409 research outputs found

    Profesionalisme Guru Pasca Undang-undang Guru Dan Dosen

    Full text link
    Lahirnya UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diharapkan memberikan dorongan peningkatan martabat guru sebagai sebuadi profesi. Harapan dan keinginan meningkatkan economic level sebagai sebuah profes- masin iskan melihat angka-angka guru yang belum memenuhi kualifika;' pada tahun 2004, yakni sekitar 78.1% atau 119.470 guru TK, sekitar 34.0% atau 391.507 guru SD, sekitar 71,2% guru SMP, dan sekitar 46,6% guru SMA belum memenuhi kualifikasi. (Direktorat Tenaga Kepend?dikan;24). Optimistik dengan kesungguhan dalam penataan ketenagaan merupakan bekal bahwa pemenuhan kualifikas ketenagaan guru dapat dipenuhi dengan baik. Dengan demikian tidak USAh kawatir dan menganggap “euforia” semata bahwa guru memii/k asa dan harapan dengan keluarnya Undang-Undang guru dan dosen tersebut

    Akreditasi, Sertifikasi Dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan

    Full text link
    Akreditasi dan sertifikasi adalah pagu (Benchmark) yang sangat positif dalam upaya untuk semakin meningkatkan mutu sekolah, terlebih variasi mutu yang dicapai oleh lembaga persekolah masih belum merata. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I, Pasal 1, dan ayat 32 dikemukakan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. Sertifikasi (2) sebagai tanda kewenangan bagi seseorang menggambarkan kompetensi yang harus dimiliki. Pencapaian Mutu Sekolah melalui kegiatan Akreditas Sekolah diarahkan pada hal-hal berikut ini : 1) proses akreditasi mengarah pada peningkatan kualitas sekolah, 2) melihat dan memperoleh gambaran kinerja sekolah yang sebenarnya, 3) sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah, 4) kelayakan sekolah dalam penyelenggaraan dan pelayanannya, 5) gambaran menyeluruh bagi masyarakat tentang tingkat sekolah dimana anaknya berada dengan sekolah-sekolah lainny

    Peningkatan Peran Dan Performan Inovator Untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Pedesaan

    Full text link
    The methodology used in this study was survey. Interview and observation were executed on 100 respondents (innovaators) in Kabupaten Bandung, selected randomly. The unit sampling was 50 respondents on rural area, and 50 respondents on urban area. The result of the study showed that: in the general, there was not significantly different between rural and urban areas in factors of human resources deveopment for innovators' role and performance; all of respondents needed training and education program in leadership, effective communication, enterpreneurships, management of organization, skill of agriculture, skills of breeding, technology, rural economics, and human resources development; the man or institution hoped by respondents to involve in the program were agriculture instructure, nonformal organizations (non government organization), and university; on cognitive domain: respodents in rural area preferred science and skills of agriculture, breeds, and simple technology, whereas respondents in urban area preferred managerial and startegic aspects, like science of enterpreneurship, human resources development, leadership, and rural economics

    Peningkatan Kualitas Kerja Melalui Pola Pembinaan (Capacity Building) Dosen Muda Pada Program Studi Administrasi Pendidikan Sps Upi

    Full text link
    Ukuran kinerja dosen yang baik ditentukan oleh pencapaian setiap komponen dalam indikator akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya sering ditemukan hal-hal yang memposisikan bahwa distribusi ketiga indikator tersebut tidak memenuhi standar yang ditetukan, apalagi ketika didasarkan kepada ukuran/alat dalam bentuk Beban Kinerja Dosen. Beberapa hal yang ingin diangkat dalam penelitian ini meliputi kemampuan dosen muda dalam pembelajaran, kehadiran dosen muda dalam proses pembelajaran, dan kesiapan dosen muda dalam meneruskan estapet pembinaan mata kuliah. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:1) Bagaimana kemampuan dosen muda dalam proses pembelajaran di dalam kelas? 2) Bagaimana komitmen dan tanggungjawab dosen muda terhadap tugas pokok dan fungsi sebagai tenaga dosen? 3) Bagaimana pola-pola kadersisasi dilakukan dalam pengembangan keilmuan dan pengembangan profesi? Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kualitatif dengan menggungkan instrumen terbuka, wawancara, dan studi dokumentatif terhadap hasil-hasil kerja dosen. Hasil yang diperoleh meliputi; Pemahaman dan kemampuan dosen muda dalam menerjemahkan tugas dan tanggungjawabnya menjadi ukuran dosen muda untuk memperoleh kesempatan madiri dalam pembelajaran atau masih harus memperoleh bimbingan dari dosen senior/pembina. Dalam bidang akademik dibuktikan dengan proses pembelajaran dan bimbingan yang dilakukan di kelas, penelitian dibuktikan dengan karya ilmiah yang dihasilan, dan pengabdian masyarakat dibuktikan dengan bentuk-bentuk pengembangan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, baik masyarakat umum maupun secara khusus masyarakat pendidikan

    Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop

    Get PDF
    Dampak positif kemajuan teknologi informasi dapat membantu menyelesaikan pekerjan dan pertukaran data dan informasi dengan cepat, akurat, dan efisien. Namun disisi lain, terdapat dampak negative berupa penyadapan yang memngakibatkan suatu data dan informasi diambil atau dimiliki oleh pihak yang tidak memiliki otoritas atau hak akses untuk merubahnya. Agar data tersebut aman dari pihak-pihak yang tidak diotorisasi maka dibuatlah Aplikasi Pengamanan Data dengan teknik kriptografi. Teknik yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan Algoritma kriptografi AES (Advanced Encryption Standard) serta fungsi Hash SHA-1. Aplikasi pengamanan data berbasis desktop ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.NET. Aplikasi ini mempunyai 2 (dua) fasilitas antara lain: enkrip berkas dan dekrip berka

    Kreativitas Guru Dalam Mempersiapkan Diri Untuk Mengikuti Sertifikasi

    Full text link
    Tuntutan atas Kreativitas bagi guru bergulir seiring dengan tugas dan tanggung'awabnya serta tuntutan atas profesinya. Kreativitas guru terlihat dalam tugasnya yaitu terutama dalam proses belajar mengajar. Tidak ada guni yang sama sakai tidak memiliki kreativitas, yang menjad persoalan adalah bagaimanakah mengembangkan kreativitas tersebut Dalam aktualisasinya, derajat kreativitas guru-guru dapat dbedakan tinggi rendahnya berdasarkan kriteria tertentu.Sebelumnya, kita dudukan terlebih dahulu dua pengertian sertifikasi dan portofolio, model pengembangan tenaga kependicfikan melalui sertifikasi dengan penilaian portofolio mengandung pengertian bahwa proses pengembangan dapat diakukan melalaui proses penilaian atas seluruh pekerjaan yang pernah dan sedang diakukan guru dan sebagai aspek legal formalnya dkeluarkan bentuk sertifikat yang akan melekat dalam pekerjaan yang dilakukanHasil dialog dengan guru dperoleh beberapa strategi dalam mempersiapkan sertifikasi serta kendala dan hambatan yang drasakan dalam prosesnya. Hal ini perlu disikapi oleh para pengambil keputusan upaya apa yang harus diakukan dan dpertahankan sekaitan dengan persiapan kearah pengembangan profesi guru melalui sertifikasi, bagaimana menstimulasi mereka sehingga muncul kreativitasnya
    corecore