10 research outputs found
Pemanfaatan Media Sosial Dalam Diseminasi Inovasi Tanaman Rempah
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) menghasilkan berbagai teknologi untuk memajukan pertanian Indonesia, khususnya tanaman rempah dan obat. Upaya untuk mendiseminasikan teknologi tersebut perlu dilakukan agar dapat diadopsi dan diaplikasikan oleh masyarakat. Media sosial merupakan salah satu sarana yang cukup efektif dan efisien untuk mendiseminasikan informasi secara cepat kepada khalayak luas. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian tanaman rempah. Pengkajian dirancang menggunakan analisis dokumen dengan pendekatan deskriptif melalui data kuantitatif informasi yang ditampilkan pada media sosial Balittro tahun 2018. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana diseminasi hasil penelitian tanaman rempah. Hal ini ditunjukkan melalui jangkauan, like, comment, dan share pengguna terhadap informasi yang ditampilkan dalam media sosial. Informasi terkait penelitian tanaman rempah dan obat yang ditayangkan di media sosial Balittro pada tahun 2018 sebanyak 512 judul. Informasi terkait inovasi tanaman rempah di media sosial berjumlah 6,46% dari keseluruhan materi yang ditampilkan. Media sosial Balittro, berdasarkan Model Honeycomb berfungsi sebagai identity, conversations, sharing, relationship, reputation, dan groups. Media sosial yang digunakan Balittro efektif untuk mendiseminasikan informasi tanaman rempah. Hal ini ditunjukkan melalui jangkauan, like, comment, dan share pengguna yang tinggi terhadap informasi mengenai lada, pala, dan vanili
ANALISIS PETA JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Jumlah dan kualitas pustakawan Kementerian Pertanian yangberagam menimbulkan ketimpangan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan. Di sisi lain, peta jabatan pustakawan belum mencerminkan kebutuhan pustakawan pada masa mendatang dan belum memerhatikan SNI 7496:2009 dan SNP 006:2011 tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keberadaan perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian, (2) ketersediaan SDM perpustakaan sesuai dengan SNI Nomor 7496:2009, (3) beban kerja perpustakaan, (4) kebutuhan jabatan fungsional pustakawan, dan (5) hambatan dalam pengangkatan pustakawan. Hasil pengkajian menunjukkan hampir seluruh (98,49%) UK/UPT Kementerian Pertanian memiliki perpustakaan dan 93,75% UK/ UPT memiliki tupoksi pengelolaan perpustakaan. Sebanyak 61,54% perpustakaan tidak memiliki petugas perpustakaan, 30,8% perpustakaan memiliki pustakawan keterampilan, dan 38,5% mempunyai pustakawan keahlian. Hambatan dalam pengangkatan pustakawan ialah tidak ada peta jabatan (41,67%), kurang peminat (29,17%), keterbatasan SDM (20,83%), dan tidak ada izin untuk alih jabatan dan tidak tersedia anggaran untuk tenaga kontrak (8,34%). Unit kerja dengan kebutuhan pustakawan tertinggi yaitu Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), rata-rata membutuhkan 11 pustakawan keterampilan dan 10 pustakawan keahlian, sementara yang terendah adalah Loka Penelitian (1 pustakawan keterampilan). Dari hasil kajian dapat direkomendasikan peta jabatan pustakawan Kementerian Pertanian sebagai berikut: (1) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 8 pustakawan keterampilan dan 24 pustakawan keahlian, (2) Puslit/Puslitbang, Sekretariat Badan/Biro/Direktorat/Balai Besar 1 pustakawan keterampilan dan 1 pustakawan keahlian, (3) PPMKP 2 pustakawan keterampilan dan 2 pustakawan keahlian, dan (4) Polbangtan 3 pustakawan keterampilan dan 3 pustakawan keahlian.
PERSEPSI PUSTAKAWAN TERHADAP JURNAL PERPUSTAKAAN PERTANIAN
Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP) merupakan salah satu media komunikasi antarpustakawan dan media penyebaran ilmu pengetahuan bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi (pusdokinfo). JPP merupakan jurnal ilmiah yang memuat hasil penelitian/pengkajian dan tinjauan tentang perpustakaan serta aktivitas pustakawan dan ilmuwan informasi. Melalui jurnal ini, pustakawan dapat memperoleh informasi yang bermanfaat untuk mendukung aktivitasnya. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pustakawan terhadap JPP, yang mencakup (1) isi dengan indikator kesesuaian dan manfaat informasi, (2) perwajahan (tata letak, kualitas cetakan, kualitas gambar dan foto, serta kualitas huruf), dan (3) pengiriman (intensitas dan waktu pengiriman). Pengumpulan data dilakukan melalui angket dan wawancara terhadap 61 pustakawan lingkup Badan Litbang Pertanian. Hasil kajian menunjukkan bahwa informasi yang dimuat dalam JPP sesuai dengan kebutuhan pustakawan dan bermanfaat untuk menambah pengetahuan, sebagai acuan dalam menyusun tulisan, sebagai referensi dalam melaksanakan kegiatan, dan menambah ide dalam melaksanakan kajian. Sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap kelanjutan penerbitan JPP. Tampilan JPP dinilai baik, yang meliputi tata letak, kualitas foto dan gambar, huruf yang digunakan, serta kualitas cetakan. Sementara itu, distribusi atau pengiriman JPP masih perlu mendapat perhatian karena intensitas pengirimannya belum sesuai dan belum tepat waktu. Pelayanan dewan redaksi JPP dinilai sudah baik, terutama dalam proses evaluasi naskah, perbaikan naskah, penyuntingan naskah, dan pemberian saran perbaikan, serta komunikasi redaksi dengan penulis
PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN SISTEM E-LEARNING PERPUSTAKAAN PERTANIAN
Pustakawan perlu terus berupaya meningkatkan kompetensinya agar dapat mengelola perpustakaan dengan baik dan benar. Hal tersebut sesuai dengan amanat UU No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Namun, kompetensi pustakawan Kementerian Pertanian dalam pengelolaan perpustakaan belum optimal. Kondisi tersebut antara lain disebabkan kurangnya kesempatan pustakawan untuk mengikuti pelatihan, kurangnya kemandirian untuk meningkatkan kompetensi, dan terbatasnya dana untuk mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi. Salah satu sarana peningkatan kompetensi yang sudah lama dimanfaatkan, terutama dalam dunia pendidikan, ialah e-learning. Sistem ini memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian telah membangun e-learning dengan memperhatikan metode Daur Hidup Sistem Informasi (SDLC) serta menyiapkan modul untuk mengisi materi e-learning. Melalui aplikasi ini, pustakawan diharapkan dapat mengikuti pembelajaran teknis pengelolaan perpustakaan serta memperoleh bimbingan teknis untuk keperluan uji kompetensi dan sertifikasi. Pada pengembangan selanjutnya, e-learning dapat digunakan untuk meningkatkan literasi informasi pengguna perpustakaan (pemustaka) lainnya. Agar e-learning beroperasi dengan baik diperlukan SOP pengoperasian sistem dan pemeliharaan server
Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Pengkajian di bidang perpustakaan dan informasi berperan penting dalam meningkatkan kinerja perpustakaan. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) merupakan perpustakaan khusus di lingkup Kementerian Pertanian. Koleksi yang disediakan khusus bidang pertanian dan bidang lain yang terkait dengan pertanian dalam berbagai jenis dan format. Pemustaka yang memanfaatkan PUSTAKA adalah peneliti, penyuluh, karyawan, pengambil kebijakan, pengamat bidang pertanian, mahasiswa, dan pelajar. Mereka menggunakan informasi dalam bentuk tercetak dan elektronik. Semakin berkembangnya era digital, perilaku pencarian informasi pemustaka berubah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pemustaka mencari informasi di PUSTAKA, pemanfaatan sumber informasi, kesesuaian informasi yang diperoleh dengan kebutuhan informasi, kemutakhiran sumber informasi, dan kepuasan pemustaka Pengumpulan data dilakukan terhadap 86 responden melalui pengamatan di ruang baca dan wawancara terstruktur yang berpedoman pada kuesioner. Data dianalisis dengan perangkat lunak Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20.0. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sebagian besar pemustaka adalah pelajar dan mereka mencari informasi di PUSTAKA dengan tujuan untuk menyusun karya tulis ilmiah yang merupakan tugas dari sekolah. Sumber informasi tercetak lebih banyak digunakan dibandingkan media elektronis. Lebih dari separuh pemustaka yang datang ke PUSTAKA menyatakan sumber informasi yang digunakan memenuhi kebutuhan informasi mereka, mutakhir, dan penting. Mayoritas dari pemustaka menyatakan puas terhadap sumber informasi yang digunakan. Sementara lebih dari 20% pemustaka menyatakan sumber informasi yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan informasi, belum sepenuhnya mutakhir, dan belum memuaskan pemustaka. Oleh karena itu, PUSTAKA perlu melakukan evaluasi terhadap koleksi perpustakaan. Selain itu, perlu memerhatikan karakteristik pemustaka dan kebutuhan informasi dalam pengembangan koleksi
KOLABORASI PENELITI BIDANG BIOTEKNOLOGI DAN SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN PADA JURNAL AGROBIOGEN
Karya tulis ilmiah yang dihasilkan dari suatu penelitian merupakan bagian penting dari proses penelitian. Artikel yang diterbitkan sebagai hasil penelitian beberapa peneliti dipandang sebagai output yang terukur dari kolaborasi penelitian. Mempelajari kolaborasi penelitian pada suatu bidang dapat dilakukan dengan mengamati publikasi ilmiah yang mewadahinya. Pengkajian dengan menggunakan pendekatan bibliometrika ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi peneliti dalam menerbitkan artikelnya di Jurnal AgroBiogen, menganalisis subjek artikel, menghitung tingkat kolaborasi penulis, dan mengetahui produktivitas penulis pada jurnal tersebut. Penghitungan tingkat kolaborasi menggunakan rumus Subramanyam. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa BB Biogen menyumbang artikel terbanyak dengan 226 artikel, disusul Institut Pertanian Bogor 89 artikel, dan Balitsereal 6 artikel. Biologi molekuler (53,23%) merupakan subjek artikel terbanyak yang dimuat dalam Jurnal AgroBiogen, disusul subjek biologi sel dan jaringan (26,61%), pengelolaan sumber daya genetik (16,13%), dan biokimia (4,03%). Sebagian besar (84,68%) artikel pada Jurnal AgroBiogen merupakan karya kolaborasi dengan tingkat kolaborasi 0,85. Artikel dengan kolaborasi tiga penulis merupakan yang terbanyak, yaitu 30 artikel (24,19%). Penulis yang paling produktif adalah Dwinita W. Utami dengan 14 artikel, disusul Ika Mariska 11 artikel
HAMBATAN PUSTAKAWAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL PERPUSTAKAAN PERTANIAN
ustakawan dituntut untuk menghasilkan karya tulis ilmiah (KTI) sebagai bagian profesinya sebagai pejabat fungsional. Salah satu jurnal ilmiah untuk mempublikasikan KTI bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi adalah Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP). Namun, masih sedikit pustakawan yang memanfaatkan jurnal tersebut untuk menerbitkan KTI-nya. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui jumlah KTI dan tujuan pustakawan menulis KTI, motif menulis KTI, dan hambatan dalam menulis KTI. Pengkajian dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data. Populasi kajian adalah pustakawan/pengelola perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian. Sampel ditentukan secara acak dengan jumlah responden 77 orang. Hasil kajian menunjukkan intensitas pustakawan dalam menulis KTI untuk diterbitkan dalam JPP masih sangat rendah, bahkan sebagian besar pustakawan belum pernah menulis KTI. Pustakawan yang pernah menulis KTI lebih sering menerbitkan tulisannya di media selain JPP, seperti prosiding, laporan, petunjuk teknis, jurnal lain, dan warta. Tujuan pustakawan menulis KTI berturut-turut adalah untuk menyebarkan informasi, mengaktuali-sasikan diri, dan untuk memperoleh angka kredit. Motif utama menulis KTI yaitu tuntutan profesi, keikutsertaan sebagai peserta pertemuan ilmiah, serta adanya dorongan teman atau atasan. Hambatan teknis pustakawan dalam menulis KTI adalah kurang menguasai metode pengkajian (83,33%), kurang menguasai teknik penulisan (77,78%), kurang pengalaman menulis KTI (77,78%), sulit menemukan topik (75,93%), dan kurang mampu berpikir kritis (70,37%). Faktor nonteknis yang menghambat pustakawan dalam menulis KTI adalah sibuk dengan tugas selain sebagai pustakawan (59,26%), kurang tersedia panduan penulisan (51,85%), dan tidak ada sanksi jika tidak menghasilkan KTI (51,85%)
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UK/UPT LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN
Perpustakaan unit kerja (UK)/unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian merupakan perpustakaan khusus yang berperan dalam penyediaan informasi untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Upaya pembinaan pengelolaan perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja perpustakaan tersebut. Untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan tersebut oleh pengguna, suatu pengkajian dilakukan dengan metode survei. Sampel ditentukan sebanyak 36 perpustakaan dengan 57 responden. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni-September 2013 melalui wawancara langsung dan melalui e-mail dengan menggunakan panduan kuesioner. Variabel yang diamati adalah karakteristik responden pengguna perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan, dan tanggapan pengguna terhadap sumberdaya manusia, sarana prasarana dan sumberdaya koleksi perpustakaan. Kuesioner bersifat ordinal menggunakan skala Likert dan sebagian bersifat terbuka untuk mendapatkan saran dan masukan dari responden. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian memperlihatkan bahwa pemanfaatan perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian oleh pengguna belum optimal, terlihat dari frekuensi kunjungan pengguna ke perpustakaan dan lamanya responden berada di perpustakaan, yaitu hanya 4-6 kali/bulan dengan lamanya pengguna berkunjung di perpustakaan kurang dari 2 jam. Sebagian besar pengguna lebih banyak memanfaatkan layanan manual dibandingkan dengan layanan elektronis. Jenis koleksi yang paling banyak dimanfaatkan pengguna berturut-turut adalah buku, disusul majalah ilmiah dan jurnal online. Layanan perpustakaan yang disediakan cukup memuaskan, namun informasi yang diperoleh kadang-kadang sesuai kebutuhan. Sarana dan prasarana perpustakaan seperti komputer, ruangan perpustakaan, dan jaringan internet belum memadai. Petugas perpustakaan/pustakawan di instansi lingkup Kementerian Pertanian masih sangat terbatas baik kuantitas maupun kualitas sesuai bidang keahlian yang dibutuhkan
KATEGORI SUBJEK SUMBER RUJUKAN PADA ARTIKEL YANG DIMUAT DALAM JURNAL ILMIAH PERTANIAN INDONESIA
Jurnal yang diterbitkan Badan Litbang Pertanian memiliki peranan penting dalam mengomunikasikan hasil penelitian. Kajian terhadap jurnal tersebut melalui pendekatan bibliometrika belum banyak dilakukan oleh para pustakawan. Pengkajian ini ditujukan untuk mempelajari kategori subjek sumber rujukan dari artikel yang diterbitkan dalam sembilan jurnal Badan Litbang Pertanian. Systematic random sampling digunakan untuk memilih 674 dari 2,958 artikel yang dimuat dalam jurnal Badan Litbang Perttanian yang terbit antara tahun 1995-2010. Daftar pustaka dari setiap artikel terpilih diklasifikasi subjeknya berdasarkan AGRIS/CARIS Categorization Scheme. Hasil analisis sitasi mengenai kategori subjek menunjukkan 13 kategori dengan frekuensi 712 ditemukan pada jurnal-jurnal Badan Litbang Pertanian. Lima kategori subjek yang mendominasi adalah ilmu dan produksi tanaman; sumberdaya alam dan lingkungan; perlindungan tanaman, ekonomi pertanian, pembangunan, dan sosiologi pedesaan; serta ilmu, produksi dan perlindungan hewan