57 research outputs found

    Penelaahan Pengaruh Waktu Pengkondisian dan Penggunaan Parafin pada Contoh Uji terhadap Emisi Formaldehida Kayu Lapis *)

    Full text link
    Pada penetapan emisi formaldehida dari kayu lapis berdasarkan Standar Amerika dan Standar Jepang, perbedaan dalam persiapan contoh uji dapat menyebabkan nilai emisi formaldehida yang diperoleh berbeda pula. Dalam tulisan ini dikemukakan tentang pengaruh waktu pengkondisian (conditioning) dan penggunaan parafin pada contoh uji terhadap emisi formaldehida kayu lapis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh waktu pengkondisian dan penggunaan parafin pada contoh uji terhadap emisi formaldehida kayu lapis adalah sangat nyata. Semakin lama waktu pengkondisian, makin rendah emisi formaldehida kayu lapis, sementara untuk kayu lapis yang diberi parafin menghasilkan emisi formaldehida yang lebih rendah daripada yang tanpa parafin. Hubungan antara waktu pengkondisian (X) dengan emisi formaldehida (Y.) dapat dinyatakan dengan persamaan regresi, dengan koefisien korelasi nyata (r) sebagai berikut:- tanpa parafinY = 5,1 -0,52X (r = - 0,9246); menurut StandarAmerikaY= 10,93 - 1,32 X ( r = - 0,9433); menurut Standar Jepang- dengan parafin,Y = 483 - 0,43X (r = - 0,9756); menurut Standar AmerikaY = 9,01 - 0,9X (r = - 0,9824); menurut StandarJepangDalam hal ini terjadi penurunan emisi formaldehida dari contoh kayu lapis bila diberi parajin dibandingkan dengan tanpa parafin. Nilai rata-rata emisi formaldehida pada kayu lapis yang diberi parafin berkurang sebanyak 0,69 ”g/ml (16,6%) daripada tanpa parafin menurut Standar Amerika, dan 0,57 ”g/ml (8.5%) menurut Standar Jepang

    Pengaruh Jenis Kayu dan Permethrin terhadap Keteguhan Rekat dan Keawetan Kayu Lapis*)

    Full text link
    Industri kayu lapis di Indonesia umumnya menggunakan jenis kayu yang mempunyai kelas awet rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan keawetan kayu lapis perlu dilakukan USAha pengawetan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kayu dan konsentrasi bahan pengawet permethrin terhadap keteguhan rekat dan keawetan kayu lapis. Metode pengawetan yang dipakai adalah metode pelaburan bahan pengawet pada venir. Bahan pengawet yang digunakan adalah larutan yang menganduug bahan aktif permetrin 36,8%. Konsentrasi bahan pengawet yang digunakan adalah 0%; 0,10%; 0,25%; 0,50%; 0,75% dan 1,00%. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu karet dan kayu durian dengan tebal venir 1,5 mm. Kayu lapis yang dibuat berupa tripleks dengan perekat urea formaldehida. Pengujian keteguhan rekat dilakukan menurut Standar Indonesia dan Standar Jepang. Pengujian keawetan dilakukan terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light) dan rayap tanah (Coptotermes curvignatus Holmgren).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kayu berpengaruh terhadap keteguhan rekat kayu lapis. Keteguhan rekat kayu lapis durian (16-32,91 kg/cm2) lebih tinggi daripada kayu lapis karet (12,07-27 kg/cm2). Konsentrasi bahan pengawet permethrin yang dilaburkan pada venir kayu karet dan kayu durian tidak mempengaruhi keteguhan rekat kayu lapis. NIlai keteguhan rekat kayu lapis semuanya memenuhi persyaratan Standar Indonesia dan Standar Jepang. Pelaburan bahan pengawet permethrin pada venir kayu karet dan kayu durian dengan konsentrasi 0,1% sudah cukup efektif menahan serangan rayap kayu kering maupun rayap tanah

    Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Sifat Bambu Lamina

    Full text link
    Bambu merupakan hasil hutan non kayu, banyak dijumpai dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dalam rangka peningkatan mutu dan pemanfaatan bambu untuk bahan bangunan, telah dilakukan penelitian sifat fisis dan mekanis bambu lamina yang dibuat dari bambu betung (Dendrocalamus asper) dengan variasi jumlah lapisan (2, 3, 4 dan 5 lapis) yang direkat dengan perekat urea formaldehida cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisis dan mekanis bambu lamina dari bambu betung tidak dipengaruhi oleh jumlah lapisan kecuali keteguhan rekat berdasarkan uji geser tarik dalam keadaan kering (makin banyak jumlah lapisan makin tinggi keteguhan tarik). Sifat perekatan bambu lamina dari bambu betung cukup baik dan memenuhi standar Jepang untuk uji delaminasi. Berdasarkan nilai kerapatan, keteguhan lentur statis dan keteguhan tekan, bambu lamina betung setara dengan kayu kelas kuat II

    Pengaruh Fumigasi Amonium Hidroksida terhadap Emisi Formaldehida Kayu Lapis dan Papan Partikel

    Full text link
    The formaldehyde emmision of panel products such as plywood and particleboard bonded with urea formaldehyde (UF) may affect health, especially when they are used in a room with poor ventilation. To reduce formaldehyde emission, the products can be fumigated by a chemical agent. This paper described the effect of fumigation by ammonium hydroxide 25% on formaldehyde emission of UF bonded plywood and particleboard.The effect of fumigation by ammonium hydroxide on formaldehyde emission of plywood and particleboard are higly significant. The longer the fumigation by ammonium hydroxide, the lower the formaldehyde emission of plywod and particleboard. Fumigation by ammonium hydroxide of 1 hour and 1. 5 hours, the formaldehyde emission of plywood and particleboard can meet Japanese Standard on the mean value of 0.632 mg/I and 0.349 mg/I for plywood, and 4.594 mg/l and 2.225 mg/l for particleboard. Meanwhile, fumigation on particleboard of 1. 5 hours and on plywood of all treatment 0.5 to 1.5 hours, the formaldehyde emission can conform with American Standard on the mean value of 0.261 mg/l for particleboard and 0.154 to 0.042 mg/I for plywood. On the basis of formaldehyde emission standards, it is recomended than the fumigation by ammmonium hydroxide 25% may be used in plywood for 70 minutes and on particleboard for 80 minutes
    • 

    corecore