3 research outputs found

    Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat. bertujuan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kopi dan faktor - faktor pembatas tingkat kesesuaian lahan daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survei yang berupa pengamatan, pengukuran dan pencatatan dan analisis laboratorium. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode pengambilan semple berdasarkan satuan lahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi : temperatur udara rata-rata tahunan, jumlah bulan kering, curah hujan ratarata tahunan, kelas drainase tanah, tekstur tanah, kedalaman perakaran, kapasitas pertikaran ion (KPK), pH tanah, N total, P2O5 tersedia, K2O tersedia, salinitas tanah, kemiringan lereng, keadaan batu dipermukaan dan singkapan batuan. Data sekunder adalah : peta geologi, peta bentuk lahan, peta tanah, peta lereng, peta penggunaan lahan, peta satuan lahan dan peta topografi. Metode klasifikasi menggunakan cara matching yaitu membandingkan data standar klasifikasi kesesuaian lahan menurut Bunting, (1981) dan CSR/FAO, (1983) Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Kecamatan Teluk Batang terdiri atas satu satuan bentuk lahan yang dapat dibagi menjadi dua belas satuan lahan, dan terdiri atas dua tingkat kesesuaian lahan yaitu kelas hampir sesuai (S3) dan kelas tidak sesuai (Nt). Daerah penelitian termasuk hampir sesuai (S3) terdapat pada satuan lahan F1AlP. Kelas hampir sesuai ini terdapat di Kelurahan Alur Dandung, Banyuabang, Masbangun, Podorukun, Sungai Paduan, dan Teluk Batang. Faktor pembatas yang dominan pada kelas hampir sesuai (S3) meliputi : ketersediaan unsur hara tanah (pH) dan N total. Kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (Nt) terdapat pada satuan lahan F1AlK, F1OrT, F1OrSw, F1OrK, F1OrH, F1OrP, F1OrSm, F1AlSw, F1AlSm, F1AlH, F1AlT dengan luas 69.527,1 ha atau 92,58%. Kelas kesesuai lahan tidak sesuai terdapat di Kelurahan Alur Dandung, Banyuabang, Durian Sebatang, Masbangun, Podorukun, Seponti Jaya, Suisepeti,Sungai Paduan, Telaga Arum, Teluk Batang, Wonorejo. Faktor pembatas yang dominan pada kelas ini adanya pH tanah yang cenderung asam. Hasil akhir dari penelitian ini disajikan dalam peta kesesuaian lahan skala 1:100.00

    The influence of friction stir welding tool shape on quality of AZ31 Magnesium welding product

    Get PDF
    Magnesium is one type of material that can be used as a base metal in welding. Magnesium has superior properties, including low density, good ductility, medium strength and excellent corrosion resistance. Because of its properties, the metal is widely used, ranging from household goods to aircraft components. These base metals are categorised as mild when viewed from the specific gravity of magnesium (1.74 g/cm3 and 1.83 g/cm3). Welding is the process of merging two or more base metals which are merged at the contact surface with or without additives or fillers. Welding is divided into two main categories, Liquid and Solid-State Welding. Friction Stir Welding (FSW) is an example of Solid-State Welding (Non-Fusion Welding). FSW is a friction welding process that twists the tool by utilising heat energy and pressing without additives or fillers until the base metal is in a phase change.  The welding process in this study used the cone and spiral shape with a tool rotation at 2000 rpm and a welding speed of 16 mm/min. The tests carried out are tensile and hardness testing. This study found that the tool shape, tool rotation, and welding speed significantly affect the mechanical properties of the welded AZ31 magnesium. The spiral shape will make the welding area wider. Although the cone shape will have a small area, the weld will look perfect with good tensile strength, while the hardness values for the two tool shapes are almost the same, but the cone shape is better

    Sosialisasi Pengenalan Lagu Daerah Menggunakan Aplikasi Berbasis Android

    Get PDF
    Lagu daerah merupakan lagu yang ide penciptaannya berdasarkan budaya dan adat istiadat suatu daerah tertentu. Kemampuan apresiasi siswa terhadap keberagaman budaya dikembangkan melalui pembelajaran lagu daerah, pengabdian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran lagu daerah dapat menanamkan apresiasi siswa-siswi bimbingan dan mendeskripsikan Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah untuk memberikan ilmu dalam perkembangan atau penerapan kepada masyarakat. Metode yang kita lakukan yaitu kita mendatangi Bimbingan MM Learning adalah Tempat belajar yang berada di Jl.Ketos Masjid RT.001/RW 005 Kel.Sindangsari Kec.Pasar Kemis Tangerang-Banten , Bimbingan MM Learning memiliki Kegiatan Belajar Mengajar untuk anak usia dini.Banyaknya kegiatan di Bimbingan MM Learning Membuat Anak usia dini bisa mengerti materi yang di ajarkan oleh pengajar dibimbingan itu sehingga mampu memperluas wawasan anak-anak. Materi yang diajarkan dibimbingan tersebut seperti Bahasa Inggris,Matematika Dll.Tetapi didalam bimbingan MM Learning tidak mengajarkan Yang memicu suatu daerah sehingga Kami mencoba memberikan sedikit wawasan tentang Lagu-Lagu Daerah Untuk memberikan informasi lebih kepada anak-anak yang ada dibimbingan tersebut. Atas dasar tersebut dikembangkan Aplikasi lagu-lagu daerah secara offline supaya anak-anak biasa mengunakanya Dirumah tanpa harus menghabiskan uang jajan mereka seperti halnya dengan game online. Dengan adanya Aplikasi Lagu-lagu daerah secara offline ini anak-anak bisa belajar mengetahui judul lagu dan asal lagu daerah tersebut tanpa harus buka internet. Kunci: Bimbingan, Pengenalan , Lagu-lagu daera
    corecore