2 research outputs found

    Study Deskriptif Pembuatan Sunai Pondok Kandang Muko Muko Provinsi Bengkulu

    Get PDF
    This research focuses on the traditional musical instrument called Sunai, which is a wind and melodic instrument made from telang Kapa bamboo. The study aims to explore the organology of Sunai, including the manufacturing concepts, materials, processes, and sound production techniques. A qualitative research method with an ethnomusicological approach was employed.The research reveals that Sunai making involves several stages, such as material selection, drying, cutting, and creating tone holes according to the artist's preferences. Sunai is classified as an aerophone instrument, producing sound through the air. The instrument is commonly played during public events like weddings and the annual Gandai Dance, typically performed at night after the Isha prayer and concluding before dawn. This study specifically examines Mr. Ma'rup's unique technique in making Sunai, which differentiates his instruments from those made by other artisans. The findings highlight the distinctive characteristics of Mr. Ma'rup's Sunai. The research findings contribute to a deeper understanding of Sunai as a traditional musical instrument and its significance in the cultural heritage of Bengkulu

    KOMPOSISI MUSIK “TITIAN MUHIBAH”, TERISNPIRASI DARI PERMAINAN MELODI PENDEK LAGU MELAYU MAKAN SIRIH, DALAM PENDEKATAN GARAP WORLD MUSIC

    Get PDF
    Lagu Makan Sirih merupakan lagu klasik melayu yang berfungsi sebagai musik pengiring dari tradisi persembahan Melayu. Lagu ini sudah sangat terkenal di seluruh kawasan Melayu bahkan lintas negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand (masyarakat patani). Tari Makan Sirih atau yang lebih dikenal dengan sebutan tari persembahan merupakan tari Melayu Klasik yang sering ditampilkan dalam acara menyambut tamu agung atau tamu kehormatan. Perkembangan pertunjukan tari Makan Sirih bisa ditemukan dalam pelaksanan upacara pernikahan masyarakat Melayu, acara syukuran dan acara-acara yang menampilkan kesenian daerah khususnya di Provinsi Riau.Pada tahun 1957 di Pekanbaru diadakan musyawarah pembakuan tari persembahan. Berdasarkan musyawarah itu dibentuklah sebuah tari untuk dipersembahkan kepada tamu tamu. Maka terciptalah tari Makan Sirih yang kini menjadi tari persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Karya komposisi musik “Titian Muhibah” digarap dengan menggunakan metode pendekatan World Music. Pengkarya mewujudkan ide/gagasan yang bersumber dari lagu Makan Sirih, dengan mengembangkan pola melodi yang terdapat didalam lagu tersebut. Melalui garapan karya komposisi musik “Titian Muhibah”, pengkarya mencoba menghadirkan beberapa bentuk kebaruan dalam berbagai aspek garap sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Pengkarya menggunakan pendekatan World Music karena ingin berbagi pengalaman musikal yang bisa memberikan kontribusi demi perkembangan komposisi musik itu sendir
    corecore