1 research outputs found

    Asupan Zat Besi, Vitamin a Dan Zink Anak Indonesia Umur 6-23 Bulan

    Full text link
    Anak di bawah dua tahun paling rentan terhadap kekurangan gizi. Oleh karena itu, seribu hari kehidupan pertama merupakan periode kritis anak untuk mendapatkan kesehatan dan status gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur asupan zat besi, vitamin A dan zink dari makanan anak yang berkontribusi terhadap masalah kurang gizi mikro. Desain penelitian ini potong-lintang dengan sampel 1,177 anak umur 6-23 bulan di 48 kabupaten di Indonesia. Asupan makanan diukur menggunakan metoda recall 24 jam asupan makan, oleh enumerator terlatih. Asupan zat gizi dihitung berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan Indonesia. Variabel lainnya seperti karakteristik rumah tangga, ASI dan praktik pemberian makanan pendamping ASI, pelayanan kesehatan, angka kesakitan, antropometri dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan rerata asupan vitamin A, zat besi dan zink adalah 298+9 µg, 4,6+0,2 mg, and 3,3+0,1 mg. Bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) vitamin A, zat besi, dan zink adalah 74,6+1,8%, 60,3+2,7%, dan 41,0+1,1%. Prevalensi anemia sebesar 56,4 persen. Analisis ANCOVA menggambarkan bahwa asupan berhubungan secara nyata dengan tempat tinggal (desa/kota), status sosial ekonomi, umur, morbiditas (kesakitan), nafsu makan, pemberian ASI dan konsumsi susu dan hasil olahnya. Walaupun demikian, analisis dengan regresi logistik ganda menggambarkan bahwa asupan rendah vitamin A dibawah AKG berhubungan dengan umur anak yang lebih muda, status sosial ekonomi rendah, penyapihan dan nafsu makan yang rendah. Asupan zat besi rendah berhubungan dengan umur, tempat tinggal, status sosiaI ekonomi rendah, sedangkan asupan zink berhubungan dengan status sosial ekonomi rendah dan penyapihan. Anak dengan konsumsi zat besi kurang dari AKG berhubungan dengan prevalensi anemia
    corecore