5 research outputs found

    The Effect of Sr2+ and Fe3+ Cations and the Stirring Speed on The Precipitation of Barium Sulfate in a Batch System

    Get PDF
    The batch system investigation explored the effect of Sr2+ and Fe3+ cations and the stirring speed on the characteristics of precipitated barium sulfate. A series of experiments were conducted to evaluate the rate of barium sulfate precipitation in laboratory equipment from brines containing barium ions (3500 ppm) and varying amounts of Sr2+ and Fe3+ ions (10 and 20 ppm). Kinetic analysis was also performed to explore how stirring speeds (240 and 480 rpm) affect barium sulfate scales' crystallization by increasing the stirring speed and promoting Sr2+ and Fe3+-cation solubility while decreasing the precipitation rate. All solid crystals obtained were mostly pure barite, as the X-ray diffraction (XRD) method confirmed. The SEM micrograph of barite morphology revealed particles with tablet-shaped crystals 2 to 5 nm in size. With the presence of Sr2+ and Fe3+-cation, the shape of barium sulfate was modified into spherical tablets or flower-like clusters of tablets. Meanwhile, the morphological changes could result from increased stirring rates. Moreover, the kinetic results yielded a general reaction rate equation that might be used to estimate barium sulfate deposition in pipelines for various brine, supersaturation, and mixing time durations

    Proses Pembuatan Bioetanol dari Buah Naga Merah

    Full text link
    Buah naga merupakan tanaman tropis yang dapat berbuah sepanjang tahun. Di Indonesia, buah naga telah dikembangkan di berbagai daerah. Pada musim panen, hasil buah naga sangat melimpah sehingga sbeagian tidka terserap oleh konsumen dan terpaksa dibuang. Disisi lain, daging buah naga merah  memiliki kandungan glukosa sebesar 12% brix sehingga berpotensi menjadi bahan baku pembuatan bioethanol dengan proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari buah naga merah dengan proses fermentasi serta mengetahui pengaruh variabel jumlah yeast dan jumlah nutrisi/NPK terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Prosedur penelitian dimulai dengan menghaluskan daging buah naga merah sampai lembut. Kemudian menempatkan jus buah naga dalam fermentor sebanyak 300ml lalu melakukan analisa kadar glukosa awal. Tahap selanjutnya adalah penambahan yeast dan nutrisi/NPK sesuai variable yang telah ditentukan. Variabel kadar yeast sebanyak: 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dari volume jus serta jumlah nutrisi/NPK sebanyak: 2 gr, 4 gr, 6 gr, 8 gr, dan 10 gr. Setelah penambahan yeast dan nutrisi, fermentor ditutup dengan penutup yang dilengkapi  airlock. Proses fermentasi dilakukan selama 4 hari. Selanjutnya jus buah naga hasil fermentasi dianalisa kadar alkoholnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah yeast dan jumlah nutrisi/NPK. kadar ethanol paling tinggi sebesar 26% dengan penambahan yeast sebanyak 15 gram serta nutrisi sebanyak 10 gram
    corecore