32 research outputs found

    INFEKSI MYCOBACTERIOSIS PADA IKAN BUDIDAYA DI INDONESIA

    Get PDF
    Penyakit akibat infeksi bakteri telah banyak ditemukan pada usaha budidaya ikan baik di dunia termasuk di Indonesia. Penyakit akibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila telah banyak menimbulkan kerugian pada budidaya ikan mas (Cyprinus carpio), gurame (Osphronemus gouramy), dan ikan lele (Clarias batrachus). Penyakit tersebut juga telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit pada usaha budidaya ikan hias. Penyakit lain yang sekarang menjadi masalah yang tidak ringan pada usaha budidaya ikan adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium fortuitum. Penyakitnya terkenal dengan sebutan “mycobacteriosis” atau sering juga di istilahkan dengan “fish tuberculosis”. Lebih dari 150 jenis ikan baik ikan air tawar maupun ikan laut dapat terinfeksi oleh penyakit tersebut. Penyakit tersebut selain dapat menginfeksi ikan dapat juga menginfeksi manusia, terutama pada pembudidaya yang dalam menangani ikan yang terinfeksi oleh penyakit ini tidak dilakukan dengan hati-hati. Di Indonesia telah dilakukan beberapa penelitian tentang jenis ikan yang terinfeksi maupun sebarannya terutama di Pulau Jawa. Telah diketahui bahwa penyakit ini terutama menginfeksi ikan gurame (Osphronemus gouramy). Gejala klinis serangannya serta cara untuk diagnosa dan deteksi bagi penyakit tersebut telah banyak diteliti. Treatment/pengobatan terhadap penyakit tersebut relatif agak susah, jadi tindakan yang lebih baik dilaksanakan adalah tindakan pencegahan, dan segera memusnahkan dengan cara dikubur dan atau dibakar, apabila kita menemukan ikan yang terinfeksi oleh penyakit tersebut

    KEGUNAAN EKSTRAK DAUN MENIRAN (Phylanthus niruri) BAGI PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AKIBAT INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

    Get PDF
    Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang selalu dihadapi oleh para pembudi daya ikan. Penyakit akibat infeksi bakteri terutama yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila telah menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Penanggulangan penyakit infeksi bakteri dengan menggunakan antibiotika telah banyak dilakukan. Namun cara seperti ini apabila dilakukan dengan tidak hati-hati akan menimbulkan banyak masalah, di antaranya adalah terbentuknya bakteri yang resisten dan residunya dalam daging ikan. Cara lain yang dipertimbangkan lebih aman adalah dengan cara pencegahan yaitu dengan penggunaan vaksin dan bahan lain yang dapat menimbulkan kekebalan tubuh. Tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.) telah banyak digunakan sebagai obat baik pada manusia maupun pada binatang ternak. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang efektivitas ekstrak tanaman meniran terhadap bakteri Aeromonas hydrophila baik secara in-vitro maupun secara in-vivo yang diaplikasikan bagi pengobatan terhadap ikan yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila

    POTENSI IMMUNOGENIK PATOGEN DAN ALGINAT DALAM MENIMBULKAN KEKEBALAN PADA IKAN PATIN JAMBAL

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi immunogenik dari Aeromonas hydrophila yang diisolasidariikan patin, untuk dapat digunakan dalam usaha pencegahan penyakittersebut

    MULTI INFEKSI PADA UDANG Litopenaeus vannamei : DIAGNOSIS DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) DAN REVERSE TRANSCRIPTASE-POLYMERASE CHAIN REACTION (RT-PCR)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah yang dihadapi seperti pertumbuhan udang yang tidak seragam (ukuran bervariasi), penampakan klinis yang abnormal dan organ yang tidak sempurna. Gejala tersebut akibat dari infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus. Untuk mengetahui jenis virus yang menyerang udang tersebut, maka dilakukan analisis Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR) menggunakan berbagai jenis spesifik primer WSSV, IHHNV, MBV, TSV, IMNV, dan PvNV. Sampel udang yang secara visual normal dan abnormal diambil lalu disimpan dalam larutan pengawet 90% Ethanol dan RNAlater kemudian dianalisis di laboratorium dengan metode yang sudah dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. Hasilnya menunjukkan bahwa udang yang tumbuh lambat dan mempunyai rostrum bengkok dan warna otot daging memutih ternyata tidak hanya diserang oleh satu virus namun dua virus IHHNV dan IMNV. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa udang yang terserang IHHNV akan tumbuh lambat walaupun tidak mematikan, sedangkan udang yang diserang IMNV otot daging di tubuh memutih terutama pada bagian punggung dan dapat menimbulkan kematian

    PENINGKATAN KEKEBALAN SPESIFIK ANTI STREPTOCOCCUS PADA BUDI DAYA IKAN NILA

    Get PDF
    Uji lapang vaksin Streptococcus telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas vaksin dan respon kebal pada ikan nila (Oreochromis niloticus) terhadap rangsangan yang diberikan. Penelitian dilakukan pada keramba jaring apung (KJA). Vaksin yang digunakan adalah vaksin S1N8 dan GM2.4 berupa vaksin yang diinaktivasi dengan formalin 0,3%. Aplikasi vaksin dilakukan secara bertahap yaitu vaksin awal (priming) diberikan melalui rendaman, sedangkan vaksin ulang diberikan melalui suntikan. Dosis vaksin awal yaitu 10 mL vaksin/100 L air untuk 1.000 ekor ikan direndam selama 15 menit, sedangkan booster diberikan melalui suntikan 0,2 mL/ ekor ikan. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi pemberian vaksin priming melalui rendaman dan booster dengan suntikan untuk vaksin S1N8 menghasilkan sintasan paling tinggi (70,3%—72,5%), apabila dibandingkan dengan vaksin GM2.4 (59,3%— 62,5%) dan kontrol (35,5%—42,0%).Field study of vaccines S1N8 and GM2.4 with the aims to evaluate the effectiveness of vaccine and the immune response of nile tilapia ( Oreochromis niloticus ) against the vaccines. The research have been conducted in floating net cage. Vaccine tested were produced from Streptococcus iniae isolates S1N8 and GM2.4 which was prepared by formalin killed of 0.3%(v/v). Vaccine delivery were given in two steps i.e. priming with immersion, and booster through injection. The dose of vaccine for priming was 10 mL of vaccine/100 L water immersed for 1,000 fish for 15 minutes. Booster were delivered by injection as much as 0.2 mL/fish. The results indicated that combination of vaccine delivering of immersion (priming) and injection (booster) especially for S1N8 vaccine were the highest percent of survival rate (70.3%—72.5%) as compared with GM2.4 vaccine (59.3%—62.5%) and control (35.5%—42.0%)

    EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata) BAGI PENGENDALIAN PENYAKIT KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    Get PDF
    Riset ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata) bagi pengendalian penyakit koi herpes virus (KHV) pada ikan mas (Cyprinus carpio). Daun sambiloto dalam bentuk sediaan kering diekstrak melalui perebusan. Pengujian efektivitas antimikrobial dilakukan secara in vitro terhadap bakteri Aeromonas hydrophila sebagai model. Hewan uji yang digunakan adalah ikan mas ukuran 10--15 g/ekor yang secara definitif terinfeksi KHV. Konsentrasi ekstrak daun sambiloto yang diterapkan adalah A (100 mg/L), B (200 mg/L), C (300 mg/L), D (400 mg/L), dan E (tanpa sambiloto sebagai kontrol). Perlakuan dilakukan menggunakan cara perendaman dengan waktu eksposur tidak terbatas. Deteksi KHV pada masingmasing kelompok perlakuan dilakukan setiap minggu dan riset berlangsung selama 3 minggu. Rataan sintasan ikan uji pada kelompok perlakuan adalah A, B, C, D, dan E masing-masing adalah 11,12%, 16,12%, 31,67%, 42,22%, dan 12,78%.The research with the aim to know an efficacy of sambiloto leaf, Andrographis paniculata to control of koi herpesvirus (KHV) on common carp has been conducted in laboratory level. Sambiloto leaf in dry form was extracted by boiling technique. In vitro test of anti microbial properties of sambiloto extract was done against Aeromonas hydrophila isolate as a model. Result of the above research was used as reference for further research. Common carp with the size of 10--15 g/fish, and positively infected by KHV were used as fish test. The treatments applied were A (100 mg/L), B (200 mg/L), C (300 mg/L), D (400 mg/L), and E (without sambiloto extract as a control).Treatment conducted by immersion for indefinite time of exposure. KHV detection of each treatment was done weekly, and research was lasting for 3 weeks. Results of the research showed that mean percentages of survival rate are: A (11.12%), B (16.12%), C (31.67%), D (42.22%), and E (12.78%)

    KARAKTERISASI PATOGEN, INANG SPESIFIK, DAN SEBARAN MYCOBACTERIOSE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk rnengetahtii karakteristik penyebab penyakit jenis-jenis ikan yang terinfeksi serta daerah sebar dari penyakit mycobacteriosrs. Penelitian ini dilakukan di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Banten

    IDENTIFIKASI JASAD PENYEBAB PENYAKIT PADA BENIH IKAN PATIN JAMBAL (Pangasius djambaD SERTA CARA PENANGGULANGANNYA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jasad penyebab penyakit pada benih ikan palin (Pangasius djambal)

    PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ANTIBODI MONOKLONAL (MAB) ANTl- Mycobacte riumfortuitum UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT MIKOBAKTERIOSIS PADA IKAN

    Get PDF
    Keberhasilan penanggulangan penyakit ikan ditentukan oleh hasil diagnosis penyakit tersebut. Cara diagnosis yang cepat dan tepat akan menghasilkan cara penanggulangan yang cepat dan tepat pula

    D|AGNOSIS SEROLOGTS (ANTTBODT POLTKLONAL) UNTUK PENYAKIT Mf KOBAKTERIOSIS PADA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramyl

    Get PDF
    Sukses penanggulangan suatu penyakit akan banyak tergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosisnya
    corecore