infeksinya dapat menyebab kan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS sangat penting  sehingga kasus yang ditemukan diharapkan makin menurun. Kegiatan penyuluhan berupa acara Health Talkshow berlangsung melalui zoom dan disiarkan juga di radio yang ikut berpartisipasi. Materi yang disampaikan kepada para peserta secara KIE yaitu Komunikasi, Infomasi dan Edukasi tentang HIV/AIDS, yaitu Apa itu HIV/AIDS, bagaimana ia bisa menular pada kita dan apa yang harus dilakukan apabila kita terkena penyakit tersebut serta usaha apa untuk membantu menanggulanginya sehingga tidak menular kepada keluarga kita. Kata kunci: HIV, AIDS Human  Immunodeficiency  Virus  (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia.Infeksi virus ini mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda–benda asing di dalam  tubuh  yang  pada  tahap  terminal  infeksinya dapat menyebab kan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS sangat penting  sehingga kasus yang ditemukan diharapkan makin menurun. Kegiatan penyuluhan berupa acara Health Talkshow berlangsung melalui zoom dan disiarkan juga di radio yang ikut berpartisipasi. Materi yang disampaikan kepada para peserta secara KIE yaitu Komunikasi, Infomasi dan Edukasi tentang HIV/AIDS, yaitu Apa itu HIV/AIDS, bagaimana ia bisa menular pada kita dan apa yang harus dilakukan apabila kita terkena penyakit tersebut serta usaha apa untuk membantu menanggulanginya sehingga tidak menular kepada keluarga kita. Kata kunci: HIV, AID

    Pola Penyakit Infeksi Menular Seksual di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSP Bintang Amin Periode 2 Januari 2016 – 31 Desember 2020

    No full text
    Sexually Transmitted Infections (STIs) are infections that are spread primarily through sexual contact. More than 30 types of microorganisms are known to be transmitted through sexual contact. The most common infections include gonorrhea, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, hepatitis B, genital herpes, and human papillomavirus (HPV) infection. Some of the factors that may contribute to the incidence of STIs are sociodemographic and behavioral factors. Purpose: To find out the pattern of sexually transmitted infections at the Skin and Venereal Polyclinic of Bintang Amin Hospital for the period of January 2, 2016 - December 31, 2020. Research Methods: Quantitative descriptive study and cross sectional design and total sampling technique using a questionnaire. Results: The number of samples was 51 from 51 populations, the pattern of sexually transmitted infections in the Polyclinic of Skin and Sex at RSP Bintang Amin, namely condyloma acuminata as many as 28 people (54.9%), candidiasis as many as 16 people (31.4%), Herpes simplex as many as 4 people (7.8%), syphilis as much as 2 people (3.9%) and the lowest was Gonorrhea 1 person (2.0%). Conclusion: The prevalence of sexually transmitted infections that most often occurred in the Skin and Gender Polyclinic of Bintang Amin Hospital for the period January 2, 2016 - December 31, 2020, was obtained the most, namely condyloma acuminata as many as 28 patients (54.9%), with the most female sex being 40 patients ( 78.4%). Age 25-49 years were 36 patients (70.6%), and those who were married were 46 patients (90.2%)

    Profil Penderita Kondiloma Akuminata Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Periode Januari 2016 Sampai Desember 2019

    No full text
    ABSTRACT: PROFILE OF CONDYLOMA AKUMINATA PATIENTS IN THE SKIN AND SEX POLYCLINIC OF PERTAMINA BINTANG AMIN HOSPITAL FOR THE PERIOD OF JANUARY 2016 TO DECEMBER 2019. Introduction: Sexually transmitted infection (STI) is one of the diseases and causes of health, social and economic problems in many countries. According to WHO, more than 1 million sexually transmitted infections are acquired every day in various parts of the world and more than 290 million women have human papillomavirus infection. In America, data from the CDC shows new cases with more than 19.7 million sexually transmitted infections each year, and about 14.1 million cases are human papillomavirus infections. Objective: This study aims to find out information about the profile of condyloma acuminata sufferers at the Dermatology and Venereology Polyclinic at Pertamina Bintang Amin Hospital for the period January 2016 to December 2019.Methods: This study used quantitative descriptive analysis with the aim of knowing the profile of patients with condyloma acuminata. Sampling was done by using the total sampling method. The sample in this study were patients with condyloma acuminata who were treated at the Dermatology and Venereology Polyclinic at Pertamina Bintang Amin Hospital for the period January 2016 to December 2019 totaling 22 patient medical records. Results: It was found that patients with condyloma acuminata were more commonly found in the age group of 26 to 35 years (early adulthood), as many as 9 patients (40.9) in the female sex, namely 17 patients (77.3%) with married status. as many as 17 patients (77.3) while based on the management of patients more were given treatment using electric surgery, namely as many as 8 patients (36.4%).Conclusion: Patients with condyloma acuminata in order to maintain their health condition, and avoid risk factors that can increase the occurrence of condyloma acuminata, it is hoped that health workers can hold health promotion activities about the prevention of sexually transmitted diseases, especially condyloma acuminata and this research can be used as additional information to develop further research regarding the factors that have not been studied in this study Keywords: Condyloma acuminata, sexually transmitted infection, HP

    ASSOCIATION BETWEEN SEXUAL ORIENTATION AND CONDYLOMA ACUMINATA IN HIV PATIENTS AT TERTIARY REFFERAL HOSPITAL IN LAMPUNG PROVINCE

    No full text
    Condyloma acuminata is one of the most common sexually transmitted infections caused by the Human Papilloma Virus. Condyloma acuminata has been reported in many patients with Human Immunodeficiency Virus (HIV). Several studies have reported the factors associated with the incidence of condyloma acuminata in HIV, but it has never been reported the factors affected condyloma acuminata in Lampung Province. This study aimed to determine the relationship between sexual orientation and condyloma acuminata in HIV patients at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province. The design of this study was an observational study with a case control design with a sample of 112 HIV patients. The sample of the study was new patients diagnosed with HIV who were treated at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in the period 2017 to 2019. Data were obtained from patient medical records. The results showed that 36 (64.3%) HIV/AIDS patients with condyloma acuminata had a homosexual orientation. Data analysis using Chi-square test showed the p value was 0.01. The conclusions of this study indicate that there is an association between sexual orientation and condyloma acuminata in HIV/AIDS patients
    corecore