4 research outputs found

    Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

    Full text link
    Ground motion modeling dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya bahaya gempa pada batuan dasar di suatu site dan untuk menentukan sumber gempa yang memberikan dampak paling dominan pada suatu site. Dengan menggunakan prinsip Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dan dengan menggunakan software USGS akan didapatkan nilai peak ground acceleration (PGA) pada batuan dasar, yang kemudian dengan menggunakan Nonlinear Earthquake site Response Analyses (NERA) akan didapatkan ground motion modeling pada permukaan. Dengan melakukan metode tersebut pada suatu site di wilayah Sumatera Selatan, BH-01 dan BH-08 didapatkan hasil nilai PGA pada site BH-01 sebesar 0.248g dan pada BH-08 sebesar 0.2711g dengan masing masing memiliki maksimum kekuatan gempa sebesar 7.2 SR dan 7 SR serta sumber gempa yang memberikan dampak bahaya paling dominan adalah sumber gempa background. Dan untuk ground motion modeling pada permukaan untuk site BH-01 sebesar 0.41g dan pada site BH-08 sebesar 0.49g

    Implikasi Sesar Kendeng terhadap Bahaya Gempa dan Pemodelan Percepatan Tanah di Permukaan di Wilayah Surabaya

    Full text link
    Kota Surabaya merupakan ibukota propinsi Jawa Timur Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Surabaya dapat dikategorikan sebagai kota yang cukup padat. Salah satu bahaya gempa di wilayah Surabaya berasal dari sesar Kendeng yang terbukti aktif dengan pergerakan 5 milimeter per tahun. Implikasi sesar kendeng terhadap bahaya gempa di wilayah Surabaya dapat dilakukan salah satunya dengan metode Deterministic Seismic Hazard Analisis (DSHA). Perhitungan bahaya gempa dengan metode DSHA dilakukan menggunakan modifikasi software CRISIS 2007 yang akan menghasilkan percepatan tanah di batuan dasar. Hasil dari DSHA selanjutnya dipergunakan untuk memodelkan percepatan tanah di permukaan pada lokasi (site) yang ditinjau di wilayah Surabaya dengan menggunakan software Nonlinear Earthquake site Response Analyses (NERA). Nilai percepatan tanah di batuan dasar untuk wilayah Surabaya dengan memperhitungkan keberadaan sesar Kendeng memiliki nilai berkisar antara 0.26g - 0.71g. Model percepatan tanah di permukaan untuk lokasi yang ditinjau pada koordinat 112,74830 BT dan 7,2890 LS memiliki nilai maksimum sekitar 0.34g

    Pemodelan Tsunami di Sekitar Laut Banda dan Implikasi Inundasi di Daerah Terdampak

    Full text link
    Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 67% tsunami terjadi di Indonesia timur, salah satunya di sekitar laut Banda. Penelitian terbaru membuktikan adanya palung terdalam Indonesia di Laut Banda, yang pernah memicu tsunami besar pada tahun 1674. Oleh karena itu, pemodelan tsunami di wilayah tersebut penting dilakukan sebagai upaya mitigasi tsunami di masa datang. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan sumber, penjalaran dan run-up tsunami di sekitar Laut Banda serta menganalisis inundasi di area terdampak menggunakan software L2008. Pemodelan tsunami dilakukan menggunakan skenario gempabumi 26 Desember 2009 dengan memodifikasi kekuatan menjadi Mw=8.3, kedalaman 33 km dan mekanisme sumber gempabumi ditentukan dengan software ISOLA. Dimensi patahan dan slip diperkirakan menggunakan persamaan empiris dari Papzachos (2004), Hanks and Kanamori (1979) dan Wells & Coppersmith (1984). Analisis inundasi mengacu pada persamaan Hills, J. G. & Mader, C. L., 1997. Hasil pemodelan tsunami menunjukkan nilai vertical displacement maksimal sekitar 7,7 m, penjalaran tsunami ke segala arah dan pertama kali memasuki daerah Seram bagian timur pada menit ke 05.40. Run up tertinggi dijumpai di Tual sekitar 7,71 m dan inundasi tsunami berkisar antara 64,18 m di Kepulauan Aru hingga 1.009,49 m di Kota Tual
    corecore