4 research outputs found

    Analisis Pemilihan Jenis Tanaman Dan Keamanan Pohon Pada Lansekap Jalan Ruang Terbuka Hijau Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan YOGYAKARTA

    Full text link
    Makalah ini bertujuan untuk melakukan analisis pemilihan jenis tanaman dan rancangan keamanan pohon dari gangguan ternak pada lansekap jalan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di wilayah Kartomantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan jenis tanaman menjadi penting karena penentuannya sangat ditentukan oleh fungsi tanaman untuk mengurangi bau sampah, mereduksi polusi, dan bermanfaat bagi konservasi air, fungsi pengarah dan aspek keindahan. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah adanya ternak sapi yang setiap hari melewati jalan lingkungan TPA sampah Piyungan tersebut sehingga keberadaan pohon pada lansekap jalan lingkungan TPA menjadi terancam keamanannya, dimana daun pepohonan di lingkungan jalan di kawasan TPA sering dimakan oleh ternak sapi yang melewati jalan lingkungan TPA tersebut. Cara pemilihan jenis pohon untuk lansekap jalan di lingkungan TPA didasarkan atas aspek fungsi, manfaat dan keamanan pertumbuhan pohon di lingkungan TPA Piyungan. Pepohonnan lansekap jalur jalan menuju TPA sampah Piyungan akan dipilih dengan dasar fungsi tanaman pengarah dan keindahan. Untuk mengurangi bau sampah akan dipilih jenis pohon dengan kriteria pohon yang beraroma dan bermanfaat mengurangi polusi udara. Pada jalur menuju lokasi TPA digunakan jenis pohon pengarah seperti glodogan tiang, glodogan biasa dan pohon flamboyan, dsb. Karena pepohonan tersebut selain berfungsi sebagai pengarah dan fungsi keindahgan, maka pepohonan tersebut mampu menyerap polusi dan pepohonan tersebut juga berfungsi untuk mendukung keindahan lingkungan. Tanaman jenis perdu yang beraroma juga akan digunakan pada lansekap jalan lokasi TPA seperti tanaman kenangan, cempaka, mawar, serta melati dimana bau harup tanaman tersebut akan mempu mereduksi bau sampah di lingkungan TPA Piyungan. Tanaman peneduh, pengarah dan perdu di lingkungan TPA sampah Pitungan juga akan dikombinasi dengan tanaman lain yang berfungsi untuk mereduksi polusi udara seperti mahoni, angsana dsb

    Model Rancangan Rumah Susun Di Kampung Wisata Jetisharjo YOGYAKARTA Dengan Pendekatan Green Landscape Dan Green Facade

    Full text link
    Tujuan penulisan adalah merencanakan dan merancang rumah susun di permukiman kampung wisata Jetisharjo dengan penekanan Green Landscape dan Green Facade. Permasalahan lingkungan di sekitar kali Code merupakan pemukiman yang sangat padat dan sebagian di antaranya kumuh dan kurang ruang terbuka hijau. Di lingkungan perkotaan Yogyakarta, khusunya di kawasan pinggiran sungai Code, dapat dinilai kurang berkembang pada aspek tata lingkungan landscape maupun facade bangunan. Konsep tersebut sangat relevan dengan pendekatan green architecture sebagai metoda yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur ekologis atau ramah lingkungan untuk mencapai keseimbangan pada sistem interaksi manusia dengan lingkungan. Metoda untuk memperoleh data dilakukan dengan cara pengambilan data primer dan sekunder. Data primer berupa kondisi sosial fisik lingkungan lokasi perencanaan dilakukan dengan pencatatan, wawancara, dan pengambilan gambar (foto dan internet). Sedangkan data sekunder berupa data statistik dan literatur diperoleh melalui pencarian pada media internet dan perpustakaan. Metoda analisis perancangan lansekap dilakukan dengan penetapan green open space strategi yang mengedepankan aspek civic space dan kind of vegetation. Adapun analisis green facade dilakukan dengan strategi perancangan green roof dan green wall. Diharapkan pendekatan tersebut akan memberikan citra dan estetika lingkungan rumah susun yang ramah terhadap lingkungan pinggiran suangai. Studi kasus perencanaan berada di kampung wisata Jetisharjo, Yogyakarta yang sebagian berada di bantaran kali Code Yogyakarta. Analisis Perundangan tata bangunan dan lingkungan serta kebijakan green landscape yang akan menghasilkan zona-zona yang ramah lingkungan dimana ruang terbuka hijau direncanakan lebih besar dibanding luas maksimum diijinkan oleh peraturan daerah setempat, sehinga perlu adanya insentif menambah ruang hijau perkotaan. Hasil yang diharapkan adalah suatu masterplan untuk sebagai dasar penataan landscape dan perancangan bangunan rumah susun dengan penekanan Green Landscape dan Green Facade

    Recycle Material Sebagai Media Pembangkit Memori Kolektif Pada Bangunan Gedung Serbaguna Jema'at Ahmadiyah Indonesia

    Full text link
    Memories are memory that will be a reflection of humans in facing challenges in the future. In the process of memory and memory forgetting, architecture becomes a place where collective memory can be knitted, but also plays a role in the process of forgetting. The purpose of this research is to identify whether the use of recycle of old building materials to new buildings can evoke the collective memory of the Ahmadiyya Community of Indonesia. The old building in this study is the Arif Rahman Hakim building which will be demolished soon. The dismantled material that has been selected will be used in the new building which is currently still in the form of the Ahmadiyya Congregation Versatile Building design. Data collection techniques are by conducting in-depth interviews, documentation and theoretical studies. Analysis technique is done by analyzing the facts obtained and then related to important aspects of the study of theory. The results of this study are that the use of recycle material as a new building element has not been successful in generating collective memory. Because the original shape of the building material has a significant change. The thing that evokes the memory of the users is actually not from the material but from the shape of the space and the atmosphere of the space that is formed
    corecore