17 research outputs found

    Pengujian 15 Genotipe Kedelai Pada Kondisi Intensitas Cahaya 50% Dan Penilaian Karakter Tanaman Berdasarkan Fenotipnya

    Full text link
    The Examination of 15 Soybean Genotypes at 50% Light Intensity and Evaluation of Crop'sPhenotypic Characters. Sunlight is one of the important plant growth requirements. In orderto understand morphological character changes in the crops due to different light intensity, 15genotypes of soybean consisted of Willis, D3578-3/3072-11, Seulawah, Aochi/W-62, Kaba,IAC 100/Brr-1, MLGG 0081, MLGG 0059, MLGG 0120, 9837/Kawi, D-6-185, IAC 100, MLGG0383-1, Pangrango, MLGG 0069 and MLGG 0122 were tested. The research was conducted inKendalpayak (grey Alluvial soil type, 450 above sea level, C3 climate type), Malang at dryseason in 2006. The research design was Randomize Complete Block under two differentenvironmental conditions, with three replications. The experiment was conducted under fulland 50 %light intensity. The results indicated that the reduction of light intensity as much as50 % resulted in some changes in phenotypic characters such as size and lifespan of the 15genotype being tested, included the increase of plant height, the longer distance betweennodes, the decrease in node number, the smaller size of stem diameter, the decrease on thenumber of leaves, the narrower of the leaf ‘s width and the decrease in pod number. Lessenedseed weight, the low weight of 100 seeds, the lowering level of the leaf's greenness, and theaccelerate age of flowering and harvesting. IAC 100, MLGG 0383-1 and IAC 100/BBR-1 producedhigh under 50% of light intensity

    Perubahan Karakter Agronomi Aksesi Plasma Nutfah Kedelai di Lingkungan Ternaungi

    Full text link
    Excessive shading during plant growth is one of the factors that might decrease the productivity of crops. The aim of this study was to determine agronomic characters of soybean germplasms grown under shaded environment. The research was carried out at Kendalpayak experimental station (grey Alluvial soil, 450 m above the sea level with C3 climate type) during dry season in Malang, from February to April 2006. The experimental design used was Randomized Complete Block Design with three replications. The genetic material observed were 120 accessions of Balitkabi's soybean germplasm; the treatments were without shading and 50% shading using shading net. The results showed that 50% shading decreased plant age to harvest, increased plant height, and reduced the number of pods and seed weight compared to those in no shading environment. Based on Stress Tolerancy Index (STI) analysis on the seed weight per plant, fi ve accessions i.e. MLGG 0845, MLGG 3335, MLGG 0010, MLGG 0771, and Wilis demonstrated high tolerance on 50% shad

    Identifikasi Fenotipik Galur-galur Kedelai Terhadap Ketahanan Serangan Hama Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.)

    Full text link
    Phenotypic identification of soybean lines against armyworm pest resistance (Spodoptera litura F). This research consisted of two parts which aimed to find out the intensity of damage to the leaves and the influence of soybean on the biological aspect of armyworms. The materials tested were Shr/W-C-60, Aochi/Wil-60, 9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-95, W/9837-D- 6-220, 9837/K-D-3-185-82, 9837/W-D-5-211, GI, G100H breeding lines and Wilis varieties. The research was conducted at a Balitkabi screenhouse in February 2011, using randomized block design and each treatment was replicated three times. The planting media were plastic pots (diameter 18 cm) filled with earth, two seeds per pot were planted and intensively raised. When the plants were 27 days old after planting, at each replication consisting of 10 materials, they were covered with gauze cages (2 x 2 x 2 m). Then the plants in each pot was infested with 10 instar I armyworm larvae. The other part of research was carried out in Balitkabi Breeding Improvement Laboratory. For testing purposes, there was a need for a third nodal leaf of soybean aged 27 days after planting in each tested material. The research used a completely randomized design each treatment was replicated three times. One nodal leaf in each material was placed in a petri dish 15 cm in diameter, which was coated with moist filter paper, and this was later called treatment. Each treatment was infested with one instar I armyworm larva. The result of research indicated that an assessment of soybean resistance to armyworms could be made from the density of the trichome and/or the length of the trichome on the leaves. The G100H breeding line was found to be resilient with its characteristics of having dense trichome (25/4 mm2) and long trichome (1.1 mm)

    Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Bipa) Tingkat Madya

    Get PDF
    The purpose of this research is to develop BIPA's teaching materials in intermediate level with reference ACTFL, integrative learning model, and communicative with design eligibility notice, presentation, content, language, and application. Data obtained from observation, interviews, and questionnaires. Data were analyzed using qualitative and quantitative techniques. The study states that the teaching materials developed worthy and ready to be implemented. There revisions on the book's cover, captions, sheets offerings, variations in grammar exercises, and language in the preface.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar BIPA tingkat madya dengan acuan ACTFL, model pembelajaran integratif, dan komunikatif dengan memerhatikan kelayakan kegrafikan, penyajian, isi, bahasa, dan penerapan. Data diperoleh dari observasi, wawancara, dan angket. Data dianalisis menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak dan siap diimplementasikan. Terdapat revisi pada sampul buku, keterangan gambar, lembar persembahan, variasi latihan tata bahasa, dan bahasa pada kata pengantar

    Kesalahan Bentukan Kata Berafiks dalam Karangan Mahasiswa Thailand yang Berbahasa Ibu Bahasa Melayu

    Get PDF
    The aim of this study is to describe the error of affixed word formation by Thai students who speak Malay as their mother tongue that covers (1) the error of affixed word formation as viewed from context sentence, (2) the error of affixed word formation as viewed from the natural use of words. This research design being use in this study is qualitative research design and the researcher employs essay writing technique as the main data collection. The findings indicate that the Thai students who speak Malay as their mother tongue performed the error of affixed word formation as viewed from context sentence. The findings pointed out some errors that covered (1) affixes omission (prefixes, suffixes and circumfix), (2) affixes addition (prefixes and suffixes), and (3) affixes ambiguity USAge (prefixes and circumfix). Furthermore, based on the context sentence, the researcher found that there were errors of affixed word formation as viewed from the natural use of words. These issues caused by the use of unnatural words, such as permula kali, bergaulan, mengirimkan, berhormat, berziarah, berbual, kedudukan, berhubungan siraturrahmi, tersoho, bercakap.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan bentukan kata berafiks dalam karangan mahasiswa Thailand yang berbahasa ibu bahasa Melayu, meliputi (1) kesalahan bentukan kata berafiks ditinjau dari konteks kalimat dan (2) kesalahan bentukan kata berafiks ditinjau dari kelaziman penggunaan kata. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik penugasan menulis karangan. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Thailand yang berbahasa Ibu bahasa Melayu banyak melakukan kesalahan bentukan kata berafiks ditinjau dari konteks, meliputi (1) penghilangan afiks (prefiks, sufiks, dan konfiks), (2) penambahan afiks (prefiks dan sufiks), dan (3) kerancuan penggunaan afiks (prefiks dan konfiks). Selanjutnya, kesalahan bentukan kata berafiks ditinjau dari kelaziman penggunaan kata. Hal ini terjadi karena penggunaan kata-kata yang tidak lazim, seperti permula kali, bergaulan, mengirimkan, berhormat, berziarah, berbual, kedudukan, berhubungan siraturrahmi, tersoho, bercakap

    Kesalahan Klausa dalam Karangan Mahasiswa BIPA Tingkat Pemula

    Full text link
    Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kesalahan klausa yang terdapat dalam karangan mahasiswa BIPA tingkat pemula di Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis teks. Data penelitian ini berupa kesalahan klausa dengan sumber data berupa karangan mahasiswa BIPA tingkat pemula. Instrumen penelitian ini didasarkan pada panduan analisis kesalahan klausa. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan membaca karangan mahasiswa BIPA secara utuh, menandai kesalahan yang terdapat dalam karangan mahasiswa BIPA, mengelompokkan data kesalahan berdasarkan pola kesalahan klausa kedalam tabel yang telah disiapkan, mereduksi data kesalahan dengan cara memilah data kesalahan yang dilakukan lebih dari tiga sumber data saja, dan penyimpulan hasil. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesalahan pada klausa. Kesalahan klausa pada karangan mahasiswa BIPA tingkat pemula mencakup (a) Kesalahan klausa Pø (predikat kosong), (b) Kesalahan klausa Sø (subjek kosong), (c) Kesalahan klausa verbal bitransitif dengan pola kesalahan meN-i, ber-an, me-i, dan meN-kan, dan (d) Kesalahan klausa monotransitif dengan pola ber-, mem-, meN-, per-, -i, –an, dan –nya

    Bahan Ajar Keterampilan Berbicara Tingkat Menengah untuk Pembelajaran BIPA Daring

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar berbicara BIPA tingkat menengah untuk pembelajaran daring. Prosedur pengembangan menggunakan model ADDIE dengan lima tahapan sebagai berikut. Tahapan tersebut adalah (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Hasil produk pengembangan divalidasi oleh ahli materi dan praktisi BIPA. Berdasarkan hasil uji validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar keterampilan berbicara ini layak digunakan untuk pembelajaran BIPA secara daring

    Pengembangan Bahan Ajar Berbicara untuk Pelajar BIPA Tingkat Pemula Tinggi

    Full text link
    Tujuan penelitian ini menghasilkan bahan ajar berbicara untuk pelajar BIPA tingkat pemula tinggi. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Borg dan Gall. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memiliki tiga karakteristik, yaitu topik-topik yang terdapat dalam bahan ajar ini sesuai dengan kebutuhan pelajar BIPA tingkat pemula tinggi materi berbicara didasarkan pada fungsi bahasa untuk kebutuhan berkomunikasi lisan, dan tingkat kesulitan bahasa Indonesia yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kemahiran pelajar BIPA pemula tinggi. Berdasarkan hasil uji validasi pakar dan praktisi BIPA dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan cukup layak karena sesuai dengan karakteristik pelajar BIPA tingkat pemula tinggi

    Evaluasi Toleransi Sumber Daya Genetik Kedelai terhadap Cekaman Salinitas

    Full text link
    Varietas kedelai toleran cekaman salinitas merupakan komponen utama budi daya kedelai pada tanah salin. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi toleransi sumber daya genetik kedelai terhadap cekaman salinitas. Sebanyak 202 aksesi kedelai koleksi plasma nutfah Balitkabi dievaluasi pada lahan salin di Desa Lohgung, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan pada Juli-Oktober 2017. Evaluasi dilakukan pada dua lingkungan salinitas tanah, yaitu DHL (daya hantar listrik) 4,7-8,4 dS/m (L1) dan 8,8-15,4 dS/m (L2). Setiap aksesi ditanam dalam baris tunggal sepanjang 4 m dan jarak antarbaris 30 cm. Pengamatan terdiri atas DHL tanah, populasi dan tinggi tanaman akhir, komponen hasil dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah aksesi yang mengalami penurunan tinggi tanaman, populasi tanaman, dan bobot 100 biji 50% akibat peningkatan salinitas dari L1 menjadi L2 hanya 2-4 aksesi, sedangkan untuk peubah jumlah polong isi dan hasil biji masing-masing 76 dan 64 aksesi. Berdasarkan jumlah aksesi pada tingkat penurunan peubah50%, terindikasi bahwa peubah jumlah polong isi dan hasil biji lebih sesuai digunakan sebagai indikator penilaian toleransi terhadap cekaman salinitas. Toleransi terhadap salinitas dari aksesi yang diuji beragam. Teridentifikasi 52% aksesi tidak toleran dan 36% aksesi toleran salinitas L1 dengan hasil 1,5-3,0 t/ha, sedangkan 13% aksesi toleran salinitas L2 dengan hasil 1,5-1,8 t/ha kecuali satu aksesi dengan hasil 2,3 t/ha. Berdasarkan kenampakan gejala keracunan salin, sebagian besar aksesi yang tidak toleran termasuk inkluder dan hanya sebagian kecil yang eksluder
    corecore