55 research outputs found

    Evaluation of Kinetic Parameters of Nitrification Process in Biofilter System to Efluent Liquid Waste of Tofu Industry

    Get PDF
    It is necessary to design a nitrification bioreactor process so that further processing takes place optimally. Performance studies are carried out by evaluating the kinetic parameters that apply specifically to the applied process. The Monod model was applied to determine the value of kinetic parameters in designing and operating a bioreactor. This study aims to determine the value of the kinetic parameters to variations in feed concentration (50, 75, and 100%). The mechanism of the reactor process for the decomposition of pollutants, the influent is fed into the reactor with an up-flow pristaltic pump. The decomposition process provides contact time between organic matter and microorganisms, resulting in a good separation from the reactor outlet. The most optimum kinetic parameter value at 100% wastewater concentration with a value of (k) 1.1086 (dayˉ 1), (Ks) 1.0564 g l-1, (Y) 5.4862 mg MLVSS/mg, (kd) 1.7944 (dayˉ 1), (µm) 6.8372 (dayˉ 1)

    EKSTRAKSI SEREH WANGI MENJADI MINYAK ATSIRI

    Get PDF
    Sereh wangi merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak sereh wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Saat ini perkembangan minyak atsiri menjadi perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Dari bebagai bahan baku pembuatan Minyak Atsiri, salah satu tanaman bahan baku minyak atsiri di Indonesia yang bagus untuk dikembangkan adalah Sereh Wangi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh minyak atsiri dengan proses Ekstraksi dan Destilasi, memperoleh persen Yield dan Kadar Air. Metode yang dilakukan adalah dengan mendiamkan sereh wangi 3 hari 3 malam, kemudian dikecilkan ukurannya lalu direndam dengan etanol 90% 3 hari 3 malam. Kemudian diekstraksi dengan waktu yang telah ditentukan, lalu hasilnya di Destilasi selama 2 jam. Kemudian ditambahkan Natrium Bisulfit dengan berat yang telah ditentukan. Lalu aduk dan diamkan sampai terbentuk 2 lapisan, lalu dipisahkan. Lapisan atas merupakan Minyak Atsiri dan lapisan bawah merupakan sisa Natrium Bisulfit. Dari hasil penelitian diperoleh kadar Sitronella terbaik 55,78% dan Geraniol 17,69%, Yield tertinggi 94,38% dan Kadar Air tertinggi 36,87%.

    FORMULASI, EVALUASI FISIKA DAN UJI STABILITAS POMADE DARI EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI (Aleurites moluccana (L.) Wild)

    Get PDF
    Pomade adalah salah satu inovasi produk kosmetik rambut yang berbentuk padat dengan aroma yang harum karena ditambahkan oil essential. Tujuan membuat produk Pomade terbaik berdasarkan parameter proses terhadap suatu produk yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam pembuatan pomade pada penelitian ini yaitu menggunakan metode panas. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah perbedaan bahan baku dalam pembuatan pomade, yaitu pengunaan minyak kemiri Hasil dari penelitian ini didapatkan pembuatan Pomade untuk tingkat derajat keasaman (pH) didapatkan semua produk Pomada dengan tingkat keasaman yang sama yaitu 7, untuk organoleptik didapatkan untuk aroma terbaik pada sampel F dengan nilai 57, warna terbaik pada sampel O dengan nilai 60 dan tekstur pada sampel M dengan nilai 60 dan untuk daya sebar terbaik pada sampel N dengan penyebaran 7 cm. Berdasarkan uji organoleptik semakin tinggi dan konsentrasi minyak kemiri yang digunakan maka semakin bagus homogennya suatu produk Berdasarkan uji daya sebar semakin tinggi konsentrasi penggunaan minyak kemiri dan beeswax yang rendah yang digunakan maka semakin signifikan kenaikan daya sebar yang dihasilkan

    PEMANFAATAN LIMBAH SISIK IKAN BANDENG SEBAGAI GELATIN MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI

    Get PDF
    Sisik ikan bandeng merupakan limbah ikan yang tidak dipergunakan lagi yang mengandung protein yang bisa di ekstraksi menjadi gelatin. Penelitian ini menggunkan metode Ekstraksi padat-cair dengan menggunakan aquadest sebgai pelarut dan HCl untuk perendaman. Proses ekstraksi dilakukan dalam Erlemeyer yang dilengkapi dengan hot plate dan magnetiq stirer pada kecepatan pengaduk 250 rpm dengan variasi waktu ekstraksi 6, 7 dan 8 Jam dan variasi waktu perendaman 6, 8, 10, 12 dan 14. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa produk gelatin yang diperoleh sebesar 0,5720 gram pada waktu ekstraksi 6 jam dengan lama waktu perendaman 14 jam, sedangkan produk gelatin terendah dihasilkan pada waktu ekstraksi 8 jam dengan lama waktu perendaman 6 jam yaitu 0,3102 gram. Rendemen terbanyak diperoleh pada waktu ekstraksi 6 jam dengan lama waktu perendaman 14 jam sebanyak 2,86% sedangkang terendah yaitu 1,55% diperoleh pada waktu ekstraksi 8 jam dengan lama waktu perendaman 6 jam. Selanjutnya Kadar Air tertinggi diperoleh pada waktu ekstraksi 6 jam dengan lama waktu perendaman 14 jam yaitu 15,1223%, sedangkan terendah diperoleh 8,5106% pada waktu ekstraksi 8 jam dengan lama waktu perendaman 6 jam

    PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN SUHU PADA TAHAP DEMINERALISASI UNTUK PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH TULANG SOTONG (SEPHIA OFFICINALIS)

    Get PDF
    Kitosan merupakan produk turunan dari polimer kitin, yang sudah mengalami proses deasetilasi. Proses demineralisasi adalah penghilangan kandungan mineral yang terdapat pada tulang sotong. Kandungan mineral dalam tulang sotong adalah CaCO3, mineral yang terkandung dalam tulang sotong ini lebih mudah dipisahkan dibandingkan protein karena mineral hanya terikat secara fisik. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor apa yang mempengaruhi proses pembuatan kitosan dari limbah tulang sotong dengan menggunakan variasi konsentrasi asam sitrat dan suhu pada tahap demineralisasi serta mengkaji karakterisasi apa saja yang terdapat didalam kitosan dari tulang sotong. Uji terhadap kitosan dari limbah tulang sotong ini ialah berupa uji rendemen, uji derajat deasetilasi, uji kelarutan kitosan, uji kadar air dan uji gugus fungsi. Penelitian ini sebelumnya sudah pernah dilakukan menggunakan tulang sotong dengan variasi suhu dan waktu pemanasan deasetilasi sebesar 70°C, 80°C, 90°C, 100°C dan waktu 40 menit, 50 menit, 60 menit , 70 menit, namun pada penelitian ini menggunakan tulang sotong dengan variasi konsentrasi asam sitrat dan suhu pemanasan demineralisasi sebesar 40%, 50%, 60% dan 70% dan suhu 50oC, 60oC, 70oC dan 80oC . Maka didapatkan hasil dari penelitian ini yang terbaik berupa: Rendemen dan kelarutan pada konsentrasi asam sitrat 70% suhu 800C sebesar 47,42% dan 85,33%, Kadar air dan derajat deasetilasi pada konsentrasi asam sitrat 40 % suhu 800C sebesar 9,12% dan 77,34%. Serta gugus fungsi pada konsentrasi asam sitrat 40 % suhu 800C dengan gugus fungsi OH ulur pada puncak bilangan gelombang 3534cm-1 , NH2 ulur pada puncak bilangan gelombang 3356 cm-1, Bilangan gelombang 2989cm-1 memperlihatkan gugus fungsi CH ulur, dan bilangan gelombang 1656cm-1 menunjukan gugus fungsi C=O amida

    Pemanfaatan Limbah padat Industri asap cair (Arang Tempurung Kemiri) Untuk Pembuatan Sabun Cuci Piring

    Get PDF
    Limbah yang dihasilkan dari proses pemecahan biji kemiri berupa tempurung kemiri belum dimanfaatkan secara optimal. Saat ini limbah padat industri asap cair (arang tempurung kemiri) dapat digunakan untuk proses pembuatan sabun cuci piring dengan demikian dapat memanfaatkan limbah pada industri asap cair. Adapun tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh massa charcoal dan waktu pengadukan terhadap produk sabun cuci piring yang dihasilkan, mengetahui pengaruh massa charcoal dan waktu pengadukan terhadap kualitas sabun cuci piring yang dihasilkan, dan mengetahui kondisi proses terbaik terhadap nilai pH, kadar alkali bebas, dan bobot jenis. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan proses yaitu meliputi tahap persiapan bahan baku, dan tahap proses pencampuran. Pada penelitian ini dengan kondisi terbaik pada proses pembuatan sabun cuci piring cair dengan massa charcoal 1 gr dan 1,5 gr dengan waktu pencampuran 15 menit yaitu dengan kadar alkali bebas maksimal kurang dari 0,1%. Pada setiap sampel telah memenuhi SNI 06-4075-1996, pada nilai pH yang terbaik adalah 6-8 dengan itu nilai pH pada sabun cair telah memenuhi SNI 1996, dan pada bobot jenis 0,890026 dan 0,889937.Kata kunci:Charcoal,   Sabun Cuci Piring, Standard nasional Indonesia.dan Waktu Pengaduka
    • …
    corecore