19 research outputs found

    PEMANFAATAN LIMBAH KARUNG PLASTIK

    No full text
    Bahan baku dasar karung plastik adalah polipropilena yang kuat terhadap kerusakan yang timbul dari bahan kimia (asam dan basa) maupun fisika (panas, dingin dan tekanan). Bila dibandingkan dengan serat sintesis fiber. Polipropilena lebih kesat dan lebih mengikat bahan. Dengan dasar tersebut, Karung plastik bisa digunakan untuk pengganti serat penguat (serat fiber) pada fiberglass. Sehingga penulis tertarik untuk mengganti bahan tersebut dengan limbah karung plastik bekas yang banyak terbuang/menjadi sampah di pasar rakyat Kota Palopo. Fiberglass yang menggunakan serat polipropilena mempunyai kualitas hampir sama dengan yang menggunakan serat fiber. Uji lentur  serat fiber sebesar 881,3 kg/cm2 dan uji lentur serat Polipropilena mencapai 746,4 kg/cm2. Uji kepadatan material dengan menggunakan serat polipropilena yang berlebihan (0,20 g/cm2) akan menurunkan kepadatan hingga 45,14% dari bahan uji kontrol. Sehingga komposisi kepadatannya mencapai 1,27 g/cm2 tidak layak untuk digunakan sebagai bahan baku untuk meningkatkan mutu produk. Perlu diteliti ulang tentang pembuatan fiberglass dengan Serat Polipropilena, dengan menggunakan bahan baku alternatif serat yang lain (Karung Goni). Pembuatan fiberglass masih perlu dilakukan eksperimen yang lebih banyak variasi campuran dengan Serat Polipropilena guna memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna (penggunaan teknik sulam). Jika akan dimanfaatkan sebagai campuran fiberglass secara massal perlu ada penambahan zat pewarna seperti pigmen, sehingga hasil produk mempunyai warna yang menari

    RANCANG BANGUN WALL CLIMBING

    No full text
    Penelitian ini membahas tentang rancang bangun wall climbing, sebagai salah satu kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh pemuda masa kini dalam rangka pembinaan pada generasi muda dalam hal pengembangan sikap, kedisiplinan, maupun melahirkan prestasi dalam olah raga panjat tebing. Wall climbing akan dibangun dengan ketinggian 14,5 meter. Dalam perancangan konstruksinya memperhatikan syarat-syarat keseimbangan pada perhitungan konstruksi rangka batang. Diperhatikan juga mengenai teknik dan perhitungan sambungan yang digunakan, yaitu menggunakan sambungan las dan sambungan baut. Kerangka penyelesaiannya menjelaskan gambar teknik yang digunakan, persiapan bahan, prosedur kerja, teknik pengelasan dan perakitan/assembling

    MODULUS ELASTISITAS BERBAGAI JENIS MATERIAL

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah menentukan modulus young (modulus elastisitas) dari berbagai jenis kawat logam, yaitu kawat tembaga, kawat baja dan kawat besi. Modulus young menilai keelastisan dari sebuah material perbandingan antara tegangan tarik (stress) dan regangan (strain). Modulus elastis dari Kawat baja sebesar 200,45 x 109, pada grafik hubungan tegangan terhadap regangan menunjukkan bahwa batas elastis ada pada beban ≤ 2,5 kg, batas plastis ada pada beban 3 kg - 5,5 kg, selanjutnya beban ≥ 6 kg kawat akan putus. Kawat tembaga nilai modulus elastisnya sebesar 117,83 x 109, pada grafik menunjukkan batas elastis ada pada beban ≤ 1,0 kg, batas plastis ada pada beban 1,5 kg – 3,0 kg, selanjutnya beban ≥ 3,5 kg akan putus. Kawat besi nilai modulus elastisnya sebesar 178,29 x 109, dari grafik menunjukkan bahwa batas elastis ada pada beban ≤ 2,0 kg. Batas plastis ada pada beban 2,5 – 3,5 kg, pada beban ≥ 4 kg akan putus. Penggunaan material uji menggunakan material dengan kondisi yang baik dalam menghindari terjadinya perlakuan negatif sebelum material tersebut diuji laboratorium. Dalam mendapatkan hasil maksimal, sebaiknya menggunakan alat uji tarik material mikro, agar setiap perubahan yang terjadi pada material dapat terdeteksi dan menghasilkan data yang lebih akura

    Rancang Bangun Wall Climbing

    Full text link
    Penelitian ini membahas tentang rancang bangun wall climbing, sebagai salah satu kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh pemuda masa kini dalam rangka pembinaan pada generasi muda dalam hal pengembangan sikap, kedisiplinan, maupun melahirkan prestasi dalam olah raga panjat tebing. Wall climbing akan dibangun dengan ketinggian 14,5 meter. Dalam perancangan konstruksinya memperhatikan syarat-syarat keseimbangan pada perhitungan konstruksi rangka batang. Diperhatikan juga mengenai teknik dan perhitungan sambungan yang digunakan, yaitu menggunakan sambungan las dan sambungan baut. Kerangka penyelesaiannya menjelaskan gambar teknik yang digunakan, persiapan bahan, prosedur kerja, teknik pengelasan dan perakitan/assembling

    Serat Pelepah Sagu Sebagai Alternatif Pengganti Serat Sintesis Fiberglass

    No full text
    Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh ukuran besar diameter serat pelepah sagu terhadap sifat mekanik kekuatan tarik, menganalisis sifat mekanik tarik material komposit yang diperkuat serat pelepah sagu.Berdasarkan hasil penelitian; (1). Larutan NAoH berpengaruh terhadap kuat Tarik specimen, hal ini ditunjukkan pada 2,5% (NAoH terhadap H2O). Nilai kekuatan tariknya 49,486 N/mm2. (2). Serat pelepah sagu kuat tariknya jauh dibawah serat gelas. (48,435 N/mm2< 323 N/mm2). Hal ini disebabkan rongga yang terdapat di serat sintesis lebih rapat dibanding serat alami. (3). Berdasarkan variabel yang diteliti, kekuatan tarik (Ftu) dengan nilai tertinggi terjadi pada komposit (volume 85% matriks : 15% serat) yaitu sebesar 3,12 beban 11824 N. (4). Kekuatan tarik mengalami kenaikan terhadap peningkatan komposisi volume serat. (5). Spesimen uji yang mengalami regangan dan patah pada titik load yaitu pada komposisi volume 85% matriks : 15% serat sebesar 3,12 MPa dengan regangan sebesar 8% dan modulus young yang terjadi sebesar 38,615  MPa.The purpose of this study was to analyze the effect of the size of the sago frond fiber diameter on the mechanical properties of the tensile strength, to analyze the tensile mechanical properties of the composite material reinforced by sago frond fibers. Based on research results; (1) NaOH solution affects the tensile strength of the specimen. This is shown at 2.5% (NaOH to H2O), the tensile strength value is 49.486 N/mm2. (2) Sago frond fiber has a tensile strength far below the glass fiber (48,435 N/mm2 <323 N/mm2). This is because the cavities in synthetic fibers are denser than natural fibers. (3) Based on the variables studied, the tensile strength (Ftu) with the highest value occurs in the composite (85% matrix volume: 15% fiber), which is 3.12 load 11824 N. (4) Tensile strength increases with the increase in fiber volume composition. (5) The test specimens that experienced a strain and fracture at the load point, namely the composition of volume 85% matrix: 15% fiber was 3.12 MPa with a strain of 8% and the modulus young that occurred was 38.615 MPa

    KETAHANAN MATERIAL BAJA SELIMUT FIBERGLASS PADA KONSTRUKSI BANGUNAN PANTAI

    No full text
    Besi yang mengalami korosi membentuk karat Fe2O3 x H2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektron kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat sebagai berikut; Anode: Fe(s) → Fe2+(aq) ) 2e dan Katode: O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l). Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya. Fiberglass disamping sifatnya yang ringan, kuat dan memadat setelah diproses kimiawi dengan bahan dasar resin dan katalis, sifatnya yang mengikat dapat mengikat bahan lain dengan kuat. Pada pengujian regangan terjadi perubahan yang signifikan hal ini dipengaruhi, adanya material baru yang masuk kedalam bahan uji sehingga regangan material tersebut regangannya berubah dari waktu kewaktu. Pada pengujian Modulus Elastis terjadi perubahan yang signifikan (bertambah besar niali rata – ratanya) berarti bahan uji semakin sulit untuk direntangkan dalam artian membutuhkan gaya yang lebih besar. Hal ini di pengaruhi karena fiberglass mengikat material dengan kuat sehingga material bertambah sulit untuk direntangkan. Dari hasil uji diatas dapat dilihat dalam perendaman selama satu bulan uji tarik uji tarik meningkat dan masuk pada bulan kedua dan ketiga pengujian kuat tarik menurun, diakibatkan terjadinya korosi pada material

    Analisis Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Sekunder Di Kota Palopo

    No full text
    Tujuan khusus penelitian ini untuk menganalisis banyaknya debit air dan efesiensi kebutuhan air pada jaringan irigasi sekunder di Kelurahan Mawa Kecamatan Sendana Kota Palopo. Urgensi penelitian ini, untuk mengetahui efisiensi irigasi dalam melakukan pengukuran dan pengaturan yang tepat sasaran, volume irigasi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman. Metode yang digunakan dalam pengukuran debit adalah metode pelampung (apung) dengan Cara mengambil beberapa titik koordinat geografis irigasi untuk pengambilan data, sehingga memberikan data yang akurat dalam pengembangan irigasi di Kelurahan Mawa Kecamatan Sendana kedepan.Hasil penelitian; (1). Jumlah air yang masuk di saluran sekunder hulu sebesar 0.3580 m3/det., dan tiba di titik akhir penelitian sangat kurang yaitu sebesar 0.0985m3/det, dan jika dihitung secara keseluruhan dapat diketahui total jumlah debit airyang masuk pada jaringan irigasi sekunder Mawa yaitu 2,29170436 m3/det. atau setara dengan 2.291.704,36 liter/ha. (2). Efesiensi penggunaan air irigasi jaringan sekunder Mawa sebesar 36%, dan kehilangan air disepanjang saluransebesar 64 %, hal ini menandakan bahwa saluran sekunder Mawa masih belum mencapai standar efesiensi yang diharuskan oleh direktorat jendral pengairan, departemen pekerjaan umum yang dipersyaratkan dalam standar perencanaan irigasi KP-01.The specific purpose of this research is to analyze the amount of water discharge and the efficiency of water needs in secondary irrigation networks in Mawa Village, Sendana District, Palopo City. The urgency of this research is to determine the efficiency of irrigation in measuring and setting the right target of irrigation volume to meet the needs of plant growth. The method used in measuring discharge is the buoy method by taking several geographic coordinates of irrigation as data collection, so as to provide accurate data in the development of irrigation in Mawa Village, Sendana District in the future. The results: (1) The amount of water that enters the upstream secondary channel is 0.3580 m3/s and arrives at the endpoint of the study with a very low amount of water, namely 0.0985 m3/s, and if it is calculated as a whole it can be seen the total amount of water discharge. which is included in the Mawa secondary irrigation network, namely 2.29170436 m3/s or equivalent to 2,291,704.36 liters/ha. (2) The efficiency of the use of Mawa's secondary network irrigation water is 36%, and the water loss along the canal is 64%, this indicates that the Mawa secondary channel still has not reached the efficiency standard required by the Directorate General of Irrigation, under the Ministry of Public Works which is required in irrigation planning standards KP-0

    PLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN BERBASIS ANDROID KELAS VIII SMP NEGRI 4 WOTU

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran berbasis android untuk pelajaran Fotosintesis Pada Tumbuhan Berbasis Android Kelas Viii Smp Negri 4 Wotu. Dari hasil penelitian ini maka metode penelitian yang dipilih yaitu metode Waterfall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Pembelajaran Sistem Fotosintesis Pada Tumbuhan Berbasis Android Kelas Viii Smp Negri 4 Wotu. Perancangan aplikasi ini dikhususnya untuk guru dan Siswa sebagai penggunanya. Aplikasi dirancang untuk sistem yang berjalan yang akan dibangun dalam bentuk Use Case

    SISTEM INFORMASI PELELANGAN DI PEGADAIAN CABANG MALILI BERBASIS ANDROID

    No full text
    Informasi sangat diperlukan setiap waktu, dimana dengan perkembangan teknologi informasi dalam mengembangkan sistem komputerisasi untuk menghasilkan keputusan yang tepat dalam mencapai tujuan, PT Pegadaian (Persero) cabang malili merupakan Perusahaan yang bergerak dibidang jasa gadai. Adapun masalah yang akan dibahas tentang membangun sistem informasi lelang barang gadai yang memanajemen lelang secara lebih efektif dan efisien. Sistem yang akan dibangun juga menggunakan bahasa pemrograman PHP, MySql dan Android Studio Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu menggunakan metode Prototype. Perancangan sistem menggunakan pemodelan Data Flow Diagram (DFD), Entity Rational Diagram (ERD). Implementasi atau hasil dari sistem informasi Pelelangan barang gadai dapat memanajemen lelang online dengan efisien
    corecore