1 research outputs found

    Pengaruh pemberian suplementasi zinc dan vitamin D3 terhadap outcome klinis-laboratorium dan insiden remisi pada anak dengan sindrom nefrotik initial attack.

    No full text
    Penyakit Sindrom Nefrotik merupakan penyakit kelainan ginjal yang paling umum pada anak anak yang ditandai dengan adanya proteinuria masif, hipoalbuminemia serta adanya klinis edema. Indonesia dilaporkan kejadian 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun. Perbandingan anak laki - laki dan perempuan 2:1. Proporsi SN 90% merupakan idiopatik yang merupakan Sindrom Nefrotik Initial Attack (SNIA) dengan SNSS, dimana target terapi pasien SN adalah terjadinya remisi dan tidak jatuh pada kejadian relpas atau ketergantungan bahkan resisten terhadap steroid. Angka relaps didunia berdasarkan data masih tinggi, yaitu 80% dari 80% pasien SNIA yang mengalami insiden remisi pada pengobatan full dose, kejadian seperti ini meninmbulkan beban dan quality of life pada anak. Penelitian ini berupaya optimalisasi pemberian suplementasi zinc, vitamin D3 maupun kombinasi keduanya untuk meningkatkan angka insiden remisi melalui pemantauan outcome klinis dan laboratoris. Pasien anak dengan SN dalam beberapa penelitian terbukti memiliki kadar serum zinc dan serum vitamin D yang rendah bahkan mengalami defisiensi, seperti dalam penelitian ini 100% sampel mengalami defisiensi zinc dan 93% sampel mengalami devisiensi vitamin D. beberapa penelitian lain menunjukkan hubungan antara kadar rendah zinc maupun vitamin D pada pasien sindrim nefrotik terhadap timbulnya resisten steroid maupun angka kejadian relaps yang tinggi. Adanya kekurangan zinc dan vitamin D pada tubuh membuat pengaruh adanya penurunan sitokin, peningkatan kejadian infeksi dan pencetus inflamasi pada tubuh. Penelitian ini berupaya dengan pemberian suplementasi zinc maupun vitamin D3 memperbaiki kadar serum dalam tubuh dan vi meningkatkan kejadian remisi pada SNIA, melalui 4 kelompok (termasuk 1 kelompok kontrol) dengan 3 kelompok lainnya adalah kelompok suplementasi zinc, suplementasi vitamin D3 dan kelompok yang mengkombinasikan keduanya (zinc + vitamin D3). Secara outcome klinis yang didapatkan dalam penelitian ini dengan keluhan awal bengkak (n=40, 100%), Infeksi Saluran Kemih (ISK) (n=23, 58%), demam dan batuk (n=15, 38%), pneumonia dan sesak (n=10, 25%), keluhan mual muntah (n=9 , 22,5%), ascited dan efusi pleura (n=7, 17,5%), diare (n=6, 15%) dan terdapat sedikit yang mengalami nyeri perut (n=3, 7,5%), dan Hipertensi (n=2 , 5%). Seluruh keluhan yang didapati dalam penelitian ini secara deskriptif mengalami perbaikan setelah pemberian suplementasi zinc dan vitamin D3 dibandingkan sebelumnya, namun hasil akhir seleksi kandidat model uji multivariate terdapat 6 klinis yang dapat dilanjutkan yang menjadi faktor resiko timbulnya resisten steroid (gagal remisi) yaitu demam, batuk, muntah, ISK, ascites dan sesak dengan nilai pada kejadian ascites merupakan nilai tertinggi yang memberikan arti menjadi faktor dominan dalam membuat terjadinya resisten steroid pada pasien SNIA
    corecore