12 research outputs found

    ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM DI RSUD BATANG

    No full text
    AbstrakLatar belakang: Diabetes melitus disebut sebagai penyakit kronis yang merupakan hasil dari kurangnya insulin yang disekresikan oleh pankreas dimana tubuh tidak efektif dalam pemanfaatan insulin tersebut. Menurut WHO terdapat 70% penyakit diabetes melitus dari kematian total pada tahun 2016 dan sebagian besar dari masalah penyakit. Penderita diabetes melitus beresiko mengalami komplikasi salah satunya yaitu, luka pada kaki. Ulkus diabetikum terjadi akibat neuropati perifer, infeksi, dan ketidakcukupan pembuluh darah perifer. Hal tersebut dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah pada kaki dan menyebabkan nyeri pada kaki saat berjalan. Hal ini bisa mengakibatkan gangguan mobilitas fisik pada pasien.Tujuan: Karya tulis ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Ulkus Diabetikum di RSUD Batang.Metode: Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan metode deskriptif dimana subjek penulisan ini adalah dua orang yang mengalami ulkus diabetikum pada usia dewasa sampai lanjut usia di RSUD Batang Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisik pada pasien terutama pasien ulkus diabetikum. Disarankan agar pasien tetap melakukan ROM agar sendi tidak menjadi kaku.Kata Kunci: Diabetes melitus, ulkus diabetikum, gangguan mobilitas fisi

    ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN VOLUME CAIRANPADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATONKABUPATEN PEKALONGAN

    No full text
    AbstrakLatar Belakang : Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjalketika mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh, kehilangan dayapada saat proses metabolisme, yang bisa menjadi penyebab uremia, dikarenakanadanya penumpukan atau menumpuknya zat-zat didalam tubuh yang tidak bisadikeluarkan oleh ginjal, yang dapat menuju pada kerusakan jaringan pada ginjalyang progresif dan juga irreversibel. Ada beberapa cara untuk menurunkankelebihan volume cairan pada paien CKD, yaitu dengan membatasi asupan cairanyang dikonsumsi, monitor kecepatan infus, serta mengukur balance cairan.Metoda : Metoda yang digunakan adalah dalam memberikan asuhan keperawatanmenggunakan metoda deskriptif dengan pendekatan studi kasus (case study) danmenggunakan pendekatan keperawatan. Sampling yang digunakan meliputi 2pasien.Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan, selama 3x24 jam didapatkan hasilkedua pasien mengalami penurunan balance cairan yaitu (pasien 1, 440cc, pasien2, 340 cc)Simpulan : Kelebihan volume cairan pada kedua pasien mengalami penurunansetelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

    ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATANG KABUPATEN BATANG

    No full text
    Latar belakang: Congestive Heart Failure atau sering dikenal dengan penyakit gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu memompa darah dan dapat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh. Gagal jantung menyebabkan gejala klinis, diantaranya yang paling dirasakan sesak nafas pada malam hari, sering mendadak dan menyebabkan pasien terbangun. (Arif Jaya Kusuma dkk, 2021). Penyakit Congestive Heart Failure atau gagal jantung merupakan salah satu penyakit penyebab kematian di dunia. Tercatat 17, 5 juta orang meninggal karena penyakit tersebut (WHO, 2016). Dan pada periode 2019 ada 358 jumlah jiwa, pada periode 2020 ada 142 jumlah jiwa dan pada 2021 ada jumlah 11 kasus CHF di RSUD Batang. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2018, pravalensi penyakit gagal jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter diperkirakan sebesar 1,5%. Masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan gagal jantung adalah ketidakefektifan pola napas. Ketidakefektifan pola napas adalah suatu keadaan dimana inspirasi dan atau ekspirasi tidak memberikan ventilasi yang memadai (Tim Pokja Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017). Salah satu tindakan nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan pola napas adalah pengaturan terapi posisi semi fowler.Tujuan: Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas Pada Pasien Congestive Heart Failure.Metode: Metode yang digunakan untuk membuat Karya Tulis Ilmiah ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan mendeskripsikan peristiwa penting secara sistematis dan lebih menekankan factual dibanding penyimpulan. Sampling yang digunakan meliputi 2 pasien.Hasil: Setelah dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan selama 3x24 jam dengan terapi pengaturan posisi semi fowler hasil yang didapatkan ketidakefektifan pola napas membaik.Simpulan: Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan nonfarmakologi terapi posisi semi fowler untuk pasien Congestive Heart Failure (CHF) yang sudah dilakukan terapi dan masalah ketidakefektifan pola napas dapat terkontrol

    ASUHAN KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUD BATANG JAWA TENGAH

    No full text
    Latar belakang: Penyakit Gagal jantung kongestive merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien. Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 17.5 juta orang didunia meninggal akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita penyakit kardiovaskular terjadi dinegara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 80% kematian penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh serangan jantung dan stroke (WHO, 2018). Di Asia Tenggara, Indonesia memasuki kelompok tertinggi dengan jumlah kejadian yang terjadi yaitu 371 per 100.000 orang. Selanjutnya pada tahun 2030 WHO memprediksi peningkatan penderita gagal jantung mencapai 23 juta jiwa didunia (WHO, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh menurut (Riskesdas, 2018) prevalensi gagal jantung kongestif mengalami peningkatan setiap lima tahun sekali di tingkat Indonesia dari 0,13% menjadi 0,19% dengan peningkatan sebesar 1,37%. Masalah keperawatan yang biasa muncul pada penderita gagal jantung kongestif adalah berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan sehingga tubuh mengalami kelemahan atau intoleransi aktivitas. Salah satu tindakan marfologi yang dilakukan untuk klien gagal jantung kongestif adalah rentang gerak aktif/pasif.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan keperawatan intoleransi aktivitas pada pasien dengan gagal jantung kongestif di Ruang Melati RSUD Batang Jawa TengahMetode : Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang intoleransi aktivitas pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 2 pasien yaitu Tn.W dan Tn. S.Hasil: Dari hasil penelitian terhadap 2 pasien setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam dengan terapi rentang gerak ringan sesuai kemampuan klien didapatkan toleransi aktivitas meningkat.Kesimpulan: Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kedua pasien menunjukkan respon yang berbeda dengan masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan peningkatan aktivitas mandiri secara bertahap dan terjadinya peningkatan tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi napas

    ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN NEUROPATI DIABETIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

    No full text
    Latar belakang: Neuropati diabetik adalah penyakit saraf yang disebabkan oleh diabetes, yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Sebagai akibatnya penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan rasa aman nyaman (nyeri). Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien neuropati diabetik di RSUD Kraton Kabupaten PekalonganMetode: metode penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 klien dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel ini dipilih dari populasi yang sesuai dengan kehendak peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian).Hasil: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil kedua responden mengalami penurunan dalam skala nyeri, pada klien 1 masalah nyeri akut teratasi sebagian dengan skala 6, dan pada klien 2 dengan skala 5Simpulan: rasa nyeri pada kedua klien mengalami perubahan setelah dilakukan asuhan keperawata

    ASUHAN KEPERAWATAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA PASIEN DIARE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATONKABUPATEN PEKALONGAN

    No full text
    Latar belakang: Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau stengah cair kandungan air di tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200gr/ 200ml/ jam dengan frekuensibuang air besar lebih dari 3 kali perharidengan atau tanpa disertai darah atau lender.Tujuan: Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan menggambarkan Asuhan Keperawatan kekurangan volume cairan dengan diare , Meliputi Pengkajian, Perumusan Masalah ,Diagnisa Keperawatan, Perencanaan keperawatan, Implementasi keperawatan dan Evaluasi KeperawatanMetode: Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Dilaksaakan selama 3 hari. Di Rumah sakit Umum Daerah Kraton Kraton Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian dua pasien dengan Kekurangan volume cairan dengan DiareHasil: Setelah dilakukan tindakan kepada kedua pasien , pasien dapat membaik kekurangan volume cairan dengan diare nya.Simpulan:Saat memberikan tindakan keperawatan Kekurangan volume cairan dengan diare diprlukan pendekatan Trapeutik agar pasien kooperatif dan yang sudah direncanakan dapat tercapai

    ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

    No full text
    Latar belakang: Dibetes melitus merupakan sekelompok penyakit kronis pada pankreas yang mempunyai tanda dan gejala kelebihan kadar glukosa dalam darah. Komplikasi pada penderita dibabetes melitus yaitu ulkus diabetikum, yang merupakan pemicu penderita diabetes melakukan amputasi. Untuk mencegah terjadinya amputasi maka perlu dilakukan perawatan luka ulkus diabetik. Pada penderita diabetes melitus dengan ulkus diabetikum akan mengalami gangguan pada sirkulasi yang menyebabkan kerusakan pada saraf. Dengan adanya kerusakan pada saraf muncul masalah keperawatan gangguan integritas kulit. Ada beberapa cara untuk menangani gangguan integritas kulit yaitu dengan melakukan perawatan luka, menganjurkan makanan TKTP, dan memberikan antibiotik. Tujuan: Karya tulis ini adalah untuk menjelaskan asuhan keperawatan gangguan integritas kulit pada pasien ulkus diabetikum di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.Metoda: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan menggunakan 2 responden penelitian yang diberikan asuhan keperawatan ulkus diabetikum.Hasil: Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil masalah klien 1 teratasi sebagian, dan masalah klien 2 belum teratasi.Simpulan: Gangguan integritas kulit mengalami penurunan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam

    ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN BRONKITIS KRONIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENDANKOTA PEKALONGAN

    No full text
    Latar belakang: Bronkitis merupakan peradangan yang terjadi pada saluran bronkial sehingga menyebabkan pembengkakan dan produksi lendir yang berlebih dengan gejala utama yang sering dijumpai diantaranya batuk, peningkatan pengeluaran dahak, dan sesak napas. Penyakit ini termasuk dalam salah satu penyakit pada sistem pernapasan yang dapat menyerang banyak orang. Bersihan jalan napas tidak efektif adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak dapat membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas guna mempertahankan kepatenan jalan napas. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien bronkitis di RSUD Bendan Kota PekalonganMetode: metode penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 klien dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel ini dipilih dari populasi yang sesuai dengan kehendak peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian).Hasil: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil kedua responden mengalami peningkatan bersihan jalan napas, pada klien 1 masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sedangkan pada klien 2 masalah bersihan jalan napas tidak efektif belum sepenuhnya teratasiSimpulan: bersihan jalan napas pada kedua klien mengalami perubahan setelah dilakukan asuhan keperawata
    corecore