47 research outputs found
Pengaruh Tingkat Kerusakan Jalan Perkebunan dan Posisi Tandan Buah Segar di Bak Truk terhadap Kinerja Angkutan Kelapa Sawit
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan satu tahap penting dalam proses pascapanen. Kondisi pengangkutan menentukan kuantitas dan kualitas TBS sebagai bahan baku pabrik kelapa sawit. Mengingat masih banyak jalan perkebunan yang belum ideal, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan tingkat kerusakan jalan dan penempatan TBS di bak truk terhadap kinerja pengangkutan. Indikator kinerja pengangkutan yang digunakan adalah buah restan (tertinggal di kebun), kadar asam lemak bebas (ALB), tingkat pelepasan buah (membrondol), dan tingkat memar (indeks memar). Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1) kinerja pengangkutan dari piringan pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH). 2) kinerja pengangkutan dari TPH ke pabrik. Perlakuan dalam penelitian tahap dua adalah kualitas jalan pengumpulan, yaitu jalan baik, sedang, dan buruk, dan posisi TBS di bak truk, yaitu di lapisan dasar, tengah, dan atas. Hubungan panjang jalan rusak dengan tingkat restan buah dianalisis dengan analisis regresi, sedang indikator kinerja pengangkutan dianalisis dengan analisis varians (Anova), dan kemudian dilanjutkan dengan analisis satu arah pembedaan antar perlakuan dengan metode Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi atau tingkat kerusakan jalan memberikan pengaruh terhadap indikator kinerja pengangkutan tingkat buah restan, namun tidak secara nyata berpengaruh terhadap tingkat pelepasan buah sawit dari tandan (pembrondolan), tingkat kerusakan buah (indeks memar) dan kadar ALB pada saat pengangkutan menggunakan truk bak kayu. Sedang posisi TBS di dalam bak truk berpengaruh cukup nyata terhadap tingkat pelepasan buah dari tandan, dan berpengaruh nyata terhadap indeks memar buah selama pengangkutan
Kriteria Kualitatif Penentuan Produk Unggulan Komoditas Perkebunan dengan Metode Delphi di Kabupaten Kolaka-Sulawesi Tenggara
The determination of the main product of plantation commodity in kolaka has not been done. The purpose of this research were to composing an order of main product of plantation commodity in Kolaka. The object of this research were alternative 17 of plantation commodity. The determination of strategic indicators as the selection criteria of the main products were done by a panel of researchers that experts in different fields in plantation scope. In the effort to reach of the consensus, they were accordance with the Delphi Method. There are seven strategic indicators used as the criteria in determination of the main product of plantation commodity in Kolaka as followed: (1) based on the local resource potential, (2) enhancing to acces domestic and global market, (3) to produce high added value, (4) supported by technology and qualified human resources, (5) eco-friendly product by applying eco-friendly technology and have optimum agriculture waste as well as apply good waste management, (6) implement cooperation principle and business oriented, and (7) administratively and economically feasible for business development. The result of score calculation on the each indicator showed that the main product of plantation commodity were cacao on the first with score 4.6, clove and pepper on the second with score 4.3, and cashew, coconut, and coffee on the third with score 4.2
Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Jaringan Saraf Tiruan untuk Peramalan Harga Komoditas Tanaman Pangan
Sistem pendukung keputusan berbasis jaringan saraf tiruan untuk peramalan harga tanaman pangan dirancang untuk membantu memberikan stimulus bagi para pengambil keputusan perihal kebijakan stabilisasi harga pangan, tren harga masa depan dan jadwal tanam yang memungkinkan untuk memaksimalisasi keuntungan. Tujuan penelitian ini adalah rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan terlebih dahulu menganalisis arsitektur Jaringan Saraf Tiruan (JST) yang paling tepat untuk digunakan sebagai metode peramalan/subsistem model SPK. Kajian dilakukan dengan menggunakan tingkat harga bulanan komoditas tanaman pangan di Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta bulan Januari 2000 – Juli 2011. Arsitektur JST terbaik dipilih berdasarkan pada nilai Mean Square Error (MSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang paling kecil dari hasil pelatihan, pengujian dan validasi sistem. Arsitektur terbaik kemudian dirancang menjadi subsistem model SPK bersamaan dengan basis data, tampilan antarmuka dan komponen pengetahuan dengan menggunakan fase-fase perancangan sistem pendukung keputusan dan diprogram dengan bahasa pemrograman delphi. Dari 324 percobaan analisis arsitektur JST untuk masing-masing komoditas, diperoleh satu arsitektur JST dengan performa terbaik untuk masing-masing komoditas dan valid untuk digunakan sebagai metode peramalan dengan toleransi MAPE 15%. Dari 6 jenis komoditas tanaman pangan yang menjadi objek kajian, arsitektur JST yang paling baik diperoleh dari komoditas beras IR64 dengan arsitekur [12 – 32 – 1], nilai laju pembelajaran 1,75 dan kisaran transformasi data terletak pada [0 dan 1], dengan nilai MSE dan MAPE pelatihan, pengujian dan validasi berturut-turut adalah [0,00125 dan 2,807%], [0,0219 dan 3,289%], [0,0244 dan 3,575%]. Berdasarkan hasil validasi, batas jangka waktu peramalan maksimal yang valid untuk dilakukan oleh sistem adalah selama 12 bulan ke depan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa arsitektur JST yang digunakan mengalami penurunan performa pada bagian pola harga yang berfluktuasi dengan tajam, hal ini disebabkan karena arsitektur JST yang digunakan tidak memperhitungkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga, untuk itu perlu pengembangan arsitektur JST sebagai subsistem model SPK guna meningkatkan kemampuan sistem memberikan dukungan keputusan yang lebih baik
Analisis Spektral dalam Penentuan Periodisitas Siklus Curah Hujan di Wilayah Selatan Jatiluhur, Kabupaten Subang, Jawa Barat
Data curah hujan dipelajari salah satunya untuk mengetahui bagaimana curah hujan di suatu wilayah mempunyai rentang waktu untuk membentuk suatu pola berulang. Siklus merupakan suatu Perubahan atau gelombang naik dan turun dalam suatu periode serta berulang pada periode lain. Siklus mempunyai frekuensi yang dapat diselesaikan dalam 1 periode waktu. Transformasi Fourier merupakan algoritma untuk mengubah domain waktu X menjadi domain atau spectrum frekuensi Y, dengan cara menguraikan sinyal menjadi komponen sinusoidal. Penelitian ini menggunakan metode Fast Fourier Trans!orm (FFT) untuk mencari sifat berulangnya trend curah hujan di wilayah selatan Jatiluhur Kabupaten Subang. Simulasi model menggunakan data curah hujan bulanan tahun 1975 - 2012. Hasilnya menunjukkan trend curah hujan di lokasi penelitian berulang setiap 12 bulan sekali (1 siklus). Prediksi curah hujan dilakukan dengan menggunakan data curah hujan 5 tahun dan menggunakan observasi data 5 tahun berikutnya sebagai pembanding hasil prediksi untuk melihat performa yang dihasilkan. Performa hasil prediksi menggunakan Mean Square Error (MSE) sebagai standar perhitungan derivasi perbedaaan antara data real dan data pemodelan. Hasil analisis pada saat validasi model didapatkan MSE 14,92 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan menggunakan analisis FFT untuk menghitung nilai error (perbedaan antara nilai perhitungan model ANN dengan data sebenarnya), diperoleh Perubahan siklus curah hujan terjadi dalam kurun waktu 71,68 bulan atau sekitar 5-6 tahun
Studi Pola Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Rapa Var. Parachinensis L.) Hidroponik di dalam Greenhouse Terkontrol
Tanaman sayuran harus dibudidayakan dengan optimal agar diperoleh hasil yang maksimal. Di wilayah tropis seperti di Indonesia, pertumbuhan tanaman sayuran dipengaruhi oleh beberapa faktor iklim seperti kelembaban, suhu, nutrisi dan cahaya. Untuk memperoleh kondisi yang optimal dan terkendali selama periode pertumbuhan, tanaman sawi dibudidayakan secara hidroponik di dalam greenhouse. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan tanaman sawi (Brassica rappa var. parachinensis L.) yang dibudidayakan secara hidroponik di dalam greenhouse yang dilengkapi dengan kendali suhu, nutrisi dan cahaya. Tujuan penelitian adalah menentukan kombinasi faktor terbaik yang memberikan pertumbuhan paling optimal. Penelitian dilakukan dengan memberikan tiga perlakuan dengan tiga variasi yaitu suhu (32 °C, 35 °C, dan 38 °C), nutrisi (2 mS/cm, 5 mS/cm, dan 8 mS/cm), dan cahaya (7000 lux, 12000 lux, dan 17000 lux) sehingga terdapat 27 ruang budidaya atau greenhouse dengan iklim mikro yang berbeda. Tingkat pertumbuhan ditentukan berdasarkan luas daun dan diukur selama 48 hari budidaya. Kendali di dalam masing- masing greenhouse dilakukan oleh aktuator pompa, lampu pijar dan lampu TL (Flourescent Lamp). Hasil penelitian menunjukkan suhu, nutrisi dan cahaya berpengaruh pada pertumbuhan tanaman sawi. Dari hasil analisis faktor tunggal, luas daun maksimum dihasilkan pada suhu 35 °C yaitu 565 cm-, nutrisi 5 mS/cm yaitu 639,27 cm- dan cahaya 17000 lux yaitu 697,42 cm-. Secara kombinasi, tingkat pertumbuhan terbaik diperoleh pada perlakuan suhu 35 °C, nutrisi 5 mS/cm, dan cahaya 17000 lux dengan hasil luas daun mencapai 1068,82 cm-