8 research outputs found
Simbol Harmonisasi: Akulturasi Budaya Islam Dan Cina Pada Ornamen Masjid Cheng Hoo Surabaya
Perancangan bangunan masjid tidak memiliki aturan khusus kecuali tentang syarat-syarat tempat untuk beribadah, sehingga bentuk dan langgam bangunan masjid di Indonesia sangat beragam. Keberagaman langgam pada arsitektur masjid dipengaruhi oleh akulturasi antara budaya Islam dengan budaya lokal. Akulturasi pada bangunan Masjid Cheng Hoo Surabaya ialah integrasi antara budaya Islam dengan budaya Cina, yang salah satu wujudnya terlihat pada ornamen bangunan Masjid Cheng Hoo Surabaya. Tujuan penulisan artikel ini untuk mengidentifikasi wujud dan pengaruh akulturasi budaya Islam dan budaya Cina yang terdapat pada ornamen Masjid Cheng Hoo Surabaya. Artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan teknik pengumpulan data melalui observasi tidak langsung dan dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi akulturasi budaya Islam dan budaya Cina yang terwujud pada ornamen di bangunan masjid Cheng Hoo Surabaya. Akulturasi budaya pada bangunan Masjid Cheng Hoo membentuk integrasi antar dua budaya. Wujud akulturasinya berupa bentuk ornamen dan dominasi warna yang digunakan. Pengaruh akulturasi budaya pada bangunan masjid yaitu sebagai pengingat kepada keesaan Allah SWT, simbol keharmonisan dan menghormati antar umat beragama dan budaya
Relevansi antara Prinsip-Prinsip Perancangan Kota yang Bersahabat dengan Manusia melalui Nilai-Nilai Konservasi, Studi Kasus di Kotagede, Yogyakarta
The Tecnological advence, especially in transportation field, and pressure to meet the need of human movement in urban areas have a negative impact to the development of towns and cities. Priority has been given much on accommodating the motorised vehicular traffic, such as highway and motorway instead of providing a comfortable and enjoyable pedestrian precint. Many books have been written to criticize this situation. Francis Tibbalds, the author of Making People-friendly Towns: Improving
the Public Environment in Town and Cities, argues 10 principles of urban design which give regards to the existence of human beings. These 10 principles are: (1) āPlacesā matter most (2) what are the lessons from the past?, (3) Mixing uses and Activities, (4) Human Scale, (5) Pedestrian Freedom, (6) Access for all, (7) Making it clear, (8) Lasting Environment, (9) Controlling Change, and (10) Joining it all Together. On the other hand there has been significant tend of urban development on the conservation basis for many decades. This writing attempts to figure out the relevance of the two: the principles of people-friendly urban design and the values of conservation. The aim is to strengthen
both the prinsiples of urban design and the values of conservation especially in practical field. The rusult is that some prinsiples in making people- friendly town have significant relevance with some items of conservation values. This finding is important to set up program priorities in formulating conservation pla
Pasar Klithikan in Yogyakarta, A Preliminary Study on People Participation in Creating Friendly City
RESEARCH-BASED TOURISM ROUTES AS A KEY FOR STRENGTHENING SMART TOURISM IN CULTURAL ISLANDS IN INDONESIA
Smart cultural tourism needs to be developed in Indonesia to build knowledge and love of culture
among tourists. Indonesia has hundreds of cultural islands in which ethnic cultures are originating.
The island of Bali, for example, is a cultural island that has hundreds of traditional villages forming a
mosaic of Balinese culture. So far, tourists come by to Bali and visit traditional village tourism objects
at random, according to personal taste or according to a tour guide's taste. It is necessary to think
about tourist routes arranged according to specific criteria based on cultural research, aiming to
produce cultural knowledge in the minds of tourists based on structured empirical facts on each island
or series of islands they visit. The method used in this paper is a literature review, limited empirical
study, and interviews with parties related to tourism management. As a result, it is necessary to
develop tourist routes based on specific criteria based on research connecting ethnic, cultural tourism
objects, forming smart tourist routes that aim to build deep ethnic, cultural knowledge in the inner
world of tourists through their travel experiences. The implication is that this intelligent tourist route
can be the key to smart tourism, which can elevate ethnic, cultural tourism as one of the leading
national tourism destinations. The role of cultural research becomes the backbone in the formation of
this smart cultural tourism route
PROSIDING SEMINAR NASIONAL : LIFE STYLE AND ARCHITECTURE
SCAN, Sustainable Culture Architecture and Nature adalah salah satu wujud keperdulian Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta terhadap issue-issue lingkungan terkait dunia arsitektur. Demikian pula SCAN yang diselenggarakan untuk ke dua kalinya ini ditujukan untuk makin memantapkan keperdulian kami, melalui topik yang selama ini mungkin belum banyak didiskusikan yaitu āLife Style and Architectureā. Pertanyaan penting yang sengaja hendak diangkat dalam seminar SCAN 2011 adalah, bagaimanakah peran gaya hidup dan perilaku manusia dalam arsitektur dan tata kelola lingkungan yang berkelanjutan ? Berbeda dengan penyelenggaraan seminar tahun pertama, yang baru sebatas menyajikan para pembicara utama, maka tahun ke dua menjadi lebih lengkap dengan kehadiran 72 makalah terseleksi, melalui proses ācall for papersā, yang termuat dalam proceeding ini. Sebagaimana pelaksanaan sesi paralel dalam seminar, makalah-makalah tersebut dikelompokkan menjadi 5 sub-topik, yaitu: Psikologi dan Arsitektur, Antropologi dan Arsitektur, Manajemen Kota dan Arsitektur., Fashion dan Arsitektur, serta Teknologi dan Arsitektur. Jumlah makalah pada masing-masing kelompok memang tidak serta-merta seimbang, hal ini justru menunjukkan sub-topik gaya hidup mana yang paling kuat kaitannya dengan arsitektur sekaligus paling banyak dijumpai dalam permasalalahan hidup sehari-hari. Sekalipun demikian, keseluruhan makalah yang termuat dalam proceeding ini saling memperkaya dan selanjutnya diharapkan memperluas wawasan pembaca akan issue-issue yang berkembang dewasa ini terkait gaya hidup dan dunia arsitektur pada umumnya. Kekayaan sub-sub topik makalah diharapkan dapat memicu diskusi dan komunikasi yang lebih mendalam di antara para pemakalah, peserta seminar dan pembaca proceeding. Sekaligus, dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat bagi penyelesaian permasalahan-permasalahan yang kita hadapi untuk menuju arsitektur dan kehidupan berkelanjutan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL : STICKS AND CARROTS, Reward and Punishment
Seminar SCAN (Sustainable, Culture, Architecture and Nature), yang diselenggarakan Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta telah memasuki tahun ke-3. Pada penyelenggaraan seminar kali ini, tema yang diangkat agak berbeda dengan tema-tema sebelumnya, karena seringkali menimbulkan pertanyaan pada kaum awam. Tema SCAN #3 kali ini adalah āsticks and carrotsā, atau diterjemahkan menjadi āpunishment and rewardā. Para pengajar dan peneliti dalam lingkup bangunan dan arsitektur seringkali merasa kesulitan bila harus mengkaitkan tema ini ke dalam penelitian dan naskah akademik. Namun justru dalam kerumitan inilah kualitas sebuah naskah akademik ditentukan.
Tema SCAN #3 dijabarkan menjadi empat sub tema, yaitu: ākelestarian lingkunganā, āarsitektur dan kotaā, āetika dan politikā, serta āetika, hukum dan HAMā. Sekalipun demikian, ketika membaca dengan seksama 30 karya ilmiah yang disajikan dalam buku prosiding ini, pembaca akan menemukan bahwa beberapa tema dapat mucul sekaligus dalam satu tulisan. Semisal sebuah tulisan ilmiah dapat terkait dengan sub tema kelestarian lingkungan, sekaligus dengan etika, hukum dan HAM. Munculnya beberapa sub tema dalam satu tulisan ilmiah, diharapkan memperkaya isi tulisan tersebut dan mempu menarik lebih banyak pembaca untuk
melakukan kajian.
Semoga tulisan ilmiah yang tersaji dalam Buku Proceeding SCAN #3 ini, makin membuka wawasan kita akan banyak hal, khususnya yang terkait dengan dunia rancang bangun. Isi buku prosiding ini, merupakan penjabaran lengkap dari abstraksi-abstraksi yang tersaji dalam Buku Kumpulan Abstrak SCAN #3. Semoga menambah wawasan dan pemikiran yang makin kritis pada para pembaca sekalian
Architectural Acculturation: Islamic And Javanese Spiritual Elements In Sumur Gumuling Design At Tamansari, Yogyakarta
Tulisan ini bertujuan mengungkap keberadaan unsur Islam dan Jawa pada tata ruang dan bentuk rancangan Sumur Gumuling di Tamansari, yogyakarta. Sumur Gumuling di Tamansari Yogyakarta selam ini dikenal sebagai fasilitas masjid bagi Sultan Yogyakarta, berada dalam Tamansari yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan benteng pertahanan. Desain Sumur Gumuling berbentuk unik terdapat sumur di tengah dan dikelilingi bangunan berbentuk lingkara. Pertanyaannya, bagaimana keberadaan unsur Islam dan Jawa pada Desain Sumur Gumuling. Penelitian berbasis kualitatif dan interpretatif didukung denga metode observasi lapangan dan studi pustaka serta wawancara kepada para sumber lokal. hasilnya ditemukan keberadaan unsur spiritual dan arsitektur Islam bercampur dengan unsur spiritual Kejawen pada desain Sumur Gumuling menunjukkan adanya konsep Akulturasi Arsitektur yang mendasari desainnya
Prosiding Seminar Nasional : Education Putting "Eco-DNA" In Our Kids
SCAN sendiri merupakan singkatan dari Sustainable Culture,
Architecture, and Nature. Substansi rumusan ini mencakup empat kata kunci yaitu keberlanjutan
kebudayaan, arsitektur, dan alam. SCAN mengandung konsep penting bahwa arsitektur
merupakan hasil dialektika dan keterpaduan antara kebudayaan dan alam, maka kelestarian
arsitektur adalah keberlanjutan kebudayaan dan alam sekaligus.
Tema yang diusung SCAN tahun ini adalah āEducation ā¦ Putting Eco-DNA in Our Kidsā.
Tema ini ditujukan untuk mengumpulkan pemikiran, strategi, pedoman, manajemen, metoda
perencanaan dan perancangan tata lingkungan dan arsitektur pada berbagai skala yang kreatif,
memberi arah serta mampu mengembangkan generasi sadar diri secara ekologis menuju
terciptanya harmoni lingkungan alam dan buatan, sejalan dengan harapan atau jaminan baru bagi
keberlanjutan kebudayaan, kelestarian alam dan arsitektur yang sadar dan ramah lingkungan.
Sesuai dengan tema, fokus utama di dalam tema ini adalah anak-anak, dan seminar kali ini
mencoba untuk membahas bagaimana cara yang baik dan tepat untuk menanamkan kecintaan
terhadap lingkungan sedini mungkin serta cara-cara untuk mengembangkan generasi baru yang
lebih peduli terhadap keberlanjutan kebudayaan, arsitektur dan alam